2 : Vanilla Latte

71 6 0
                                    

"Maaf bang, tadi Cath udah ngetok pintu tapi ga ada jawaban dari abang," lirih Catha

Fado menghela nafas kasar dan mengacak rambutnya. "Udah sana! Bentar lagi gue ke bawah," bentak Fado

Catha mengangguk dan keluar dari kamar Fado. Ia berjalan dengan lemas.

"Bang Fado udah beda," gumam Catha sedih

***

Catha turun dari kamarnya dengan pakaian kasual miliknya, kaus putih dipadu padankan dengan jeans dan crop hoodie warna coklat.

Catha melihat ada Mama dan abangnya di ruang keluarga. Ia langsung menghampiri mereka yang sedang duduk di sofa dengan sumringah.

"Ha-"

"Mau kemana lo?" sinis Fado memotong ucapan Catha.

Seketika Catha langsung merengut sedangkan Tara,tersenyum dengan senyum yang sulit diartikan.

"Biarin Cath keluar Do," ucap Tara pada Fado

Fado memutar bola matanya malas dan langsung mengambil remot tv dan sibuk mengganti-ganti channel tv. Catha menatap abangnya sedih, cepat sekali abangnya berubah menjadi seperti ini.

"Catha pergi ya Ma," ucap Catha lembut

Catha kemudian berjalan ke arah pintu. "Catha pergi ya Bang," ucap Catha. Catha menunggu Fado membalas ucapannya namun tak ada jawaban dari Fado, ia kemudian memutuskan untuk pergi.

"Fado, kamu jangan kaya gitu ke adikmu," ucap Tara menginterupsi ketika Catha sudah tidak berada di rumah.

Fado membuang nafasnya kasar dan langsung berdiri dari sofa. "Mau kemana kamu Do?" tanya Tara.

"Kerjaan Fado numpuk Ma," ucap Fado kemudian pergi meninggalkan Mamanya.

***

Catha sedang duduk menunggu bus di halte. Halte ini sepi, hanya ada dirinya disitu. Tak lama bus berhenti di depan halte, beberapa penumpang turun dari bus dan Catha pun masuk.

Tak butuh waktu lama untuk Catha sampai pada tempat tujuannya. Setelah memberi uang ia segera turun dari bus itu.

Catha langsung berjalan masuk ke dalam Coffee Shop tersebut. Terdapat papan besar bertuliskan 'Cariebou Coffee' yang terpampang nyata di atas pintu masuk.

Catha tersenyum ramah pada seorang satpam penjaga saat ingin masuk ke dalam. "Pagi Non Catha," sapa satpam itu.

"Bene ada pak?" tanya Catha.

"Ada Non, masuk aja," jawab Satpam itu ramah.

Catha membalas dengan senyuman lalu masuk ke dalam. Ia berjalan melewati beberapa meja yang diisi pelanggan. Padahal masih pagi tapi ada juga yang minum kafein.

Catha melihat di pojok sisi kiri Coffee Shop ini, orang yang ia cari dari tadi ternyata sedang berkelut dengan laptop di depannya. Sebelum ia menghampiri orang itu, Catha pergi ke meja barista untuk memesan kopi.

"Pagi mbak Catha, seperti biasa kan?" sapa sekaligus tanya barista itu.

Catha tersenyum. "Yap, Vanilla Latte satu," ucap Catha tersenyum.

Sekitar lima menitan secangkir Vanilla Latte sudah ada di tangan Catha. Ia kemudian berjalan menghampiri Bene dengan membawa secangkir Vanilla Latte.

"Hai," sapa Catha.

"Eh hai,baru dateng?" ucap Bene beralih dari kesibukannya tadi.

"Dari subuh tadi datengnya," cengir Catha.

Bene menggelengkan kepalanya melihat kekonyolan gadis di depannya kini. "Terserah lo deh," kekeh Bene.

"Lo ga minum kopi," tawar Catha sambil meminum Vanilla Latte yang sudah ia pesan tadi.

"Gue udah bosen rasa kopi," kekeh Bene dan langsung disambut oleh tawa milik Catha. "Iyadah bos kopi," ledek Catha. Mereka tertawa bersama menanggapi ledekan dari Catha.

Benedicto Celino atau biasa dipanggil Bene adalah seorang pengusaha muda usia 21 tahun dan sudah memiliki Coffee Shop sendiri. Kesibukannya tak hanya mengurus Coffee Shop miliknya, sesekali ia bernyanyi di Kafe-Kafe lain. Bene juga seorang musisi lokal, ia sangat piawai memainkan gitar. Dan juga suara yang merdu hingga mampu membuat cewe-cewe yang melihat akan langsung jatuh hati.





Hiii! Have fun !

Pencet bintang disini
👇

Erroneous (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang