Ida menutup wadah nasi yang sering ia bawa ke sekolah. Hari itu hari Kamis, hari yang lumayan panjang. Ini masih pagi, Ida telah siap dengan tas dan buku pelajaran. Ida selalu bersemangat tiap harinya. Belum lagi, tingkah laku ibu kost yang sangat baik kepadanya. Ida telah menganggapnya sama seperti ibu kandung dan kerap memanggilnya sebagai Bu Ayu (ibu yang cantik).
"Ibu punya roti, Ida mau?"
Ida tersenyum.
"Sudah bawa bekal ibu."
Bu Ayu tersenyum.
"Bawa saja. Hitung-hitung sudah mau membantu ibu kepasar tadi pagi."
Ida pun memasukkan roti itu kedalam tasnya.
"Terima kasih ibu, Ida berangkat dulu."
Ida menyusuri gang, berbelok kekanan, untuk segera menuju ke jalan utama. Pada masa itu, belum banyak kendaraan yang lewat. Udara masih bebas polusi. Kendaraan yang paling sering ditemui adalah sepeda ontel, lengkap dengan bel berbentuk bulat berwarna metalik. Hampir setiap rumah memiliki sepeda ontel, dan hanya sebagian yang memiliki kendaraan berupa motor bahkan mobil. Motor yang ada pun masih sederhana, motor bermerek jet cool atau biasa disebut dengan ceketer dalam Bahasa Bali. Ada pula motor tipe vespa yang termasuk lumayan mewah waktu itu. Untuk mobil pun, palingan tipe mobil kodok atau kijang. Ada juga tipe sedan tahun 1980-an yang sudah sangat mewah di masanya.
Banyak ibu-ibu yang hilir mudik, ada yang baru datang dari pasar, ada juga yang hendak bekerja, bahkan ada juga yang sekadar olahraga pagi. Beberapa angkot terlihat mengangkut penumpang yang rata-rata adalah murid sekolahan dan ibu-ibu. Pohon perundang di pinggir jalan masih sangat mudah untuk ditemui. Juga bunga-bunga yang cantik. Burung-burung berterbangan kesana kemari kegirangan. Sungguh, masa SMK yang Indah.
***
"Bagaimana kalau saya panggil om dan tentemu. Kita bicarakan baik-baik? Karena kamu sering terlambat gara-gara tante dan sepupumu itu. Bapak tak sampai hati membiarkan siswa-siswi bapak tertindas begitu saja."
Nia sesekali menatap ke tembok putih yang berada di hadapannya. Rasanya ruangan itu semakin dingin saja. Tapi, Nia tetap pada pendiriannya, mengelak berulang kali. Bingung antara harus berterima kasih atau menolak mentah-mentah. Masalah itu hanyalah masalah yang tak pernah ada ujungnya.
***
Mengwi, Pertengahan Juli 1996
Tak ada yang bisa memilih, dimana seseorang harus hidup dan dilahirkan. Itu kuasa Tuhan, Karma dan Takdir. Meski begitu, seseorang bisa memilih harus bagaimana cara untuk hidup dan menata kehidupannya. Perempuan yang tak pernah henti mendampingiku sebagai seorang sahabat, bahkan bernasib jauh lebih buruk dariku. Ia bahkan harus memainkan drama, seolah tanpa terjadi apa-apa.
***
"Aku harus kembali ke Pasuruan, Ida." ucap seorang perempuan dengan rambut diikat satu lengkap dengan dua tas besar yang dibawanya.
"Bukannya kamu mau mengambil apa yang menjadi milikmu, dan meraih cita-citamu?"
Perempuan itu tersenyum eseolah, takkan ada jawaban yang tepat untuk dilontarkan.
"Jaga dirimu baik-baik, Ida. Nanti, kalau aku sudah bekerja, dan sudah punya bekal yang cukup, aku pasti akan ke Bali menemuimu, sahabat terbaikku. Terima kasih sekali lagi Ida, jika tanpamu. Apalah artinya diriku, terima kasih untuk segala hal yang telah engkau berikan." ucapnya berusaha mengusir keheningan yang tercipta.
"Kamu yakin akan menyerah sekarang? Apa jadinya jika Ibu dan Om-mu tahu tentang hal ini?" tanya Ida dengan mata yang berkaca-kaca.
"Masalah konsekuensinya, akan kupikirkan nanti. Yang jelas, aku harus segera pergi ke Pelabuhan sebelum malam tiba." jelas Nia dengan mulut yang baru saja ia tutup.
"Hati-hati, Nia."
Semua berubah menjadi berwarna putih, semakin putih dengan kepergian Nia. Saking putihnya, Ida seakan tak mampu melihat apapun. Dan, ternyata itu hanya sekadar mimpi, tidak ada yang baik-baik saja setelah mengalami mimpi buruk. Tapi, Ida sekarang mulai sadar, akan ada dimana ia harus berjuang sendiri tanpa sahabat sekaligus teman seperjuangannya.
❄️❄️🐧❄️❄️
Gimana nih kisahnya?
.
.
Jangan lupa vote and comment yaa.
Ditunggu lho.
.
.
Btw, aku buka sesi Q n A langsung aja dm ke ig : putunoviea . Dan dengan senang hati, aku bakal jawab pertanyaan kalian satu persatu. Untuk yang mau komentar atau mau kasih masukkan, tapi malu buat komentar langsung, bisa lewat dm juga kok :).
.
.
Satu lagi nih, kalian bisa singgah ke cerita ku yang lain misalnya nih : The Scarce Man atau D'ErSa, dan masih banyak lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dermographism
Romance"Kamu adalah manusia biasa yang bisa didefinisikan, namun tidak pernah bisa terdefinisi olehku." Dimulai dengan kisah seorang Nia Elfinia yang mengidap Dermographism. Namun, tak hanya berhenti sampai disitu saja. Nia harus memenuhi wasiat mendiang...