Gue mengecup puncak kepala Prilly, dia tidur sangat pulas, melihat wajah Prilly dengan detail, dia sangat cantik, wajah Prilly selalu membuat orang yang ngeliat dia tuh betah, kayak gue.
Gue suka banget ngeliat dia, dibalik sikap nya yang manja, cerewet, bawel, dia juga ternyata ceria dan care sama orang lain.
"Prilly, lo gadis yang gue cintai sejak dulu, bahkan waktu kita masih kecil" ucap gue pelan sambil mengusapusap dahi nya, "lo berarti banget buat gue, gue beruntung bisa ketemu sama lo dan bisa deket sama lo lagi, gue sayang sama lo" tambah gue.
Waktu menunjukan pukul 23.00, gue belum tidur untuk berjagajaga jika sewaktuwaktu Prilly bangun, dan ternyata bener dugaan gue, Prilly bangun dia terlihat sudah agak mendingan.
"Hai, kok udah bangun? Udah mendingan?" Kata gue menoleh ke Prilly sambil tersenyum, "eee, udah kok, kok lo belum tidur sih?" Tanya Prilly yang masih membenarkan posisinya menjadi duduk.
"Gue jagain lo mungil, kalo sewaktuwaktu lo butuh apaapakan ada gue" jawab gue tersenyum dan mencubit pipinya pelan, "makasih ya Ali buncit, maaf udah ngerepotin lo" kata Prilly tersenyum.
"Gapapa mungil, gak ngerepotin kok, udah tanggung jawab gue, gak perlu bilang makasih" kata gue gemas memegang kedua pipinya.
"Lo makan ya? Lo belum makan malam kan tadi? Gue ambilin bentar, tadi pak Agus nganterin sop buat lo" kata gue, Prilly hanya mengangguk nurut.
Gue berjalan ke dapur untuk mengambil makan Prilly, tadi pak Agus datang mengantarkan sop waktu Prilly tidur, gue memanasi sop itu bentar sambil mengambil obat dan minum untuk Prilly.
"Nih dimakan, dihabisin, habis itu minum obat deh, biar si mungil ini cepet sembuh yaaa" kata gue tersenyum lebar, Prilly pun juga hanya tersenyum.
Prilly pun sudah selesai makan dan meminum obatnya, gue kembali menyuruh dia untuk tidur dan berencana untuk mengajak dia pulang ke Jakarta besok.
"Besok kita pulang aja ya, disini cuacanya lagi gak bersahabat buat lo" kata gue yang dari tadi duduk disamping Prilly, "gak mau, gue masih pengen disini, kita kan baru 4 hari" ucap Prilly merengek manjaa.
Gue pun menghela nafas untuk mulai berbicara, tapi Prilly sudah mendahului, "terserah lo lah" kata Prilly, nada berbicaranya berbeda, gue rasa Prilly marah, "jangan marah dong mungil" bujuk gue sambil memegang tangan Prilly.
Prilly masih diam membisu, gue pun merasa bersalah karena gue udah bikin Prilly marah.
"Maafin gue ya mungil udah bikin lo kesel, gue gak mau aja lo sakit kayak gini" kata gue lalu memindah posisi jongkok didepan Prilly.
"Oke Prilly Latuconsina, oke Prilly Latuconsina, oke Prilly Latuconsina, kita gak pulang besok, asal janji sama gue lo besok harus udah sembuh" kata gue lalu mencubit hidung Prilly, Prilly pun melihat ke gue dan langsung tersenyum lebar.
"Gue udah sembuh wleee" jawab Prilly meledek, "oh jadi gitu? Mainnya sekarang meletmelet yahh" kata gue tersenyum jahil, "mau apa lo?" Tanya Prilly ketakutan, "maaaauuuu...... gelitikin lo" gue langsung menyerang Prilly, dia menghindar tapi gue terlalu kuat.
"Ampun lii ampun" kata Prilly sambil tertawa geli, "gak ada ampun buat lo" kata gue masih terus menggelitiki Prilly sambil tersenyum penuh kemenangan.
Prilly masih meminta ampun, dia jatuh ke sofa dan otomatis gue jatuh, dan gak sengaja gue menindih Prilly, kita terlibat saling pandang, pandangan yang menghanyutkan.
Gue mulai mendekatkan wajah gue ke wajah Prilly, hingga jarak antara wajah gue dengan wajah Prilly hanya terhalang oleh hidung kita masingmasing.
Gue mendekatkan bibir gue ke bibir Prilly, gue merasakan nafasnya, nafas gugup, gue tersenyum melihat Prilly gugup seperti ini.
Dan semakin dekat, hingga bibir gue menempel di bibir Prilly, bibir yang lembut, gue mengecupnya lalu melumat bibir Prilly, Prilly membalas ciuman gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIX YOU!
FanfictionPrilly Latuconsina si gadis cantik yang ceria bertemu dengan Aliando cowok ganteng yang sifatnya sama dengan Prilly. Mereka yang ternyata sudah kenal sejak kecil tetapi harus berpisah karena sesuatu. ingin tau lanjutannya? stay terus yaaa:) Dan sel...