Lelaki Misterius

16 1 0
                                    

    "Meira Nadia, You'll be mine and i'll be yours"
.
.
Happy Reading, gais.
.
.
 

Seorang Wanita Anggun dan Cantik membuka pintu sebuah kamar yang didominasi warna Putih dan Pink. Dua orang gadis bergelung diatas ranjang, saling memeluk satu sama lain tak memperdulikan deringan alarm yang entah sudah menit keberapa. Wanita yang adalah ibu dari kedua gadis itu hanya menggelengkan kepala, heran dengan tingkah kedua gadisnya. Ia berjalan menghampiri mereka. Tersenyum lembut kala melihat kasih sayang yang sangat terpancar dari kedua anakn gadisnya bahkan pada saat tertidur. Ia yakin, kelak mereka akan saling menyayangi dan melindungi. Ia menghela nafas, menyiapkan diri untuk membangunkan tidur kedua anak gadisnya yang seperti kerbau. Tersenyum miring dan mengeluarkan senjata andalanya,

Treng treng treng treng treng treng trenggg!!

Suara lonceng yang bunyinya duakali lipat lebih keras dari alarm.

Sontak kedua gadis tersebut langsung bangun. Menyadari sinyal bahaya, jika masih tak bangun ibunya bisa-bisa memotong uang jajan mereka.
Melisa segera berlari ke kamar mandi di kamarnya, sementara Meira ;
"Siap komandan, ini sudah bangun komandan" gumam Meira setengah sadar
Ibunya kembali membunyikan lonceng tepat disamping telinga Meira,
"Mamah hitung sampai tiga atau uang jajan kamu mama potong. Satu,
"Lima menit lagi maaa" Meira merengek dengan mata terpejam,
"Duaa"
"Mamaaa" Meira semakin merengek,
"Tiiig

Meira sontak berdiri dan berlari ke kamar mandi. Ia sesekali terjatuh dan dahinya membentur dinding. Meira melanjutkan jalanya ke kamar mandi sambil mengusap-usap dahinya.
Ibunya terkekeh dengan tingkah kedua anak-nya,
"Dasar anak-anak sableng. Untung sayang".

Ia beranjak dari kamar masih sambil tertawa kecil. Bahagia rasanya karena Tuhan telah memberi mereka di hidupnya. Ia tersenyum manis kala mengingat suaminya,
"Mas, anak-anakmu tumbuh menjadi anak menggemaskan"

...

Hari ini adalah hari pertamanya bersekolah. Gadis dengan rambut diikat kucir kuda itu kini telah menginjak usia 16 tahun, ia juga kini merupakan seorang siswi SMA. Ia bersekolah di sekolah yang sama dengan kakaknya,
SMA Pelita Bangsa. Salah satu sekolah swasta elit di bandung. Ya, mereka berada disana berkat kecerdasan keduanya. Kakaknya dikenal sebagai sosok yang baik, ramah, anggun, cantik dan pintar. Namanya semakin dikenal saat ia menjadi kekasih salah satu most wanted SMA PB, Reza Diraka Candra. Reza merupakan anak pemilik sekolah dan seorang ketua osis. Ia baik, ramah, manis namun sedikit egois dan ambisius. Reza pandai bermain basket, banyak yang menyukainya namun ia hanya menyukai Melisa.

Meira dan Melisa saling berpegangan tangan. Ia gugup dan itu terlihat dari genggamanya pada Melisa yang kian mengerat. Melisa tersenyum melihat kegugupan adiknya. Ia menggelengkan kepala,
"Santai aja kali dek, kita mau sekolah bukan mau nyebrang. Erat banget pegang tangan kakaknya" Melisa terkekeh.
Meira cemberut mengetahui ia ditertawan kakaknya,
"Kakakku yang cantik, ini hari pertama Mei di sekolahhh. Mei takut temen-temen Mei pada jahat."
Melisa menghela nafas dan tersenyum lebar, ia menarik lembut bahu adiknya agar menghadap ke arahnya,
"Percaya sama kakak, gak akan ada yang tega nyakitin adik kakak yang gemesin ini. Lagian kan dulu udah sempet perkenalan sama temen-temen seangkatan kamu pas pembagian kelas?" Melisa mencubit gemas kedua pipi chubby Meira yang seperti ibunya. Sedangkan bentuk wajah Melisa tajam dan tirus seperti ayahnya.
Meira merengek sambil menghentakan kaki,
"Iihh kakakk. Pipi Mei jadi merah tuhh liatt"
Melisa semakin tertawa,
"Tapi tetep imut kok" ia mengusap pipi Meira dan merapihkan rambut adik kecilnya tersayang.

Sementara itu, beberapa orang memperhatikan interaksi manis kedua adik kakak itu. Pun merasa takjub, dengan paras keduanya.

Tentang MeiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang