Bab 02. Wawancara Kerja

1.5K 173 11
                                    

Sehun terbangun karena bunyi alarm yang mengganggu dan membuatnya segera pergi ke kamar mandi untuk mandi.

Sehun kemudian mencuci tubuhnya seperti biasa dan keluar dari kamar mandi.

Memakai baju putih polos dengan dipadu celana hitam, Sehun terlihat mempesona meskipun mengenakan pakaian sederhana.

Setelah merasa bahwa penampilannya terlihat baik, Sehun mengambil tas dan siap memulai aktivitasnya yaitu mencari pekerjaan. Bisa dikatakan Sehun adalah seorang pengangguran sejak lulus mengenyam pendidikan tinggi dalam bidang bisnis. Jika mengesampingkan pekerjaan Part timenya sebagai pelayan restauran ketika malam hari saja.

Itu semua terjadi karena orang tua Sehun yang menginginkan Sehun mempelajari bisnis, sedangkan Sehun sendiri ingin belajar Seni.

Terkadang menjalani seseatu dengan setengah hati tidak akan mengarah akan hasil yang baik, dan Sehun mengalaminya. Bukan hanya dia tidak bisa mengejar ketertinggalan dengan teman-temannya dulu dalam hal nilai, setelah lulus pun Sehun harus mengalami kekalahan pada hal sama karena dianggap tidak memasuki kriteria.

Sejak saat itu, Sehun lebih tidak menjadi pemilih dalam mencari pekerjaan dan tidak memandang untuk mengikuti arus rekan-rekan lain seangkatannya untuk tetap teguh bergelut dalam pekerjaan dengan bidang ilmu yang dikuasi.

Sehun kemudian keluar dari apartement kecilnya, setelah sebelumnya membawa beberapa makanan yang tersisa di dalam kulkas pemberian dari restoran di ujung jalan tempat Sehun bekerja part time ketika malam.

Sebenarnya bekerja part time sudah agak mencukupi kehidupan Sehun yang terbilang sederhana, namun orang tua sehun terus mendesaknya untuk mendapatkan pekerjaan lebih baik daripada menjadi seorang pelayan part time.

Ketika Sehun tengah berjalan matanya terus tertuju melihat Lim dongbin duduk di sudut jalan dan seperti biasa Sehun akan datang untuk menghampiri.

"Selamat pagi, bagaimana kabarmu hari ini?" Sehun bertanya dengan senyuman.

"Selamat pagi, aku baik-baik saja. Bagaimana kabarmu?" Lim dongbin membalas

"Aku baik-baik saja ini untukmu, aku akan menemuimu saat makan siang ok? Sampai jumpa," kata Sehun.

"Sampai jumpa dan terima kasih untuk sarapannya,"

Setelah mengucapkan salam perpisahan Sehun mulai berjalan kembali.

Sehun bertemu Lim dongbin ketika pertama kali datang ke apartemet murah itu. Lim dongbin sendiri adalah pria tua paruh baya yang sudah tidak memiliki saudara.

Apartement tempat Lim dongbin adalah peninggalan anak pertamanya yang telah meninggal dunia karena mengalami kecelakaan kerja di sebuah pembangunan kontruksi sebuah gedung, sedangkan isterinya telah lama meninggal ketika anak mereka baru menginjak usia 12 tahun.

Setiap hari Sehun biasa melihatnya dalam perjalanan ketika akan mencari pekerjaan, Lim dongbin selalu duduk di ujung jalan tidak jauh dari apartement.

Memang di ujung jalan apartement terdapat taman kecil yang biasanya dijadikan tempat bermain anak-anak, sedangkan Lim dongbin datang kesana karena ingin selalu mengenang sang putera tercinta ketika hidup.

Hati Sehun sakit mengetahui tentang Lim dongbin karena sosoknya mengingatkannya kepada ayahnya sendiri, jadi Sehun berusaha membantunya sebisa mungkin meski kehidupan Sehun sendiri sulit.

Sehun rutin memberinya makanan setiap hari, karena Lim dongbin hanya bekerja menjadi tukang kebun panggilan tanpa penghasilan tetap. Bahkan terkadang pria tua seperti Lim dongbin yang harusnya menikmati masa tuanya di bayar dengan makanan seadanya.

Meaningful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang