Bab 03. Pertemuan

1.4K 169 25
                                    

Ketika Kai berbalik hal pertama yang di lihat adalah sebuah ekspresi lucu yang di berikan oleh pria yang sejak kemarin memenuhi hati dan fikiran Kai.

Benar, pria yang Kai lihat kemarin ketika mengunjungi apartement Lee Siyeon kini tengah berdiri di hadapan Kai mengenakan baju putih dan terlihat sangat polos.

Seperti sebuah halusinasi, Jika itu memang benar halusinasi Kai hanya mampu berharap bahwa tidak akan ada seorang pun yang datang untuk membuyarkannya.

Tapi melihat pakaian putih itu, fikiran Kai seolah terbang menerawang untuk mengingat hari kemarin. Bagaimana baju putih itu melekat pada tubuh pria di hadapan Kai ketika menari dan lekukan tubuh pria itu tercetak begitu jelas.

Fikiran nakal itu hanya membuat tenggorokan Kai terasa kering seperti Vampire yang haus darah, sayang Kai tidak bisa memuaskan dahaganya selain melampiaskan dengan cara menjilati bibirnya karena frustasi.

"Apakah kau baik-baik saja, Tuan?" Sehun bertanya menyadarkan Kai dari lamunan.

Dengan cepat Kai menenangkan diri dan menjawab. "Ya, aku baik-baik saja. Silakan duduk dan Siapa namamu?"

Ini pertama kalinya Kai merasa gugup, itu terjadi hanya karena menyadari bahwa sosok dihadapannya adalah nyata bukan halusinasi dalam fikirannya.

"Oh Sehun," kata Sehun.

Dari dekat Kai bisa melihat wajah Sehun secara jelas. Sehun memiliki wajah manis dengan kulit putih tanpa cacat. Meski wajah Sehun terkesan seperti pria dingin namun sikap Sehun justru tampak seperti anak kecil yang menggemaskan.

Mata Sehun berwarna hitam dengan tulang pipi yang tinggi dan terakhir bibir tipis berwarna merah alami seperti bunga mawar melengkapi keindahan Sehun.

" Senang bertemu denganmu Sehun"kata Kai dengan senyuman kecil dan mengulurkan tangan untuk berjabat

"Aku juga, Tuan," Sehun menyambut uluran tangan Kai dengan senyuman.

Ketika tangan Sehun menyentuh Kai, tiba-tiba Kai merasakan sengatan listrik statis kecil menjalar di tangannya. Suatu hal yang tidak pernah Kai alami selama ini.

Sengatan itu membuat hati Kai bahagia, dan entah untuk alasan apa perut Kai terasa melilit seolah kupu-kupu berterbangan di dalam perutnya.

"Jadi, ceritakan tentang dirimu, Oh Sehun," Kai bertanya pada Sehun.

Meskipun mudah bagi Kai untuk mendapatkan data Sehun, tetapi Kai begitu ingin mendengarkan Sehun berbicara lagi. Bagaimana bibir tipis merah Sehun bergerak ketika berbicara atau ketika lidah merah Sehun mengintip keluar saat Sehun menjilat bibir bawahnya.

"Seperti yang kau tahu namaku Oh Sehun dan aku menyelesaikan pendidikanku di bidang bisnis. Tapi aku sama sekali belum memiliki pengalaman kerja selain menjadi seorang pelayan restoran, aku adalah orang yang bekerja keras dan bisa berada dalam tekanan"

Kalimat Sehun tentang menjadi seorang pelayan restoran membangkitkan kemarahan dalam diri Kai, Sehun begitu terlihat indah dan sangat tidak pantas melakukan itu.

Jika bisa, Kai ingin membawa Sehun dan mengurung Sehun agar Kai dapat memanjakannya. Kai merasa tidak bisa melihat hal buruk apapun menimpa Sehun.

Bahkan orang yang menyakiti Sehun hanya bisa berakhir pada kematian, tidak ada ruang bagi orang yang berani menyentuh atau menyakiti Sehun.

Kai tidak bisa mengerti darimana rasa ingin memiliki Sehun begitu kuat itu datang, Kai bahkan tidak pernah memiliki ketertarikan pada pria sebelumnya.

Namun sejak melihat Sehun, semua pandangan Kai terasa berbeda dan Kai merasa bahwa memiliki ketertarikan pada Sehun bukanlah hal tidak normal.

Kai merasa beruntung karena Sehun datang sendiri kepada dirinya dan membuat mood Kai kembali normal setelah beberapa saat lalu hancur karena Lee Siyeon menolak untuk Kai putuskan.

Meaningful Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang