Taehyung bahagia akan kesendiriannya. Ia selalu merasa bangga kala teman-temannya selalu menyanjung dirinya sebagai tunggal dalam keluarga.Namun meski ia suka sekalipun. Menjadi tunggal terkadang merepotkan. Sungguh!
"Buku tugasku ketinggalan!"
Itu Jimin, Park Jimin. Belum semenit ia menginjakkan kakinya di kelas, ia telah berteriak histeris. Baru ingat jika buku tugas yang seharusnya di antar jam kedua nanti tertinggal di rak sepatu.
"Nikmati waktumu berdiri di koridor kelas, Jim~" Taehyung tersenyum nista dengan kekehan bahagia. Baginya wajah nelangsa Jimin seperti hiburan tersendiri untuknya.
"Jangan mengejeknya Tae astaga. Tapi sungguh kau lucu Jim! Seingatku semalam dia yang mengingatkan kita malah dia yang lupa!"
Jeon Jungkook si tukang merundung Jimin. Selalu bahagia menjadikan Jimin sebagai bahan sindiran dan hinaan.
"DIAM KALIAN! Astaga aku akan mati!"
Jimin semakin panik. Mengingat hukuman, makian dan air suci yang nantinya akan menghiasi wajah tampannya. Menjijikkan!
Drrt. Drrt.
"Hyung!"
"Apa? Bukumu?"
"Kau berbaik hati ingin mengantarnya hyung?~"
"Sudah kubilang jangan mengangguku di hari libur!"
"Hehe aku sayang hyung. Chimmie akan membelikan donat dan americano nanti sebagai imbalan. Ayolah hyung~"
"Hem, terserah bocah! Jangan ceroboh lagi!"
"Ok, Yoongi hyung~"
Pip.
"Yoongi hyung mau mengantarnya?"
Jimin tersenyum lebar. Sedangkan dua temannya yang tadi hanya bisa tertawa nista kini bungkam dengan muka datar.
"Ah! Tidak seru~" seru Jungkook.
"Menyebalkan!" sungt Taehyung.
"Itulah gunanya saudara, anak emas~ kau tidak akan mengerti~~" Jimin memeletkan lidahnya ke arah Taehyung.
Si bantet itu! Menyebalkan!
....
"Kau lupa membawa baju olahraga?"
Taehyung menatap sendu loker miliknya. Seingatnya ia tak membawa pulang baju olahraga cadangannya kemarin tapi kenapa sekarang tidak ada? Astaga! apa dia tak sengaja membawa dua-duanya dan mencucinya semalam?
"Sabar Tae, aku ingin membantu tapi bajuku yang lain aku bawa pulang" Jungkook menepuk bahu Taehyung.
"Aku juga. Tapi jangan khawatir katanya hanya bermain basket. Kau bisa membuka atasan mu dan memakai kaos hitam saja tidak masalah."
"Aish! Menyebalkan."
"Sudahlah ayo ke lapangan!"
Taehyung melangkahkan kakinya dengan lesu. Sedangkan dua sahabatnya di belakang sana berusaha mati-matian menahan tawa.
Untung aku punya hyung.
Untung adikku mau ku suruh-suruh.
*
"Kau bilang basket, bantet!"
Jimin meringis. Sependengarannya basket memang. Namun entah kenapa mereka malah ke arena atletik dengan gawang di sepanjang arena lari. Lari gawang. Sialan Taehyung hanya memakai celana kain dan kaos sekarang. Tidak elastis!
"BARISAN SELANJUTNYA! KIM TAEHYUNG! KIM MINGYU! KIM YUGYEOM!"
Semua akan baik-baik saja Tae. Tenanglah.
"Oho~ kau tidak memakai baju olaharaga Kim Taehyung. Jangan salahkan bapak jika celanamu robek nanti."
Pfft—!
Taehyung mendelik sebal ke arah dua sekawannya.
"3! 2! 1! PRIIIIT!"
Kau bisa Taehyung!
Taehyung secara menakjubkan melompati gawang-gawang itu dengan ringan. Tak kesulitan apalagi tersandung. Ia tersenyum bangga dengan dirinya. Tinggal gawang terakhir maka kekhawatirannya akan berakhir.
SATU LAGI TAE!
KREEK!
Taehyung reflek berhenti dan jatuh dengan tak elitnya. Di tambah sesuatu yang merah tampak dari lubang yang menganga.
"Astaga Tae kau superman?!"
"Kolor merah Ya Tuhan!"
Tawa nista menggema. Entah dari kedua teman laknatnya atau teman-temannya yang lain. Dengan muka merah semerah kolor merahnya Taehyung berlari terbirit sembari menutupi si merah itu.
Hari yang menyebalkan!
JIKA AKU PUNYA SAUDARA AKU AKAN MENYURUHNYA MEMBAWAKAN BAJUKU!
Garing? Ehe. [01.03.20]
KAMU SEDANG MEMBACA
Semata Wayang ;-KTH
FanfictionSemata wayang itu... menyenangkan? -[Semata Wayang • KTH]-