Hal Baru

2.7K 269 39
                                    


"Ke rumah Taehyung saja!" tukas Jimin pada Jungkook.

"Kita ke rumahmu ya Tae. Nge-game! Sekalian nugas!"

"Terserah."

.

Sepanjang jalan ketiganya hanya saling bercanda juga tingkah absurd yang diluar logika. Taehyung turut menimpal meski banyak diam.

Ia kurang suka sebenarnya.

Wilayah tertorinya akan disentuh individu lain selain ia, ibunya dan ayahnya.

Oh aku belum bercerita? Kim Taehyung sejak belia tidak pernah punya teman dekat.

Baru masa menengah atas ini ia memiliki teman dekat. Dua pula. Tingkahnya tidak jelas pula.

Dan baru kali ini ia memboyong teman-temannya ke rumah.

"Rumahmu lantai berapa Tae?"

"Lantai tujuh. Nomor dua ratus lima."

Rumah Taehyung adalah sebuah apartemen. Tentu saja.

Ia terus menuntun teman-temannya hingga tiba di depan pintu. Taehyung menekan pin tanpa risih jika Jimin dan Jungkook akan melihat kodenya.

"Woah. Sepi sekali. Tidak salah memang kesini. Hihi."

"Kalian kabur?" Taehyung heran.

"Tidak aku memang berencana mengajak bermain sekaligus bikin tugas. Hanya saja jika dirumahku ada Yoongi hyung yang menyebalkan. Dia calon arsitek. Tak mengizinkan suara sekecil apapun memecah konsentrasinya. Makanya kamar dia kedap suara. Tapi aku tidak mau mengajak kalian ke rumah, kakaku itu mengerikan."

"Akupun tidak berminat." Jungkook bergidik.

"Lalu, alasanmu?" Taehyung seperti menginterogasi mereka.

"Ibuku terlalu energik. Dia akan over perhatian jika temanku datang berkunjung. Kalian tidan ingin kan saat bermain ibuku terus datang dan bertanya?"

"Tidak. Itu menyebalkan." Jimin merespon.

Selanjutnya hening.

"Duduklah. Aku berbenah dulu. Ada playstation di rak bawah televisi dan komik di lemari sebelah televisi. Nyamankan diri kalian,"

Lalu, Taehyung beranjak pergi saat kedua temannya merespon dengan anggukan penuh semangat.

Awalnya memang agak aneh. Ia yang seringkali menghabiskan waktu sendirian di rumah, tiba-tiba mendapat kunjungan teman dekat seperti saat ini.

Taehyung bukan merasa tidak suka. Hanya saja ini hal yang baru baginya.

"Camilan dan soda."

"Woah! Tae kau yang terbaik!" Jimin berseru girang. Jungkook tanpa basa basi langsung mengklaim miliknya.

"Kalian ingin ramyeon?"

"MAU!"

....

"Taehyung, kau mandiri sekali. Rumahmu juga rapi."

Rumah rapi. Kamar pribadi seperti diserang negeri api.

"Woah, apa menyenangkan ditinggal sendiri?"

Menyenangkan? Entahlah. Ia hanya sudah terbiasa begini sejak lahir.

"Rumahmu benar-benar sepi. Ibu dan ayahmu tidak dirumah?"

Taehyung meletakkan sepanci ramyeon dengan uap yang mengepul nikmat di atas meja yang telah diberi alas koran.

"Ayah kerja kantoran dan sedang dalam minggu lembur. Ibuku guru les piano selalu sibuk dari jam tiga sore sampai malam. Begitulah."

Taehyung menyeruput ramyeonnya. Sedangkan kedua temannya hanya mengangguk sembari makan.

"Seru sekali," celetuk Jungkook.

"Iya, tidak ada tukang suruh kakak dan sasaran kemarahan ibu karena kesalahan adik. Aku iri," lanjut Jimin.

Seru ya? Benarkah?

"Ah sudahlah. Habiskan dulu. Lalu kita lanjutkan tugas musik itu, oke?"

"Oke!"

Lalu, hal baru apa yang kalian rasakan saat menjadi anak tunggal?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semata Wayang ;-KTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang