3. The Allard

84 9 2
                                    

3. Keluarga Allard

"Jadi... Ini dia!" Chika Allard berseru senang sambil menyodorkan tangannya, memperlihatkan kepada Roseanne sebuah bangunan berbata merah dengan plang bergaya Paris bertuliskan Primtemps.

"Ayo, masuk!" ajaknya sambil terus menggandeng lengan Rosie. Rosie mengikuti langkah kecil Chika, membantu perempuan itu menahan pintu kaca yang hampir ditabraknya serampangan, kemudian takjub dengan aroma pasta entah-apa yang menguar dan menyapa hidungnya.

Dia lapar.

"Kau boleh duduk dimanapun kau mau." Chika berhenti sebentar, "Tapi sebaiknya kau duduk di bagian VIP." Dengan patuh, Rosie separuh diseret mengikuti Chika, didudukkan setengah paksa di kursi kosong di seberang ruangan. Ada hiasan kaktus kecil—yang ternyata asli— di sudut ruangan dengan lampu bulat bertiang di dekatnya.

Rosie mengalihkan pandangannya ke seberang, melihat seorang wanita dengan perut buncit mengenakan terusan bermotif bunga daisy berjalan terburu-buru menghampiri mereka. Rosie dan wanita itu saling bertatapan, tetapi wanita itu hanya terus berjalan ke arah Chika dan berhenti beberapa langkah dari kursinya.

"Maaf, Nona. Pelayan kami akan datang untuk mengambil pesanan anda." ujarnya sopan, namun terburu-buru. Dia menggamit lengan Chika yang refleks menahan diri.

"Tunggu, Wyns. Ada yang perlu kusampaikan padamu."

"Ya, aku juga." wanita yang disebut Wyns itu menyahut tak sabar.

"Maksudku, lepaskan aku dulu." Chika meloloskan tangannya dari lengan Wynstelle. Wanita itu menatap Rosie sebentar lalu kembali pada Wyns. "Perkenalkan, ini Roseanne. Roseanne, ini Wysntelle, sepupuku." Chika berputar sebentar untuk mengenalkan keduanya kemudian melanjutkan, "Rosie baru saja menyelamatkanku dari maut, kau tau!" kata Chika sembari menghela nafas.

Wyns berusaha mencerna. "Maksudnya bagaimana?"

"Tadi aku sedang menuju ke... kau tau, menemui Adam, tapi satu dua hal terjadi jadi aku menundanya."

Rosie mengerjap tapi berusaha tidak terkejut saat Chika menyebut nama Adam. Mungkin itu Adam yang lain, pikirnya. Tidak mungkin Adam Allard.

"Kau sudah tahu yang terjadi dengan bahan makanan kita, ya?" tanya Wynstelle.

Chika balas mengernyit. "Hah?"

"Bahan makanan kita? Itu 'kan yang membawamu ke Adam?" Wyns bertanya lagi.

"Tentu saja tidak." Chika menjawab serta merta. "Aku menemuinya untuk memberinya pelajaran bisnis nomor satu—jangan menjadi pesaingku. Fine Dine akan membuat kita jatuh miskin, kau paham 'kan?" sambungnya.

Kali ini Rosie tidak bisa duduk tenang lagi. Dia menatap Chika dengan muka kaget. Begitu pula dengan Wynstelle. Jadi, mereka benar-benar membahas Adam Allard dan Fine Dine.

"Ya, tentu saja Fine Dine bisa membuat kita jatuh miskin, Chika. Tapi membatalkan acara orang lain di detik-detik terakhir juga." Wyns mulai kehilangan kesabaran.

"Apa maksudnya?"

"Bahan makanan kita rusak. Maksudku busuk. Kita hampir tidak punya stok lagi."

Mata sipit Chika melebar. "Kau serius? Kenapa aku tidak tahu?" Wanita itu meraih siku Wynstelle kemudian pergi sedikit menjauh dari Rosie. Samar-samar, Rosie masih bisa mendengar Chika bertanya cemas, "lalu apa yang harus kita lakukan?"

Wynstelle mengangkat bahu. "Ah, kupikir kau sudah mencari solusinya." Lalu keduanya saling mendesah bingung dan berpikir keras, mengabaikan Rosie.

Rosie mau tidak mau beranjak dari tempatnya, memecah keheningan di antara kedua wanita itu kemudian berkata dengan nada hati-hati, "bagaimana kalau aku pergi saja sekarang?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 25, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ange Déchu | Book 02 [ Un Petit Souvenir ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang