Prolog

79 16 6
                                    


Aku pikir, ini sebuah konspirasi alam yang sudah lama terencana. Aku rasa, alam ingin menyiapkan sesuatu yang baru. Mungkin mereka bosan melihat aku yang sibuk bersembunyi dari keterpurukan. Bukan begitu. Aku hanya tidak mau melibatkan orang lain atau bahkan sampai mencampuri urusanku yang bahkan mereka sendiri tak paham. Munafik aku tidak butuh mereka. Aku hanya sedikit selektif saja.

Tuhan mendatangkan seseorang tanpa merencanakannya denganku. Lewat perantara, dia berhasil mengubah warna hari-hariku. Warna abu-abu itu pudar, menjadi mejikuhibiniu.
-Regita Aristi Paramitha.

Kincir angin itu seperti sebuah penggambaran. Berputar-putar, seperti nasib kehidupan. Kadang di atas, di samping, dan yang paling buruk di bawah. Tapi semua itu ada hikmahnya.

Jangan terlalu banyak mengeluh. Jangan sibuk juga mengasingkan diri. Jangan tunjukkan seolah-olah kamu sedang terpuruk dan memburuk. Semuanya akan kembali berputar kalau kamu bisa mengendalikan diri dan menentang terpaan badai dengan tangguh.
-Keenandra Yudhistira.

○○○

A/n

Fyi, aku revisi (lagi) prolog karena biar sesuai dengan jalan cerita dan karakter asli si tokohnya. Jadi kalian bisa baca ulang prolognya yang kuubah 180° hehehe (ngacoo) Itu aja sih.

Okesip, selamat membaca💛

Kincir Angin [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang