12

732 111 3
                                    

1 jam terasa lama bagi tiga orang yang kini sedang memperhatikan angka yang rumit bagi Jungkook dan Hoseok.

Jimin mengerti jika membahas soal hitung menghitung. Tetapi, jika sudah bosan seperti saat ini Jimin pasti malas untuk memperhatikan guru di depanya.

Seorang siswa masuk dengan membawa kertas di tanganya. Berbisik ringan pada guru yang sekarang sudah sedikit beruban dengan mata menuju lelaki yang tengah duduk di samping jendela kelas.

“Park Jimin, ada yang mencarimu di ruangan bimbingan konseling”

Semua mata tertuju pada pemuda yang bernama Park Jimin. Terutama Jungkook dan Hoseok yang sekarang mengerutkan kening mereka. Seorang Park Jimin di panggil ke ruangan ‘neraka’? adalah suatu hal yang tidak mungkin walaupun Jimin akan menjadi siswa abadi di sekolah ini.











“Ada apa kau memanggilku ssaem?” Keringat pada telapak tangan Jimin seolah keluar dengan sendirinya.

“Pemuda tersebut mencarimu- Aku akan keluar sebentar”
Guru Choi yang terkenal dengan ketampananya keluar dari ruangan tempatnya bekerja. Menyisakan Jimin dengan seorang pemuda berbadan kurus yang tengah duduk sambil memancarkan aura ‘keceriaanya’.

Byun Baekhyun.

Pemuda tersebut adalah Hyung dari sunbaenya dahulu. Kim Namjoon. Yang Jimin ketahui adalah bahwa orang tua dari Namjoon sunbae mengadopsi Baekhyun saat masih kecil yang situasinya orang tua dari sunbaenya tidak bisa memiliki anak. Tetapi tuhan berkehendak lain. Jimin mengetahui hal ini karena Hyungnya. Park Chanyeol yang sekarang kekasih dari pemuda yang kini masih tersenyum.

“Aku tidak akan lama, ini mengenai Hyungmu”



Deg!





M x P
Liebe
-
-
Sorry For Typo(s)
-
-


Jungkook menyadari bahwa sedari tadi lelaki di sebelahnya hanya menggumam pelan saat Jungkook menceritakan hal tadi pagi. Hanya saja lelaki yang memiliki gigi seperti kelinci tersebut tidak ingin jauh mengulik kehidupan sahabatnya.

Jika bersedia bercerita sudah pasti Jungkook siap mendengarkan keluh kesah sahabatnya.

Langkah mereka terhenti ketika seseorang dengan sengaja berhenti untuk menghalangi mereka berjalan menuju halte bis.

“Ayo pulang bersama”

Mata Jimin melirik ke arah keduanya. Apakah mereka balikan?.

“Jika aku tidak mau?”

Sang alien menghela nafas panjang “Akan ku seret kau dari sini menuju tempat parker agar kau bisa duduk di motorku lalu mengantarmu pulang”

Hanya satu tarik nafas seorang Ki- Min Taehyung bisa berbicara seperti itu.

Jungkook melirik Jimin. Hanya anggukan pertanda setuju yang di dapatkan oleh Jungkook.
“Hati-hati Jim”

“Ndee”

Tangan Taehyung tiba-tiba menggenggam jari jemari sang empu. Jungkook tersiap, jantungnya seolah memompa lebih. Matanya melirik sesekali mantanya dengan banyaknya pertanyaan yang ingin di ajukkan.
Sementara Taehyung bisa merasakan kembali rasanya kehangatan walaupun hanya sebatas peganggan tangan. Taehyung menyerahkan helmnya.

“Bagaimana denganmu?”

“Aku tidak ingin kau celaka Kooki-ah”
Cepat-cepat Jungkook memakai helm agar bisa menyembukkan rona merah di wajahnya yang kini menunduk.

Taehyung tersenyum melihatnya.

Maafkan aku kookie.


***

Deru nafas kian cepat, berlomba dengan rintikkan hujan yang mulai membasahi tanah. Dadanya naik turun, melepas kancing seragam sekolah yang kini basah. Tanganya membuka lemari agar bisa mengambil baju untuk di ganti tetapi lemari tersebut cepat menutup.

Kursi belajar seolah berjalan ke arahnya. Menarik punggung seorang pemuda yang kini sedang terkejut karena sudah duduk dan tidak lepas lengketnya kursi. Tubuhnya tertarik ke depan dan berhenti mendadak hingga tubuh buntalan tersebut tersentak ke belakang.

“Wahh pemandangan indah yang ku dapatkan sekarang Jiminie”

Suara berat yang seakan menggema di kamar pemuda tersebut. Mata Jimin seolah terhipnotis oleh makhluk pucat di depanya. Tidak memakai hitam-hitam. Rambut blondenya masih tetap sama tetapi bajunya yang berwarna putih seolah melekat erat kepada kulitnya yang pucat. Dan itu membuat Jimin berfikir sebentar.

Telunjuk tangan milik Yoongi  kini menyentuh tengah-tengah dada pemuda di hadapanya. Meluncurkan dari atas ke bawah membuat sang empu yang diam terkejut “Kau menggodaku?”

“SIAPA YANG MENGGODAMU BODOH! AKU BARU SAJA PULANG!” Jimin berteriak kencang, manusia pucat yang di hadapanya hingga memejamkan mata karena kebisingan nada tinggi yang di keluarkanya.

"Berisik sekali, bagaimana Tuhan bisa yakin jika misiku selesai sedangkan aku di pertemukan oleh tipe makhluk sepertimu"

"Misi?"











"Aku akan ceritakan semuanya dari awal"







































Kurang lebih, Yoongi berwujud seperti ini saat bertemu Jimin.

Kurang lebih, Yoongi berwujud seperti ini saat bertemu Jimin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap saja matanya berwarna merah menyala:). Jika di bayangkan memang terlihat mengerikan, pantas saja Jimin takut jika Yoongi dalam mode mata merah.

 Jika di bayangkan memang terlihat mengerikan, pantas saja Jimin takut jika Yoongi dalam mode mata merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dannn Jimin mempunyai rambut pirang.

Dannn Jimin mempunyai rambut pirang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Liebe (Yoonmin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang