"Ya,lo kenapa?" Tanya Cinta yang sedari tadi memperhatikan sahabatnya melamun
"Hah?gapapa Cin."
"Yakin?"
Attaya hanya mengangguk ragu
"Bukannya semalem abis ketemu Dillon?biasanya seneng kaya orang gila," heran Cinta
"Iya gue ga dianter balik sama Dillon,gatau kenapa sedih aja." Lirih Attaya
"Kok Dillon gitu sih," ucap marah Cinta , "udah putus aja,tuh kak Awan nungguin lo putus."
"Apaan sih Cin," sewot Attaya
"Serius,ya.Dia suka sama lo."
"Kemaren minta id Line lo bodoh."
"Yang ngechat ternyata kak Satria," ucap Cinta sambil menopang dagu
"Yah php dong," Attaya ikut menopang dagu
Cinta tersenyum, "engga sih,kak Satria juga ganteng kok lumayan."
"Dasar cinta monyet."
"Kok lu ngatain gue monyet sih?!" Omel Cinta pada Attaya
"Cinta monyet anjir bukan lu monyet," ucap Attaya meluruskan
"Yeh ngobrol dong,oh iya gimana kalo lu coba buka hati buat kak Awan?" Ucap Cinta menyarankan
"Dih apaan sih,ga banget saran lo," cibir Attaya
"Ya,lo cantik,lo harusnya bisa dapet seseorang yang perlakuin lo sebaik mungkin,engga kaya Dillon-" belum sempat Cinta melanjutkan bicaranya,Attaya memotong
"Stop jelek jelekin Dillon sih,gue kenal Dillon udah lama,gue percaya dia bakal berubah,ini cuma masalah waktu." Attaya tersenyum pahit kemudian berdiri
Cinta menarik tangan Attaya , "yaudah gue cuma mau lo berfikir realistis Ya,jangan sampe penantian lo sia sia."
Attaya memutar bola mata malas kemudian pergi menuju kantin
Awan melihat Attaya berjalan sendiri kemudian ia mempercepat langkahnya lalu menyamai langkahnya dengan Attaya
"Ya,aku boleh minta waktunya sebentar?" Tanya Awan
Attaya melirik sinis Awan , "ENGGA!"
Awan menyerngit , "kamu kenapa jadi galak gini deh?"
"Apaan si lo."
"Yaudah kalo aku salah maaf,tapi-"
"Tapi apa?" Balas Attaya dengan cepat
"Emm nanti aja deh waktunya belum pas," ucap Awan sambil menutupi rasa gugupnya
"Sekarang atau engga samsek," Attaya melipat kedua tangannya , padahal Awan yang terkenal tengil dan nakal di sekolah mendadak lemah saat bertemu Attaya
Awan menelan salivanya , "gue boleh masuk ke hidup lo?gue pengen deket sama lo,apa boleh?"
"Dekat sebagai apa sih?"
Awan menghela nafas kasar , "ya gue gabisa jawab kalo lo nanya kaya gitu,gue cuma mau berjuang biar nanti lo yang liat sendiri,lo nilai sendiri perjuangan gue kaya apa."
Kini gantian Attaya mengehela nafas , "kenapa harus gue?"
"Ya aku juga gatau," Awan memberanikan diri menatap lebih lama mata Attaya
"Gue cuma bisa deket sebagai temen kak,gue udah punya pacar." Attaya bicara dengan hati hati , takut kalau Awan terluka
Namun,bicara hati hati atau tidak akan tetap sama,Awan akan terluka
Awan tersenyum pahit , "yaudah gapapa ko Ya,gue kaya gini aja udah seneng,gapapa kan gue deket sama lo sebagai teman?"
Attaya mengangguk ragu
Awan mengusap rambut Attaya dengan gemas , "lo lucu banget sih."
Attaya menepis tangan Awan , "jangan berantakin rambut gue!"
"Gapapa,wleee," Awan menjulurkan lidahnya kemudian berlari kecil meninggalkan Attaya yang masih sebal dengan perlakuannya
"Awas lo ya kak!" Teriak Attaya