prolog

25 5 0
                                    

"kenapa lo harus hidup sih?"
cihh.. gue juga gak mau hidup kekgini.

  "lo kapan matinya sih?"
gue juga bertanya hal yang sama.

  "kesal gue liatnya. datang selalu telat. tapi gak pernah dimarahin guru. enak banget hidupnya"
lo pikir gue mau kayak gitu? kalau lo mikir kayak gitu. lo salah besar.

  "denger-denger dia anak haram ya? gak punya nyokap ya kan"
heh! lo ghibah depan orangnya aja langsung, gue juga denger kok.

  tenang aja sih buat kalian kalian yang suka ghibahin gue, gue gak peduli. yang penting gue gak hidup dan bergantung sama lo pada. udah itu aja.

***

  suara alarm menggema dikamar itu. alexa perlahan membuka matanya. setelah mematikan alarm diatas meja kecil disamping tempat tidurnya. alexa kembali terlelap. suara ketukan dipintu membuat alexa mau tak mau membuka matanya kembali.

   "non sarapan sudah siap, non ditunggu tuan di meja makan" ucap pelayan dirumah itu.

Dengan malas alexa bangkit dari tempat tidur dan beranjak menuju kamar mandi untuk bersiap menuju sekolahnya.

setelah keluar dari kamar mandi alexa memakai seragam sekolahnya. rok biru kotak kotak dengan kemeja putih dibalut dengan blazer biru garis garis dan dasi dengan warna senada dengan warna roknya. alexa mengikat tali sepatunya lalu memakai jaket hoodie merah kesukaannya. alexa mengambil tas nya dan turun kebawah.

  alexa duduk dimeja makan. dihadapannya sekarang alex, ayahnya sedang sibuk menelpon. dengan gerakan tangan dari alex yang mengisyaratkan alexa agar makan terlebih dahulu. alexa mengangguk lalu mulai memakan sarapannya sementara alex masih sibuk dengan telponnya.

  alex baru bergabung 15 menit kemudian. suasana meja makan itu sunyi. tidak ada yang membuka percakapan. alexa sudah selesai sarapan dia lalu memainkan poselnya diruang tamu. merasa bosan menunggu alex yang tak kunjung selesai, alexa melanjutkan anime yang kemarin belum selesai ditontonnya. tak lama kemudian alex muncul dihadapannya.

   "kamu berangkat sama supir aja ya, papa gak sempat ngantar" ucap alex dengan santainya. ingin sekali alexa menyumpal mulut ayahnya itu dengan sapu tangan. tanpa berkata apapun alexa bangkit meninggalkan alex.

   "alexa! jangan membuat kekacauan disekolah, kamu itu putri alex zandira, apaapun tingkahmu pasti akan selalu disorot publik. jadi jangan melakukan hal bodoh"ucap alex saat alexa sudah didepan pintu keluar. alexa berhenti sebentar.

   "gue tau. papa udah ngomong itu hampir lima tahun dan gue selalu patuh. tapi papa belum pernah ngejawab pertanyaan gue, kita liat aja sejauh apa gue bertahan"ucap alexa tanpa menoleh kebelakang lalu bergegas meninggalkan alex yang berdecih melihat tingkah laku putrinya itu.

***

  sesampainya disekolah, alexa langsung mengambil tempat duduknya dan melanjutkan animenya tadi. suasana kelas yang awalnya sepi mulai berisik karena banyak siswa dan siswi yang mulai berdatangan. alexa menekan headsetnya agar tidak mendengar suara disekitarnya.

   "apa sih enaknya anime? itukan cuman gambar?"

   "iya, kita juga gak bisa liat alamatnya, kartun mana yang punya alamat rumah. hahah"

  "hahaha"

Alexa menghela nafas gusar. dia sudah tidak tahan lagi mendengar ocehan teman-temannya. dia lalu berbalik.

   "karena itu gue gak mau nge fans sama manusia"ucapnya sambil menatap beberapa orang yang sibuk mengoceh dibelakang tadi dengan tatapan dingin.

   "ribet! kalau dia manusia, gue pasti bakalan kepo dia tinggal dimana, asalnya dari mana, perjalanan karirnya gimana, sifatnya gimana. yang nanti jadi ghibah kayak kalian"ucap alexa sekali lagi kontan membuat teman sekelasnya terdiam.

    alexa mendengus lalu melanjutkan kegiatan menonton animenya.

   "dasar! taunya nyeritain orang aja, ga capek apa tu mulut ngumbar fitnah mulu"gumamnya sambil menekan tombol play pada animenya.

****

The truthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang