just something in the past

9 2 0
                                    

rafasha aditama, pria yang membuat alexa benci hal yang berbau persahabatan. pria yang sangat alexa percaya, tapi dulu. saat SMP, rafa-nama panggilan dari alexa, adalah satu dari sekian orang yang sangat dipercayai alexa. alexa tidak pernah berubah, sikapnya selalu dingin, termasuk kepada ayahnya. tapi hanya dengan rafa, alexa menunjukkan sikap aslinya. Tapi semuanya berubah, karena terjadi suatu hal yang tidak ingin alexa bahas seumur hidup. karenanya alexa semakin menutup diri.
***

setelah banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh siswi dikelas X-mipa 2 itu akhirnya fasha diperbolehkan duduk dengan tatapan kagum para siswi dan tatapan benci para siswa. posisi fasha duduk tepat dibelakang alexa. alexa hanya menundukkan kepalanya, dia tidak ingin menambah masalah. Diremasnya ujung blazer seragamnya-untuk menyalurkan emosinya-hingga blazer itu kusut. pelajaran kembali berlanjut.

"baiklah anak-anak, kalian bisa ganti baju sekarang, bapak ada urusan. untuk anak laki-laki kalian main futsal dan anak perempuan main basket"ucap pak rendra diiringi oleh teriakan gembira para siswa dan siswi.

pak rendra meninggalkan kelas. para siswa dan siswi mulai keluar kelas untuk berganti baju.

"fi"alexa memanggil stefi, sekretaris kelas yang duduk didepannya. stefi berbalik.

"kenapa xa?"tanya stefi sambil membenarkan ikat rambutnya.

"ini free kan? gue gak ganti seragam olahraga boleh kan?"tanya alexa. stefi mengangguk.

"boleh"jawab stefi.

"makasih"ucap alexa. stefi mengangguk.

"lo gak mau ngomongin hal lain kan? gue mau ganti baju"ucap stefi hendak berdiri sambil membawa seragam olahraganya. alexa menggeleng. stefi bangkit dari tempat duduknya dan berjalan meninggalkan kelas.

    hanya ada fasha dan alexa didalam. alexa tidak menyadari kalau fasha masih ada dikelas alexa mengambil handphone dan earphone yang ada dilacinya lalu bangkit. alexa ingin pergi ke rootrop-tempat favoritnya. baru berjalan beberapa langkah lengannya ditarik yang membuatnya mau tidak mau berbalik menghadap orang yang menarik lengannya.

   lagi lagi nafas alexa tercekat saat orang yang ada dihadapannya itu memberikan senyum teduh yang menghangatkan. senyum yang sudah hampir satu tahun tidak ia lihat.

   "gue... kangen elo xa"empat kata itu sukses membuat alexa hilang kendali dan hampir jatuh. fasha dengan sigap memegangi tubuh alexa yang kehilangan kendali. setelah beberapa menit, akhirnya alexa bisa membuka suaranya.

   "kenapa lo balik?"tanya alexa. jeda beberapa menit sampai alexa mendengar jawaban dari fasha.

   "lo masih marah sama gue?" dengan sekali gerakan alexa menghempas tangan fasha yang memegangi lengannya.

"gue gak mau liat wajah lo lagi, fasha"ucap alexa dingin.

"lo gak pernah manggil gue dengan nama itu... sapi"ucap fasha sedih. bola mata alexa membesar.

"please... berhenti manggil gue itu, jangan buat gue kehilangan kendali"ucap alexa parau. dia berusaha menahan air matanya. memori itu berjalan cepat diotaknya. tanpa sadar alexa meremas ujung blazernya kuat-kuat.

"apa gak ada yang bisa gue lakuin untuk nebus kesalahan itu?"ucap fasha.

"lo ngerusak kepercayaan gue disaat gue lagi percaya banget sama lo, lo berhasil buat gue jadi orang yang lebih baik tapi lo malah ngebuktiin kalo gue orang yang paling buruk. dan gue dengan bodohnya percaya sama lo. dan endingnya? semua yang lo lakuin cuman gara gara dare dari temen lo?! kalo gue tau gitu akhirnya dari pertama kali kita deket gue gak akan mau percaya sama lo! akh sial!"teriak alexa diakhir. habis sudah kesabarannya. dengan nafas tersengal-sengal dia berhasil mengungkapkan semua hal yang selalu menghantui pemikirannya selama ini. air mata alexa perlahan turun, benteng pertahanannya sudah roboh.

fasha terenyuh melihat alexa. baru saja tangannya ingin menghapus air mata alexa, alexa sudah lebih dulu pergi meninggalkan kelas itu.

pikirannya sudah bercampur aduk. tujuannya hanya satu. rootrop.
***

alexa membanting pintu masuk rootrop. dia duduk dikursi panjang yang menghadap ke pembatas. air matanya masih mengalir.

"sial sial sial!"ucapnya berkali-kali. ia menghapus kasar air matanya. tak sadar itu menyakiti dirinya sendiri. berulang kali, tapi sia-sia. air matanya kembali turun.

"ckk, kenapa sih air matanya gak berhenti?"gumam alexa sambil terus menghapus air matanya dengan kasar. pipinya sudah mulai memerah karena alexa yang terus menggesekkan tangannya dengan kasar disana. pergerakan tangan alexa terhenti. seseorang menggenggam pergelangan tangannya. alexa menatap orang itu.

"lo... kenapa xa?"
***

The truthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang