I'm feel free

8 2 0
                                    

   "jadi... itu alasan kenapa lo nutup diri kayak gini?"tanya zendra.

   "dari dulu gue memang kayak gini kali"balas alexa yang sudah kembali seperti biasa. perasaanya lega bisa membagi masa lalunya dengan teman-temannya.

   "iya iya sadis banget sih"zendra menatap sinis alexa. sassy hanya tertawa melihat pertengkaran kecil antara mereka.

   "trus lo kenapa di rootrop sekarang? bukannya kelas lo jam olahraga ya? tadi gue juga liat stefi di lapangan"ucap sassy.

   "gak wajib sih. soalnya pak rendra ada urusan"jawab alexa.

   "ohh.. eh udah masuk pelajaran bu siska nih, sas kuy kelas, ntar kita dihukum lagi"ucap zendra sambil menatap jam tangannya. sassy mengangguk.

   "xa, kita tinggal ya. awas lo kalau nangis lagi"ancam sassy.
 
   "iya, bawel ah"ucap alexa.

zendra mengusap kepala alexa sejenak lalu berjalan menuruni tangga. senyum tercetak diwajah alexa saat mereka sudah meninggalkannya. trimakasih batinnya.

   merasa bosan duduk sendirian, alexa berjalan menuju pembatas pagar. pandangannya tertuju pada teman sekelasnya yang asyik bermain basket. rasa rindunya muncul. dia ingin bermain basket. akhirnya alexa memilih turun dari rootrop dan mengampiri teman-temannya yang sedang bermain basket.

   "eh xa! sini main bareng, kita kekurangan anggota. lo ikut ya" pinta stefi. alexa mengangguk saja. mereka melanjutkan permainan. stefi memberikan bola kepada alexa. alexa mendrible bola berusaha memasukkannya ke ring. tapi dicegah, alexa mengoper bola ke stefi lalu berlari menjauhi ring. stefi mengoper bola ke alexa lagi dan alexa melakukan shoot dari tengah lapangan. dan bum! bola masuk dengan mulus kedalam ring. alexa tersenyum tipis berbeda dengan stefi yang sudah meloncat kegirangan, artinya mereka menang berkat shoot terakhir dari alexa.

   "yeeyy! akhirnya menang juga. thanks alexaaa"ucap stefi sambil memeluk alexa.

   "i-iya gausah peluk peluk juga" alexa merasa risih. bukannya melepas pelukan stefi malah tertawa, membuat alexa tersenyum tipis lagi.

   tanpa disadarinya fasha mengamatinya dari kejauhan. ada sedikit perasaan bersalah melingkupi dihatinya, melihat alexa tidak pernah lagi tertawa lepas.

   "wey bro! lo jago juga main futsal"ucap hendrik-ketua kelas.

   "iya dong"balas fasha.

   "gabung sama kita yuk, ntar sore ada tanding sama sekolah lain"ucap zayn yang datang sambil menyerahkan air mineral. fasha menerimanya.

   "yah, ntar sore gue ada acara men, besok aja gimana? kan minggu tuh"usul fasha.

   "hm, boleh deh. ntar jadwalnya kita atur"ucap hendrik.

   "sip"fasha menaikkan satu jempolnya kearah mereka.
***
  alexa membuka pintu rumahnya. seperti biasa, tidak ada orang. waktu menunjukkan pukul 4. alexa mendengus lalu masuk kedalam kamarnya. setelah bertukar pakaian alexa dikejutkan dengan ponselnya yang berbunyi. nama papa tertera dilayar.

   "halo pa"

   "alexa papa lupa bilang, hari ini papa mau ngenalin kamu sama orang yang 'spesial' buat papa" alexa mendecih. dia tau maksud 'spesial' itu.

   "lagi? pa! setiap hari papa selalu gonta ganti orang spesial! kapan papa jelasin ke alexa siapa orang yang ngelahirin alexa! atau apa bener yang dibilang orang-orang kalau alexa ini anak haram?!" alexa kembali emosi. rasanya belakangan ini alexa mudah sekali emosi. terdengar helaan nafas alex dari ujung telepon.

   "papa janji ini yang terakhir, papa akan jelasin semuanya alexa, semuanya. tapi nanti, gak sekarang. jadi kamu siap-siap nanti jam 5 papa jemput"alex memutuskan sambungan telepon.

  alexa mengatupkan giginya kuat-kuat, dia merasa aneh pada dirinya sendiri. belakangan ini dia tidak bisa mengontrol emosinya. setelah merasa tenang alexa masuk ke kamarnya lalu bersiap-siap.
***

  alex sampai dirumah disambut  dengan alexa yang sudah rapi dengan dress pink selutut dibalut cardigan hitam, rambut coklat terurai panjang dan pansus andalannya.

   "ayo berangkat"ajak alex. alexa hanya mengikuti dari belakang tanpa mengucapkan apapun.

  yahh seenggaknya gue bisa bebas dari keanehan gue hari ini batin alexa. mereka masuk ke mobil dan berangkat menuju restoran.

***

The truthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang