I Am 17 Old,Right?
Pair : Draco Malfoy X Female Harry Potter
James Potter X Lily Evans
Regulus X Oc
Rate : T ke M
Summary : Saat Harrieta terbangun, ia kaget dengan anak yang mengaku sebagai anaknya. Ia lebih kaget lagi saat Draco musuh bebuyutannya mengaku sebagai suaminya. Demi apa pun yang suci, Apa yang terjadi, ia masih tujuh belas tahun.
Warning : AU, non magic
Accident Always Happen
I wanna be with you
That day where I drew our future
Now you here so
I wanna live with you
It's miracle we meet
Thank you,Thank You, I love You
(Tiara - Be With you)
Harrieta Malfoy Nee Potter terbangun di pelukan suaminya. Waktu di jam digital menujukkan jam lima pagi. Sudah waktunya bagi Harrieta untuk menjadi istri dan ibu yang baik. Harrieta memandang wajah suaminya, Draco dengan penuh rasa syukur. Ia dan Draco merupakan musuh bebuyutan sewaktu masih remaja namun seringnya waktu berjalan. Mereka menjadi dewasa dan menyadari perasaan masing - masing. Tepat di usia mereka yang ke dua puluh, Draco menikahinya. Awalnya ayahnya dan ayah mertuanya menentang hubungan mereka, namun Ibunya dan Ibu mertuanya memberikan ceramah panjang lebar untuk suami - suami mereka. Harrieta benar - benar bersyukur dengan apa yang ia miliki sekarang. Ia mencium kening suaminya dengan lembut, "Terima kasih karena telah mencintaiku." kata Harrieta lirih dan bangun dari tempat tidur mereka.
Harrieta mengawali harinya dengan mandi dan mempercantik dirinya. Seusai melakukan ritual paginya, ia pun menyiapkan pakaian untuk suami tercinta berangkat ke kantor, lengkap dengan dasi, kaos kaki,dan sepatu. Ia juga menyiapkan keperluan mandi suaminya. Jangan salah, mereka memiliki pelayan. Bagi Harrieta, yang mengurus keperluan suami dan anakknya haruslah dirinya sendiri.
Tepat jam setengah enam pagi, Harrieta membangunkan suaminya. "Draco bangun, kau harus bekerja."kata Harrieta. Pria berambut pirang platina itu membuka matanya, menunjukkan bola mata berwarna abu - abu. Tangannya langsung menarik Harrieta ke dalam pelukannya. Ia pun memberikan ciuman panas pada istrinya. "Pagi." sapa Draco yang mengambil nafasnya.
"Pagi, Dragon. Mandilah aku harus memasak." Kata Harrieta yang melepaskan diri dari pelukan suaminya dan berjalan menuju kamar putranya.
Kamar Scorpius terletak agak jauh dari kamar Harrieta dan Draco. Tujuannya agar Scorpius tidak perlu mendengar hal yang aneh - aneh dari kamar kedua orang tuanya. Kamar Scorpius, memiliki desain rasi bintang Scorpio. Terima kasih pada suami dan seluruh pendukungnya yang membujuknya untuk memilih desain rasi bintang Scorpio. Serius jika keluarga Malfoy dan keluarga Black bersatu maka tak ada yang tak mungkin. Harrieta tertawa kecil mengingat hal tersebut.
Memasuki kamar Scorpius,ia melihat putranya masih terlelap tidur. Harrieta menyiapkan peralatan mandi putranya dan seragam sekolahnya. Ia juga menyiapkan tas dan sepatu. "Mom."panggil Scorpius yang baru saja bangun. " Ya sayang." jawab Harrieta. Harrieta tertawa saat Scorpius mengangkat kedua tangannya menandakan bahwa ia ingin di gendong. "Baiklah ayo kita mandi"kata Harrieta yang menggendong Scorpius dan membawanya ke kamar mandi.
Tak sampai lima belas menit, ia memandikan dan membantu putranya untuk bersiap ke sekolah. Ia pun ke dapur dan membiarkan pengasuh Scorpius untuk menyisir rambutnya. Di dapur, para pelayan telah menyiapkan bahan - bahan untuk sarapan dan bekal yang akan di masak oleh wanita berusia dua puluh tujuh tahun itu.
Harrieta membuat pancake untuk putranya dan sandwich daging untuk Draco. Ia juga membuat segelas susu putih untuk Scorpius dan segelas teh peppermint untuk Draco. Setiap pagi inilah aktivitas Nyonya Muda Malfoy. Kegiatan yang di kagumi oleh para pelayan. Mereka selalu kagum dengan Harrieta bersedia repot - repot mengurus hal - hal yang harusnya diurus oleh pelayan. Kebaikkan hati Nyonya Harrieta juga patut di acungi jempol. Ia selalu memberikan uang kepada pelayan yang membutuhkan, entah itu untuk membayar sekolah anak mereka atau berobat. Hal itulah yang membuat mereka setia pada keluarga ini.
"Aromanya menyenangkan." puji Draco sambil memeluk istrinya dari belakang, membuat para pelayan berbalik arah menghindari suami istri yang sudah tujuh tahun menikah namun masih seperti penganti baru itu. "Draco, sudah berapa kali aku bilang jangan lakukan ini di depan umum." omel Harrieta namun wanita itu tidak berniat melepaskan diri dari suaminya itu. Draco tersenyum. Ia mencium pundak istrinya. "Dan aku selalu menjawab tak peduli." balas Draco.
"Papa, Mama. Selamat Pagi" sapa Scorpius ceria. Harrieta menghela nafas lega dengan kedatangan putranya sementara, Draco mengutuk habis - habisan putra yang tidak dapat melihat situasi dan kondisi. Harrieta langsung tersenyum dan menyapa putranya . Ia membiarkan para pelayan untuk menyajikan makanan yang telah ia masak.
"Hari ini, kau yang mengantarkanku'kan mom?" tanya Scorpius memastikan. Harrieta mengangguk. "Nenekmu, Lily akan menjemputmu sayang." balas Harrieta. Draco tersenyum melihat istri dan anakknya. Draco meminta Harrieta untuk pergi bersama dengan Crabbe atau Goyle bodyguardnya, yang langsung di tolak oleh Harrieta. Ia berjanji akan langsung menuju kantor Draco.
Harrieta mengantarkan Scorpius dengan mobil miliknya hadiah dari Lucius atas kelahiran penerus Malfoy. Sebuah mobil putih dengan merek Mercedes itu, selalu menjadi sarana bagi Harrieta untuk mengantar jemput Scorpius. Draco dan Harrieta meninggalkan Mansion mereka bersamaan dengan menggunakan mobil yang berbeda.
Harrieta menyenandungkan sebuah lagu sembari menyetir. Mereka kini sedang berhenti di lampu merah menunggu hingga lampu lalu lintas itu mengubah warnanya. Ketika lampu hijau yang menandakan untuk berjalan, Harrieta menginjak gasnya pelan. Belum ada lima menit, ia menyetir sesuatu menabraknya dari samping kiri. Refleks ia memeluk Scorpius,untuk melindungi kepala putranya sebelum ia tak sadarkan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am 17 years old,right?
FanfictionSummary : Saat Harrieta terbangun, ia kaget dengan anak yang mengaku sebagai anaknya. Ia lebih kaget lagi saat Draco musuh bebuyutannya mengaku sebagai suaminya. Demi apa pun yang suci, Apa yang terjadi, ia masih tujuh belas tahun.