>•Part 2•<

39 2 0
                                    

•.•



"Oi, Van. Gimana kabar lo?." Revan menoleh dan mendapati teman nya- Mark Akbari Yakshi-

"Baik bar, lo gimana?" Jawab Revan yang di balas dengusan oleh lawan bicara.

"Mark, ok. Panggil gue mark. Baik kok." Jawab Mark lalu merangkul Revan yang berdiri di depannya. "Ngantin kuy. Laper gue belum sempet sarapan, gece!" Mark menarik Revan menuju keluar kelas mereka. Ya, bel istirahat telah berbunyi lima menit yang lalu. Dan Revan hanya bisa pasrah ketia temannya itu menyeretnya sepanjang jalan ke kantin.

***

"Mas Izal, tunggu!!"

Rizal membalikan badannya ketika mendengar suara dari kedua adik nya itu. Mereka berlarian menghampirinya yang sedang berjalan di koridor.

"Kalian gak ke kantin?." Rizal hanya tersenyum melihat kedua adek nya yang tidak bisa tenang, selalu saja ribut dan terburu buru.

Keduanya menggeleng sebagai jawaban, mereka masing menetralkan nafas akibat berlarian tadi. "Bareng kakak aja." Kata Aldi yang di angguki Kamal.

"Tapi, mas mau ke ruang osis dulu. Sebentar sih, kalian mau ikut?."

"Yaudah deh. Kita ikut aja. Belum kenal siapa siapa ini mau di ajak ngantin juga." Kali ini Kamal yang menjawab.

Lalu mereka beriringan menuju ruang osis yang sebenarnya lumayan dekat dengan kantin. "Emang kalian belum punya temen?." Tanya Rizal.

Keduanya kompak menggeleng. "Kita sekelas lagi,mas. Dan gak kenal siapa siapa di kelas." Jawab Aldi.

"Tadi sih ada yang ngajakin ke kantin. Tapi cewek, mas. Kita tolak aja." Kamal menimpali.

"Loh, kenapa? Kalian berteman bukan hanya sama cowok kan? Jangan kira cewek gak bisa di jadikan temen."

Lagi, keduanya mengedikkan bahu tak peduli. "Yaa, cumaa. Risih aja gitu."

Rizal hanya menggelengkan kepalanya menghadapi adek kembar nya ini.

***

Terlihat lima orang pria sedang makan dalam satu meja di kantin yang penuh itu. Mereka sesekali bercanda dengan melemparkan lelucon atau sekedar membahas hal hal yang tidak penting.

"Tau gak lo pada? Si Eric sempet di hukum karena ketauan balapan coy." Devan terlihat bersemangat membicarakan nya.

"Anjir, iya? Sama siapa?." Bian bertanya.

"Noh, sama cowok kakak nya. Eh, kakak nya cepu ke bokap dia."

"Di hukum apa btw?." Vano juga penasaran, sambil menahan tawanya.

"Motor + mobil gue di sita. So, gue di anter jemput sama supir selama sebulan. Tinggal satu minggu lagi. Hufft." Eric mengela nafasnya panjang. Seolah sangat frustasi karena di kekang oleh sang ayah.

Sontak yang lain hanya tertawa melihat teman nya, Eric yang di tertawakan hanya mendengus sebal.

"Diem atau gue siram teh manis satu satu. Malu maluin lo pada, kita di liatin ini woy. Berisik anjer."

•You're My Crown👑•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang