We're friend, right?

266 44 5
                                    

Ryujin mengetukkan penghapus papan tulis keatas meja. Mengisyaratkan teman-temannya untuk diam. Namun tidak semudah itu membuat anak kelas ipa 2 ini diam. Masih ada yang bermain-main, ngobrol, bahkan ada yang tertidur diatas meja.

Jeongin sudah memperhatikan Ryujin sejak tadi, namun terlalu malas untuk bertindak ketika melihat teman-temannya masih banyak yang ribut. Ia sempat melirik ke bangku Hyunjin, cowok itu sedang membaringkan kepalanya diatas meja. Heran, kenapa hobby
sekali sih seperti itu?

"WOOOIIII ADA PENGUMUMAN PENTING, DENGERIN DULU!!!"
Itu suara Jihoon, ia terlalu malas melihat kelakuan teman-temannya yang mengacuhkan Ryujin dari tadi. Ah iya, Ryujin adalah sekretaris kelas mereka.

Ajaib, semua nya tiba-tiba diam. Jihoon so different, yeoksi. Sementara itu Ryujin tersenyum pada Jihoon,

"Makasih hun" ucapnya. Kemudian ia memulai pembicaraan.

"Jadi gini, kan sekolah kita ngadain event penghijauan, nah salah satu programnya bikin taman didepan kelas, trus itu dinilai sama pihak panitia, pemenangnya bakal dapet hadiah"

Jeongin masih menyimak pembicaraan Ryujin didepan, tiba-tiba ada yang menoel bahunya dari belakang.

"Eh Jeong"
Woojin ternyata,

"Apaan?" tanya Jeongin malas.

"Ini si Hyunjin sakit"

Jeongin mengernyit,
"Sakit apa?"

"Demam nih kayaknya, gue mo keluar, ntar kalo ada info kasih tau ya? Si Hyunjin biarin aja tidur, kesian"

Jeongin merotasikan bola matanya, terlalu hafal dengan kelakuan Hyunjin maupun temannya yang satu ini.

"Mau cabut lagi lo?"

Woojin nyengir,
"Hehe, jam terakhir guru gamasuk Jeong , gerah gue dikelas, titip Hyunjin yah, ntar kalo udahan sekolah telpon aja gue, biar gue anterin dia balik"

Belum sempat menjawab, Woojin sudah meninggalkan tempat duduknya.

Jeongin kembali menyimak pembicaraan Ryujin tentang event sekolah mereka. Namun pikirannya menjalar ke cowok dibelakangnya yang sedang tidur.

"Beneran sakit apa ya?"  ujarnya dalam hati, kemudian berniat untuk mengecek dahi Hyunjin, ia meletakkan punggung tangannya diatas dahi cowok itu.

"Wah beneran panas" ujarnya sambil mengangkat tangannya lagi dari dahi Hyunjin, namun belum sempat terangkat Hyunjin menahan tangannya. Membuat si pemilik tangan tersebut terkejut.

"Loh? Gue ganggu ya? Maap deh, abis kata Woojin lo sakit jadi pengen gue cek, lo lanjutin aj-"

"Berisik, udah gini aja dulu, gue butuh pegangan biar bisa tidur"

Jeongin diam, membiarkan Hyunjin menggenggam tangannya selama ia tertidur. Tangan Hyunjin terasa panas, tapi ntah kenapa dia tidak merasa terganggu, ia hanya memandangi Hyunjin yang sedang tertidur sambil menggenggam tangannya. Sampai tak sadar rapat kelas saat itu telah selesai.

"Jeong, ntar pergi bareng siapa?" tanya Jihoon yang tiba-tiba menghampiri nya.

"Pergi apaan?" Jeongin bingung, tentu saja. Dia bahkan tidak menyimak pembicaraan kelasnya tadi. Sibuk memperhatikan Hyunjin yang tertidur sambil menggenggam tangannya.

Jihoon melirik tangan Jeongin yang sedang digenggam Hyunjin.

"Kenapa tu anak?" tanyanya.

"Demam dia, btw pergi kemana sih?"

"Ga nyimak kan lo? Asik pacaran mulu sama Hyunjin sih"

"Siapa yg pacaran sih anjir"

Jihoon ketawa kecil melihat ekspresi Jeongin yang kesal.

Hide and Seek (Hwang hyunjin, Yang jeongin)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang