INI KEHENDAKNYA

0 0 0
                                    

    Sudah tiga belas tahun lamanya Fatimah telah meninggalkan Nada.kini Nada sudah  lulus dari kuliah.Nada teringat akan Fatimah.ia telah mempersiapkan semuanya untuk menyusul Fatimah ke Madura.selama kuliah Nada sudah mencari kos kosan dan pekerjaan sendiri,agar tidak merepotkan ibu angkat Nada.
Nada mendapat pekerjaan yang ia suka juga,yaitu seorang arsitek.sore ini Nada bersiap untuk mencari sahabatnya Fatimah.dengan kendara'an taksi online ia berangkat mencarinya.walau akan banyak biaya yang dikeluarkannya.sampai di Madura Bangkalan,Nada bertanya pada banyak orang disana dan hampir satu persatu orang ditempat itu ditanya semua oleh Nada.

Nada mencari Fatimah hingga larut malam.Nada terpaksa harus menyewa penginapan untuk satu malam saja.

"Fatim,lihat aku sudah bilang pada diriku.akan mengorbankan apapun demi sahabatku,bahkan hal yang bodoh sekalipun".gimam hati Nada berharap sahabatnya ditemukan.

Hari kedua
Nada terus mencari Fatimah dengan taksi online yang baru.di suatu tempat ia merasakan kalau dirinya sudah semakin dekat.

Pencarian itu hanya bermodal foto lama.sampai akhirnya seseorang yang ditanyai Nada adalah tetangga Fatimah.Naa turun dari pintu belakang taksi online dan bertanya pada seseorang didekatnya"bu,permisi boleh tanya sebentar?ibu kenal orang ini,namanya Siti Fatimah,ibu pernah lihat?"tanya Nada
"Ooh si sitti,rumah dia dideppan sittu nak,tappi dia lagi dirummah sakkit yang di perrempatan ittu,ada gangguan janttung"jelas tetangga Fatimah dengan logat madura yang kental.Nada yang mendengar hal itu senang karena sahabatnya sudah ditemukan dan sedih pula karena sahabatnya punya penyakit yang bisa merenggut nyawanya.

"Trimakasih bu"Nada berterimakasih atas informasi yang didapatkannya.

Nada kembali menaiki taksi online tersebut dan memberi arahan pada si supir taksi."ke arah perempatan,rumah sakitnya ya pak"pinta Nada.
Sang supir taksi mengantar Nada sampai ke tujuan.Nada membayar sebesar 250 ribu,lalu supir taksi online tersebut pergi.

Nada melangkah dengan cepat,sampai ke tempat administrasi."mbak ruang Siti Fatimah dimana ya?"tanya Nada pada salah satu pengurus administrasi disana."ruang 23, lantai 2,sebelah kanan."jawab petugas wanita,dengan logat Madura yang khas.

Nada berlari kecil mencari ruang Fatimah."pasti yang itu"gumam Nada.

Nada memasuki ruang 23.dan melihat ayah Fatimah sedang menemani putrinya.
Nada sangat senang ketika bertemu sahabatnya.hingga menitihkan air mata haru."assalamualaikum,pak say temannya Fatimah dikelas 4 dulu"Nada menjelaskan,mencium punggung tangan ayah Fatimah.
Fatimah yang saat itu sedang berbaring ta berdaya ikut tersenyum bahagia melihat sahabatnya datang menemuinya.
"Nada,ma'af aku ngga tepati janjiku untuk 13 tahun yang lalu."Fatimah bicara,dengan lemah."masih ingatkah kamu kata yang kubilang dalam kamus hidupku dulu Fatimah?"Nada mengingatkan Fatimah kata yang telah diucapkan Nada dulu saat diparkiran sepedah.
"Ya,ngga ada penolakan,maaf ataupun trimakasih kan"Fatimah mencoba mengingatnya kembali.

Nada mengenggam tangan Fatimah"kamu butuh jantungkan?,akan ku beri,biarkan jantungku berdetak dijiwamu.kita akan sama sama hidup"air mata Nada mengalir lagi bagai aliran sungai yang deras.

"Jangan,nanti aku ngga bisa liat kamu lagi"(Fatimah)

"Memang ngga bisa diliat tapi jantungku berdetak dijiwamu,kamu bisa rasakan aku hidup,lagi pula aku ngga punya keluarga lagikan,dan ngga ada penolakan dalam kamus hidupku"(Nada)

"Jangan bodoh!!,umurmu masih panjang.allah akan kasih yang terbaik buatku kamu tenang aja"(Fatimah)

"Aku ngga bisa kehilangan kamu,jadi biar aku yang pergi"(Nada)

"Beri aku doa terbaikmu,jangan minta yang pas pasan,minta lebih sama Tuhan"(Fatimah)

"setiap hari selalu kuminta doa itu"(Nada)

Ayah Fatimah yang mendengar percakapan mereka juga menangis haru.tak menyangka anaknya memiliki sahabat sebaik Nada.

Disusul dengan tangisan mereka berdua,yang dihampiri senyum kecil bersamaan.

Doa kecil yang diminta Nada untuk Fatimah sejak lama sudah  tiba.sebuah donoran jantung dari orang tak dikenal datang.

Fatimah menjalani oprasi donor jantung.setelah berhasil,dan sadar,Nada menghampiri Fatimah dan tak disangka Fatimah memeluk erat Nada sama seperti saat latihat pentas seni dulu.

"Lihat,sudah aku bilang Tuhan akan kasih yang terbaik"(Fatimah)

"Aku rasa tuhan sengaja supaya aku tak mengucapkan selamat tinggal pada Fatimah saat itu,karena tuhan masih ingin kami bersama tanpa ada kata pisah"gumam hati Nada

sejak saat itu Nada dianggap sebagai anak sendiri oleh ayah Fatimah.dan tinggal satu rumah,tak ada lagi yang akan memisahkan mereka.

The end
____________________________________
Trimakasih para pembaca.maaf ya agak berantakan yg pertama gara gara paketan menipis jadi sempet banyak yang kehapus dan buat 2 kali.ada yg kata katanya kelupa'an jadi agak berantakan.

Trimakasih sekali lagi ya.
Komen terserah
                ⬇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 16, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

kita selamanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang