Chapter 3

3 0 0
                                    

Di Alaire kasih sayang memang menjadi ciri khasnya. Semua peri memang penuh kasih sayang. Tapi kecantikan juga tetap yang paling dilihat kau tahu, tidak berbeda dengan duniamu kan? Memang menyebalkan. Ada juga hal menyebalkan di Alaire. Oke lupakan pemikiranku.

Sayap adalah aset yang paling bernilai bagi peri. Meralda memiliki wajah yang sangat manis, dengan pipinya yang sedikit tembem bersemu merah muda. Dia juga memiliki sepasang mata hijau yang meneduhkan. Dia juga penyayang dan baik hati. Sesuai yang kalian harapkan bukan? Tapi itu rasanya tidak berarti saat peri-peri Alaire tahu bahwa bayi bunga Rosemelinda yang terakhir memiliki sepasang sayap berwarna abu-abu pucat yang sangat bertolak belakang dengan wajah manisnya. Aku berpikir seharusnya gadis semanis Meralda mendapat sepasang sayap yang berwarna hijau seperti matanya atau warna biru yang meneduhkan atau jingga yang akan membuatnya tampak bersemangat atau mungkin merah muda yang akan membuatnya tampak lebih manis. Kau juga berpikir seperti itu bukan? Yaa aku tahu Meralda sangatlah malang.

Pasti tidak ada yang mau mendekatinya bukan? Memang tidak ada. Bukan karena sayapnya. Oh tentu bukan, peri Alaire tidak sejahat itu sayang. Ini karena mitos, 2000 tahun yang lalu, di Alaire lahir juga seorang peri mungil, dia laki-laki. Dengan sepasang sayap abu-abu pucat juga. Namanya Alectra. Para peri terkejut, namun mereka tetap menyayangi Alectra. Dan Alectra tumbuh sehat dan cerdas. Seperti peri dewasa lainnya yang mempunyai kemahiran. Alectra sangat mahir meramu bahan kimia agar tanaman dan hutan menjadi semakin indah, rimbun, nyaman, serta subur.

Sangat membanggakan memang. Namun suatu hari Alectra berubah menjadi menakutkan. Dia mengubah semua pohon-pohon dan tanaman-tanaman di Alaire menjadi tanaman yang beracun dan berbau busuk. Tidak ada yang tahu apa yang salah dengan Alectra. Lalu dia menghilang begitu saja. Ada yang mengatakan Alectra lenyap, ada juga yang mengatakan Alectra mengembara ke ujung Timur dunia. Aaah apakah kita harus percaya? Kabar burung itu sangat diragukan. Tapi tidak berarti selalu salah bukan?

Kau tahu kan sekarang. Memang tidak adil untuk Meralda tapi seperti yang kukatakan, dunia tidak tahu seperti apa rasanya … Apa kata yang tepat? Dibenci? Rasanya bukan. Dikucilkan? Bukan juga. Mungkin tidak diperdulikan lebih tepat untuk Meralda.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Meralda from AlaireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang