001. Rahasia

20.4K 1.3K 47
                                    

"Dia menjadi tertutup, karena ada luka yang ia sembunyikan"

***

Pemuda jangkung itu hanya menipiskan bibir saat tidak ada lagi yang memperhatikan dirinya di depan. Azzam perlahan berdiri dan mengetuk papan dengan spidol, lagi-lagi yang tertidur kembali terbangun dengan berdecak lirih.

"Karena ini hari pertama saya.
Saya ingin mengenal kalian semua, silahkan perkenalkan nama kalian masing-masing di mulai dari kamu," tunjuknya pada murid berambut belah tengah itu, pemuda itu pun tersenyum lebar lalu bangkit dari tempat duduknya sembari melambai pada anak sekelas membuat yang lain mendelik jijik kearahnya.

"Hai fans, nama gue Dwi Harun biasa dipanggil Daehwi. Gue terlahir dari hasil pembuahan orang tua gue, jujur gue gak tahu kenapa mereka melakukan itu padahal gue gak ridha sama sekali." Azzam menipiskan bibir mendengar itu sedangkan murid-murid sudah mengumpat kasar.

"Gue ju--"

"Diem goblog, malah curhat. Curhat tuh di mama dede," celetuk salah satu temannya yang masih sibuk membolak-balikan komiknya. Dwi mendengkus kasar lalu mendudukan diri.

"Giliran kamu," tunjuk Azzam pada muridnya yang baru saja mengumpat itu, pemuda dengan gaya slengean itu pun berdiri sembari memeluk komiknya erat.

"Saya Hendrik Candra, biasa dipanggil Haechan." Ujarnya lalu mendudukan diri.

"Saya Mark, anak mak bapak saya pak," lanjut pemuda di sebelahnya.

"Elah si markonah pake di bagus-bagusin namanya, eh wajik nama lo tuh mamang Rakaputra sok-sokan bilang mark. Sok iye lo," Mark mendengkus kasar sembari melotot tajam pada Haechan yang hanya mengedikan bahu pelan.

"Namaku bento ! bento taronto. Sekali bayar bikin ambyar, orang-orang bilang bento itu mahal, mahal segalanya ASIKKKK ..." seketika kelas mendadak heboh dengan nyanyian pemuda bernama Ben Tornado, jadi di panggil bento.

Azzam hanya menganga kecil sembari mengusap tengkuknya yang tak gatal, "Si goblog pake nyanyi segala," celetuk teman sebangkunya.

"Bisa diam dulu sebentar," ujar Azzam membuat mereka mendasak bungkam seketika.

"Coba kamu," tunjuknya pada salah satu pemuda yang terbilang jangkung disana, "Saya pak ?" Tunjuknya pada dirinya sendiri, Azzam hanya mengangguk dengan tersenyum tipis.

Pemuda itu terlihat berdehem pelan sembari menghela nafas, "Pergi ke pasar lihat seruni," ujarnya berpantun.

"CAKEEEEPPP"

"Seruninya berubah jadi pawang !"

"CAKEEEPPP"

"Perkenalkan nama saya jhony, anaknya juragan bawang."

"Eak, bisa ae kaleng minyak."

"Pantesan nafas lo mau bawang,"

"Mohon tenang ini ujian, mohon bersabar." Azzam menghela kasar merasa penat seketika.

Azzam menjatuhkan pandangannya pada pemuda yang sama sekali tidak terganggu dengan keributan teman-temannya sedari tadi. Pemuda itu hanya menatap keluar jendela dengan mata menyayu.

"Sekarang kamu yang paling pojok," ucapan Azzam membuat seisi kelas menoleh pada pemuda itu.

Karena tidak ada respon, Bento berdecak lirih sembari bersiul memanggil pemuda itu.

"Heh sabun bolong, di suruh perkenalkan diri." Ujarnya sembari menunjuk Azzam dengan dagunya, pemuda yang tengah duduk tenang itu berdiri sejenak sembari menghela nafas.

AZZAM [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang