004. Unggulan Vs Berbeda

18.6K 1.2K 47
                                    

"Pintar saja tidak cukup, etika baik juga perlu"

***

Kedua kelompok pemuda itu tengah berdiri berhadap-hadapan sembari saling melemparkan tatapan tajam. Anak unggulan hanya melemparkan senyum kepada anak berbeda, senyum mengejek. Bahkan hendra yang jadi center dari anak unggulan hanya menatap tanpa beban anak-anak berbeda yang sudah mengepalkan tangannya erat.

Sudah siap untuk melayangkan bugemannya, "Maju lo anjing," teriak Wawan sembari perlahan mendekat pada beberapa anak cowok yang berpakaian rapi, bersih dan juga wangi itu. Berbanding terbalik dengan mereka semua yang urakan, baju tak terkancing satupun, kaos kaki beda sebelah, dengan rambut acak-acakan.

"Lo yang maju kaum bodoh," ujar Hendra sembari tersenyum miring, "Anjing bangat kan nih anak ," geram bento sembari menggulung lengan bajunya.

"Kalian gak usah mimpi bisa ikut test lawan kita, karena kita gak sudi buat ngotorin otak sama pikiran cuma buat hal-hal menjijikan kayak kalian," Mark sudah maju sembari melangkah tepat membuat Hendra ikut maju.

Keduanya saling tatap-tatapan dengan tangan yang mengepal sempurna, "Ngapain mereka adu tatap njir," bisisk Bento pada yang lain.

"Gatal bangat gue pengen putar lagu india," celetuk Kai membuat yang lain mengumpat kasar.

"Lo gak usah bangga Hendranjing ! Lo cuma pintar karena bantuin orang tua lo. Lo mah gak ada apa-apanya sama anak-anak lain, lo cuma ngandalin orang tua," ujar Mark penuh penekanan membuat pemuda jangkung itu mengeraskan rahangnya dengan wajah keruh.

"Bacot lo anjing !" Ujar Hendra langsung melayangkan tonjokannya pada Mark. Keduanya pun sudah saling adu pukul dengan sesekali meringis sakit. Apalagi Mark yang seringkali kena pukulan kuat dari Hendra yang notabennya anak taekwondo.

Bento dan yang lain hanya menonton sembari menyemangati Mark yang sudah babak belur karena pukulan Hendra.

"Berhenti !" Teriakan komando dari Azzam membuat keduanya sontak menghentikan aksi pukul-pukulannya.

"Mampus ada pak Azzam," bisik Yuta sembari merapat pada tubuh Johny menyembunyikan diri.

Hendra menautkan alis melihat Azzam berdiri ditengah-tengah mereka.

"Bapak gak usah ikut campur, ini urusan saya sama si goblok ini." Kata Hendra dengan menunjuk tak sopan pada Mark yang sudah hendak tepar.

"Mereka anak murid saya, otomatis mereka urusan saya." Jawab Azzam membuat Hendra tersenyum sinis, "Oke kalau itu mau bapak," ujarnya dengan megepalkan tangannya kuat.

Dengan cepat ia hendak meninju Azzam namun pemuda bermata cokelat itu dengan sigap menghindar membuat Hendra tersungkur ke lantai karena tidak bisa menahan ancang-ancang kuatnya sendiri.

Anak-anak menganga kecil melihat itu, apalagi anak berbeda sudah ingin bersorak senang namun melihat wajah serius Azzam, membuat mereka merapatkan mulutnya.

"Ada apa ini ?" Ucapan pak Mike membuat mereka menoleh pada pria setengah baya itu, "Kamu dipukuli siapa ?" Lanjutnya sembari menangkup wajah Hendra, "Bapak yang pukuli murid saya ?" Tuduhnya pada Azzam yang hanya menatapnya tenang.

"Bapak tidak bisa seenaknya memukuli murid saya, bapak bisa dikenakan hukuman karena melakukan kekerasan terhadap murid saya. Ba--"

"Ayo anak-anak, balik ke kelas." Ujar Azzam memotong pembicaraan Pak Mike membuat pria itu menggeram kesal.

"Cepat ke kelas !" Ulang Azzam dengan tegas membuat anak berbeda sontak bergeges menuju kelas dengan cepat.

Daewhi yang baru muncul jadi menautkan alis bingung, "Eh udahan berantemnya ?" Katanya dengan wajah sendu, "Padahal gue udah beli cemilan buat teman nonton," katanya membuat Bento yang mendengar itu jadi menarik kasar kerah baju remaja itu.

AZZAM [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang