ALDINO - 02

3.7K 216 76
                                    

SEBELUM DIMULAI, VOTE DULU DONG BIAR RAMEE.. NAH TERIMA KASIH

GANG! LANJOT, SILAKAN DI BACA JANGAN LUPA KOMENTARNYA YANG RAMAI.

BAIK, TERIMA KASIH.
SELAMAT MEMBACA.

BAB 02 - MARKAS

NORMAL POV


Malam semakin larut, cuaca hari ini tampak tak mendukung. Meskipun begitu, mereka masih asik bersantai layaknya orang tak punya beban.

Klek

"Woi! diem aja sih dari tadi. Ngomong apa kek gitu," celetuk Rio. Bibirnya tak berhenti mengunyah, giginya berkali-kali menggeletuk membuka biji bunga matahari.

Rio Devonas Rozinda. Dia salah satu teman Aldino sejak masa taman kanak-kanak. Yang dulu hanya sekadar teman, malah sekarang menjadi sahabatnya. Masa sekolah dasar saja, Rio dan Aldino selalu bertentangan, entah itu karena Aldino yang terlalu pintar atau karena Rio tak suka dibandingkan.

Padahal, kedua murid SMA Galaksi itu, sama-sama unggul di bidang akademik. Atensi mereka pun selalu lurus dengan pelajaran. Bedanya, Rio lebih unggul di bidang Matematika sedangkan Aldino lebih unggul pada bidang Sains.

SMA Galaksi menyediakan tiga jurusan. Baik itu kelas Ipa, Ips dan Bahasa. Ketiga jurusan itu sama-sama unggul di berbagai bidang. Walaupun mendapati kelas Ipa, mereka tetap mempelajari mata pelajaran Ips. Begitupun sebaliknya, Ips tetap mempelajari bidang Ipa. Meskipun, mereka tak terlalu menjurus mendalami pelajaran yang bertentangan dengan jurusannya.

Jurusan Bahasa sendiri, mempelajari tiga Bahasa utama. Indonesia, Inggris dan Jepang. Terkadang sesekali mendapatkan pelajaran Bahasa Spanyol. Sayangnya, mereka yang duduk pada bangku kebahasaan, tetap mempelajari materi umum Ips dan juga Ipa.

BRAKK

"Bangke! Ngomong apa kek kita, diam aja lu pada!" Farid mengamuk. "HEH! MATIIN TU HP! ARGA, LU NYEBAT JANGAN DI SINI!" sorak Farid tak terima. Telepon genggam yang menjadi aset berharganya, telah mati terlentang akibat kehabisan baterai.

Farid Athalla, memang mampu mencairkan suasana, tetapi dia juga mudah terpancing emosinya.

Arga mendengus. "Gue 'kan lagi mabar bareng Fito." Arga kembali fokus pada ponselnya. Layar landscape itu berkali-kali ia tekan beraturan.

Alfito menyahut, "Yoi. Lu kalo lowbet ga usah ngajak-ngajak kali monyet!" balas Alfito santai.

Seperkian detik hening, yang terdengar hanya suara game online kedua bocah itu. Juga suara dari bibir Rio, yang masih sibuk menggigit kulit biji kuaci. Tak ketinggalan dengan suara dari mulut Bima yang tengah tertidur.

"Anj*ng!"

Plak.

Refleks Satya menampar bibir Alfito. Duduk mereka yang berdekatan, memudahkan Satya mengayunkan tangannya pada bibir Alfito.

Si pemilik bibir, spontan mengusap bibirnya yang memanas. Selain dirinya kesal, ia juga merasakan bau yang tak enak dari tangan orang yang menampar asal bibirnya.

AldinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang