-Awali Dengan Bismillah, Akhiri Dengan Alhamdulillah-
🍃🍃
"Ujian ini menyadarkanku, bahwa sejatinya yang aku miliki adalah titipan-Nya. Dan semua titipan itu akan kembali kepada yang memiliki dan yang Menciptakan, Dia-lah, Rabb-Ku."
Indahnursf~🍃🍃
"Dasar anak bodoh! Selalu saja membuat ulah, tidak pernahkah kau sadar, kau itu menyusahkanku!" Suara itu bak petir yang menyambar, memberi dentuman keras dan menghujam hingga ke dalam lubuk hati.
Sedikit demi sedikit memberi goresan di hatiku. Tidak ada yang tahu betapa hancurnya hati seorang anak jika mendengar ucapan buruk dari wanita yang melahirkannya. Semua orang tidak akan mau mendengar kata-kata itu.
Ya, tidak akan pernah ada yang mau.
Tetapi, kali ini aku harus mendengar itu dari mulut wanita yang selalu aku sayangi, yang selalu aku cintai, ya ... dia adalah Ibuku. Wanita yang selalu aku doakan.
Pasti kalian berpikir apa yang akan aku lakukan saat mendengar kata-kata pedas itu? Menangis? Menjerit? atau memilih diam?
Ya, aku hanya bisa diam.
Aku bukan orang yang kuat, aku hanyalah wanita yang selalu tampil sok kuat, padahal aku ini mudah sekali menangis. Mudah rapuh, aku paling tidak suka jika ada yang membentakku, tetapi, ketidaksukaan ku itu harus aku rasakan hampir setiap hari. Dan itu aku dapati dari ibuku, ya ... dari ibuku.
Seharusnya aku sadar sejak dulu, aku harus bisa mandiri. Aku harus jadi anak yang pintar, aku harus bisa memberikan prestasi untuk orang tuaku. Aku harus kuat, aku tidak boleh lemah. Aku harus semangat menopang hidupku.
Ya, seharusnya itu yang aku lakukan sejak dulu. Namun, kasih sayang dari ayah membuatku selalu manja. Selalu bersikap seperti anak kecil. Ayah tidak pernah membentakku. Bahkan ayah yang selalu menghapus air mataku.
Jika ibu marah, maka ayah yang selalu memelukku. Merangkulku, menopangku, menguatkanku, menyemangatiku, hingga memelukku dan membuatku tertidur dalam dekapannya.
Pelukan itu sangat aku rindukan ... sangat dan sangat aku rindukan.
Senyum indah yang setiap sore menyambutku saat pulang sekolah, ciuman di atas kepalaku yang membelaiku dengan mesrah. Yang selalu memujiku jika aku istiqomah memakai jilbab.
Ya, dia adalah ayahku.
Dia adalah cinta pertamaku. Dia yang tidak pernah membuatku menangis, dia yang selalu menjagaku. Dia adalah kado terindah dari Tuhan untukku.
Namun, kini aku tak bisa lagi memeluknya. Tak bisa lagi menggenggam tangannya. Tak bisa lagi bercanda dan berbagi cerita dengannya. Aku sudah kehilangan semuanya.
Aku kehilangan ayahku, kehilangan masa depanku, kehilangan rumahku, bahkan, aku kehilangan nama baik keluargaku.
Ya, semuanya sudah hilang. Seakan takdir memporakporandakan hatiku. Aku kesal, aku benci, aku marah. Aku ingin menjerit. Aku ingin....
Rasanya aku ingin mati saja.
Tuhan tak adil denganku. Tuhan mengambil semua kebahagiaanku. Aku kehilangan semuanya. Aku kehilangan harapan dan senyum kebahagiaan.
Ya, kini seluruh dunia jahat pada kami!
Aku benci semuanya. Aku benci dengan takdir hidupku. Aku benciiiiiiiii!!!!
Semuanya tidak adil, semuanya tidak adil untukku. Semuanya tidak adil. Kenapa Tuhan mengambil semuanya?
Kenapa?!
Aku tak tahu harus melakukan apa. Semua kata-kata kasar terlontar untukku dan keluargaku.
Tolong! Tolong hapuskan semua itu. Aku benar-benar muak mendengarnya.
Aku muak!
Tuhan. Kenapa takdir hidupku begini. Semua ini sungguh tak adil. Aku membenci takdir ini. Aku membenci takdirku ini, Tuhan.
Jika Engkau ingin menghukumku, ambil saja nyawaku. Ambil saja, Tuhan. Aku sungguh tak tahan lagi dengan semua ini!
🍃🍃
Assalaamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh. Alhamdulillah Nday bisa publish cerita ini. Jadi, ini tuh cerita yang Nday tulis di 2019, namun karena kelabilan Nday cerita ini tidak selesai. Sekarang Nday revisi dan perbaharui, insya Allah akan menemani kalian.
Berikan votes, komentar, dan share ya.
Follow IG: Indahnsf_ dan akun Wattpad ini.
Salam Sayang,
Indahnursf 🍃Publish ulang: Senin, 20 April 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
TERSIRAT
SpiritualKebahagiaan? Sudah berakhir bahkan saat belum sempat aku memulainya. Entah apa yang harus aku lakukan di saat semua mimpi dan cita-citaku hancur dengan semua rasa kecewa yang harus aku terima. Kegelapan. Kesunyian. Kehampaan. Penderitaan. Dan, air...