O2. Spontanitas

3.6K 574 104
                                    

Sebuah pertemuan singkat dan perasaan yang tertinggal setelahnya.

Katakanlah Jeongwoo memang begitu berlebihan. Besoknya setelah bertatap muka intens serta secara tidak langsung Haruto menyatakan perasaannya, Jeongwoo demam.

Anak ini memang selalu berpikir berlebihan. Dia berpikir sampai larut malam dan tidak tidur seharian hanya untuk memikirkan bagaimana masa depannya nanti. Hell. Padahal Haruto hanya jatuh cinta pada sosok dirinya yang lain.

Tapi Jeongwoo bertingkah seolah dunianya kiamat dan untuk melihat hari besok saja tidak bisa.

Selimut tebal berwarna hijau lumut itu ditarik sampai kepalanya hanya terlihat ujung rambutnya saja. Demamnya baru saja turun setelah Ibunya menempelkan plester penurun panas dan memakan dua butir obat khusus.

Jeongwoo ini, padahal yang Haruto maksud itu Namira Jeongyeon, bukan Narendra Jeongwoo.

Dia bersyukur ketika sadar besok itu hari sabtu, dia begitu bersyukur ketika tahu tidak perlu berhadapan dengan Haruto yang pasti bakalan bertanya tentang sosok perempuan kemarin yang ada di rumah Yoonbin.

Geez. Jeongwoo menyesal mengikuti Truth or Dare kemarin.

"Gue masih normal deh serius,"

Jeongwoo mulai bergumam sendiri di balik selimut tebalnya.

"Si Haruto itu kenapa suaranya tiba-tiba jadi berat banget coba pas ngomong sama gue versi cewek? Sok kegantengan anjir."

"Mana cengo pula, gue heran deh kenapa pada bisa suka sama dia."

"Cinta pada pandangan pertama your ass, playboy cap kakap macem dia mana bisa gitu."

"Gila kali ya--"

"Siapa yang gila?"

"Astaga!" Jeongwoo mundur begitu selimut tebalnya di tarik, memandang Yeongue sebal yang sekarang duduk di tepi ranjangnya.

"Bikin kaget gue aja lo." Sinis Jeongwoo, memilih duduk sambil bersandar pada kepala ranjang di belakangnya. "Sama siapa kesini?"

"Inhong, tapi dia masih bawah."

"Inhong doang? Serius?"

Yeongue cuman nyengir lucu sampai kedua matanya menghilang. Dia lupa kalau Jeongwoo temannya dari orok sampai sekarang, Yeongue kalau ke rumah Jeongwoo tidak berani sendiri. Alasannya rumah Jeongwoo jauh, kalau pulang susah ada angkutan umum dan kalau naik ojol jarang di pick up.

Kenapa? Ya karena rumah Jeongwoo itu pelosok. Kompleknya aja mewah, banyak rumah gede tingkat dua tapi minim kendaraan.

Makanya Yeongue kalau kerumah Jeongwoo selalu ngajak rombongan jemaah haji, biar pulangnya rame dan dia bisa numpang.

"Sama kak Yoonbin, kak Jihoon juga. Tapi mereka nanti nyusul belakangan, kumpul basket dulu."

Jeongwoo mengangguk paham. Kemudian tiduran lagi di kasurnya sambil memeluk tubuh Yeongue agar ikut berbaring di sampingnya.

Wrong Accusation +hajeongwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang