Angin berhembus ringan menyertai dinginnya pagi. Seseorang melangkah ringan, sesekali menoleh ke kanan dan ke kiri. Sekalipun begitu, matanya hanya memandang kosong ke pemandangan di sekelilingnya.
Beberapa orang berpapasan dengannya - dan tentu saja - dia menyapa mereka ramah. Sebagian yang tak mengenalnya hanya tersenyum dan mengangguk. Beberapa orang yang mengenalnya menyapa balik dan memanggil namanya, "Pagi, Greg!"
Sempurna, Ujar Greg dalam hati. Dia melangkah ringan, senyuman di wajahnya tak memudar sama sekali. Langkahnya lalu berhenti, dan pandangannya tertuju pada sebuah bangunan megah. Pagarnya nampak kokoh, terbuat dari besi berlapis, gedung itu juga menjulang tinggi, dengan beberapa penangkal petir di puncaknya. Sempat terhenti, Greg kembali melanjutkan langkahnya.
"Selamat pagi! Selamat datang di SMA Darkwood! Kau pasti Greg," Sapa seorang pria paruh baya bertubuh kekar. "Perkenalkan, namaku Johan Fernandes, kau bisa memanggilku Pak Johan. Aku sering berada di lapangan, dan aku mengampu pelajaran PE." Kata Johan panjang lebar, sambil mengulurkan tangannya.
Greg tersenyum, lalu mengulurkan tangannya balik. "Pleasure to meet you, Mr. Johan."
"Oh wow, grammar yang mengagumkan."
"Terima kasih."
"Ayo, kita bergegas menuju ke kelasmu."
Greg mengangguk, lalu mengikuti langkah Johan.
Ketika mereka melewati lorong sekolah, Greg berdecak kagum akan desain interior sekolah itu. Langit - langitnya berwarna putih, dan dibentuk seperti kotak bertingkat dengan lampu yang terkesan redup ditiap tingkatannya, dipadukan dengan lantai berbahan kayu coklat gelap dan dinding berwarna abu - abu gelap. Hal ini sungguh membawa kesan klasik yang begitu disukai Greg.
"Ngomong - ngomong pak," Bisik Greg pada Johan, "Aku suka akan desain perpaduan klasik disekolah ini."
"Oh ya? Terima kasih atas pujianmu nak."
Greg membalas perkataan Johan dengan senyuman kecil, sambil terus mengikuti langkahnya.
Hingga Johan berhenti dan menengok pada Greg, "Ini kelasmu, Greg." Kata Johan. Dia menoleh pada Greg dan membukakan pintu kelas untuknya. Greg melangkah masuk, diikuti Johan yang kemudian menutup pintu di belakang Greg. Puluhan mata tertuju pada Greg, beberapa siswa saling berbisik, beberapa lainnya hanya melihat dia, tanpa berkomentar.
Greg membuang nafas dengan cepat, meletakkan tasnya dilantai lalu berkata, "Hai, aku Greg. I hope we get along."
Pasca perkenalan, Greg melemparkan pandangannya guna menyisir seluruh ruangan kelas. Dia harus menemukan tempat duduk untuk dirinya. Setelah mengucapkan terimakasih pada Johan, dia berjalan santai menuju ke kursi kosong yang kebetulan ia temukan di sebelah siswa perempuan.
Perempuan itu memandanginya dan berkata, "I had seen you before, Greg."
Greg tersenyum ramah, "What a coincidence, Jess."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Note: If you feel the need for me to improve this story, please go to the comment section and i'll consider your comment. :)