Malam semakin larut angin malam berlalu menyentuh ranting di Taman Kota. Rintik gerimis menjadi teman dikala hati ku merasa kalut.
Sesekali pikiranku terbebani oleh pria itu. Dia yang sampai sekarang tidak aku ketahui namanya, yang ku tahu dia selalu ada untuk menolongku.
"Nggak...nggak mungkin, dia nggak boleh jatuh cinta sama aku," hati ku menolak kehadirannya. Perasaan ku tak karuan, pikiran ku di penuhi oleh hasrat tentang dirinya. Apakah ini cinta?? Bagaimana mungkin, aku... Ya tuhan! aku, aku benar benar tak mengerti dengan apa yang ku rasa malam ini.
Masih terpatri jelas saat mata kita saling menatap. Untuk pertama kalinya, perasaan ku tak karuan aku sempat bingung mengekspresikan perasaan ku. Haruskah aku senyum atau sedih, argghhh sial sepertinya aku galau.
Aku merasa kalau dia mencintai ku. Saat pertama aku dan dia bertemu, aku sudah merasakan gelombang cinta darinya itu terlihat dari cara dia menatap dan memperhatikanku.
OMG... Aku benar-benar belum siap bertemu kembali dengannya. Jarum jam dingding kini menunjukan pukul 12.00. Itu artinya satu menit lagi, hari sudah berganti dan jika hari sudah berganti beberapa jam lagi adalah saat bagiku untuk sekolah dan bertemu dengan pria itu.
"Tidakkkkkkkkkk," sontak aku tiba-tiba menjerit.
"Lisa... Kamu kenapa nak??" suara ibu ku terdengar cemas,
Sungguh aku bingung harus apa...
"Sayang buka pintunya..." kini giliran ayah yang merasa cemas
Ku tarik napas sedalam mungkin lalu ku buang secara perlahan. Kemudian aku berjalan perlahan menuju pintu,
"Kamu kenapa??" Tanya ibu ku seraya mengelus kepala dan memelukku.
"Aku nggak papa, aku cuma mimpi aja tadi" aku mencoba meyakinkan mereka dengan tipuan nguap yang ku buat.
"Makannya sebelum tidur berdo'a dulu" terang ayah ku.
"Iya..." ku jawab lesu
"Ya udah kamu tidur lagi, mau ibu temenin nggak??" Tanya ibuku
"Ehhh nggak usah bu, Lisa nggak papa kok," jawabanku membuat ibu dan ayah mengerti. Mereka pun mencium keningku, mengelus rambutku dan kembali ke tempat tidur. Payah...ceroboh banget sih aku. Malam ini aku di buat gila oleh sebuah rasa.
Waktu semakin larut, mataku mulai lelah, ku rasa otak pun ingin beristirahat sejenak. Aku berharap, pagi tak segera tiba karna aku belum siap bertemu dengannya.
~ Kamu tidak perlu mengatakan, bahwa kamu mencintaiku. Karna tanpa kamu mengutarakannya, aku udah tahu isi hati kamu dari cara kamu memperhatikanku. Thanks
Nah... Ini bagian 2 dari ceritaku... Aku harap kalian nggak bosen ngasih kritik and saran dan jangan lupa vote juga ok....
Satu lagi sering-sering mampir ke akun aku yah, hhi
KAMU SEDANG MEMBACA
something is you
RandomSampai saat ini, kamu masih bertanya tentang hal yang sama. "Sebenernya gimana sih kriteria cowok loe?? Mau gue bantu?? Sekarang loe tinggal cerita nanti gue bantu cari... Ayolah Lis emang nggak bete apa?? Gue juga nggak mungkin selalu ada buat loe...