3. Tatto?

219 9 0
                                    

Sinar matahari mencoba menerobos masuk ke dalam celah-celah jendela kamar seseorang, tetapi sang pemilik kamar sudah terlihat rapi dengan style-nya.

Gaun berwarna hitam diatas lutut yang tampak elegan dengan dihiasi high heels warna senada setinggi lima cm. Rambutnya ia biarkan tergerai dengan sedikit curly dibawahnya.

Gadis itu, Elaine melangkahkan kakinya menuju ruang tengah yang dimana ruangan itu sebagai tempat berkumpul mereka bertiga.

Saat menampakkan kakinya di anak tangga terakhir Elaine mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, ia tidak melihat kedua orang itu berada di ruang tengah.

Lalu ia menolehkan kepalanya ke arah kanan yang dimana disebelah sana adakah ruang makan. Pendengarannya cukup tajam jadi ia masih bisa mendengar percakapan kedua orang itu walau sedikit-sedikit.

"Ayo Max. Kau hobi sekali membuat kita diamuk oleh Queen." Sentak Caramel.

"Sebentar Mel, gue belum menghabiskan makanan gue! Tinggal sepotong lagi, kan kasian kalau dagingnya di anggurin." Jawab Max dengan ngawur.

Elaine berjalan ke arah mereka berdua dengan sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara apapun. Saat berada di belakang kedua orang itu Elaine masih diam, memperhatikan segala sikap mereka.

Saat itu Elaine melihat Caramel melirik jam yang ada dipergelangan tangannya. Lalu mulai mengoceh kepada Max yang saat itu sedang tidak memperhatikannya.

"MAX! Ini sudah lebih dari 10 menit, seharusnya kita sudah di ruang tengah jam 10.00 tadi. Jika sampai Queen tau, matilah kita!" Oceh Caramel, wajahnya sekarang merenggut dan sedikit memerah karena menahan kekesalannya terhadap Max.

"Sebentar, kasian da-" ucapan Max terpotong saat Caramel dengan keras menjambak rambutnya.

"Aduh! Mel gila lo, sakit ini. Entar kadar kegantengan gue menurun dan cewek-cewek nggak mau sama gue lagi." Protes Max dengan ocehannya yang sudah ngalur kidul.

Elaine yang melihat sikap mereka berdua merasa jengah. "STOP!!!" Teriak Elaine dengan lantang.

Sontak mereka berdua menghentikan aksinya dan menoleh ke arah Elaine berada. Caramel membulatkan matanya, ia langsung melepaskan tangannya uang tadi sedang menjambak Max. Sedangkan Max meringis sambil mengusap-usap kepalanya yang terasa perih.

"Kalian berdua! Sekarang kita berangkat, tunggu kejutan yang akan aku berikan untuk kalian berdua setelah acara ini!" Peringat Elaine dengan tegas dan sarat akan nada ancaman.

Max dan Caramel meneguk salivanya dengan susah payah. Caramel menoleh ke arah Max dan melototinya dengan horror. Seolah-olah mengatakan bahwa Max adalah tersangkanya.

Elaine keluar dari mansion diikuti dengan Max dan Caramel. Kini mereka tepat berada diluar mansion tepatnya ditengah hutan tempat mereka dulu turun.

"Kalian berdua pakailah mobil yang berwarna hitam, aku akan naik mobil sendiri." Ucap Elaine sembari menunjuk mobil yang ada di dekat pohon.

Elaine melangkahkan kakinya ke tempat dimana mobil Audi R8 warna putih terparkir disana, mobil yang akan ia gunakan ke pesta. Sedangkan Max dan Caramel menggunakan mobil 2014 McLaren 6505 Project Kilo berwarna hitam. Tentu saja mobil itu bukanlah mobil biasa, karena mobil itu sudah dirancang sebaik mungkin oleh Elaine supaya menjadi mobil super canggih. Dan jangan lupakan harga fantastis kedua mobil itu.

The Dark MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang