5. Red Devil.

187 7 2
                                    

Pagi ini mereka bertiga, Elaine, Caramel dan Max mendapat kabar kalau anak buah mereka sedang dihadang oleh Red Devil dan tak hanya itu saja Red Devil juga mencuri dokumen penting milik gangster-nya.

Elaine sedang pergi untuk memastikan keadaan itu benar apa tidak. Dan ia meninggalkan Max dan Caramel sendiri di mansion.

Caramel bingung ia harus berbuat apa, sedangkan Max malah menghilang disaat keadaan yang tidak tepat ini.

"MAX!" Teriak Caramel menggelegar diseluruh mansion. Ia geram bagaimana bisa Max menghilang saat keadaan genting seperti ini.

Caramel menoleh ke arah pintu mansion saat di rasanya asa seseorang disana, ternyata di ambang pintu Max tengah berdiri dengan tampang tak berdosanya.

Caramel segera menghampiri Max dan dengan tiba-tiba ia memberikan Max sebuah pukulan tepat di rahang kokohnya itu.

Max hampir terjungkal ke belakang kalau ia tak memiliki reflek yang bagus. Max menatap bingung ke arah Caramel sembari meringis kecil.

"Ap-" ucapan Max terpotong tatkala Caramel berteriak tepat didepan wajahnya.

"KEMANA SAJA KAU BODOH? Queen sedang mengintai mereka sendirian dan sekarang Queen sedang mengikuti mereka yang akan dibawa ke markas Red Devil." Jelas Caramel.

Max yang mendengar hal tersebut terkejut bukan main, bagaimana bisa ia seceroboh itu? Ia malah memikirkan perutnya yang minta diisi. Ia fikir Queen-nya tidak akan pergi senekad ini, karena Elaine selalu memikirkan segala sesuatu rencananya dengan matang.

'Mungkinkah dia sudah tahu bahwa Red Devil akan berulah seperti ini? Maka dari itu dia pergi kesana sendiri karena memiliki rencana.' Batin Max.

'Dan juga kenapa gue langsung pergi gitu aja saat mendengar kabar itu? Otak gue sekarang benar-benar perlu diperiksa in.' Lanjut batin Max.

Max menggelengkan kepala pelan, pertanyaan demi pertanyaan muncul di dalam benaknya. Segera saja ia mengenyahkan semua pemikiran tersebut.

Cerita singkat nya memang begitu. Setelah mendengar kabar itu pikiran Max seperti ada yang mengontrolnya dan tiba-tiba saja dipikirkannya terlintas makanan buruan yang sangat lezat. Jadinya Max langsung pergi begitu saja tadi dan berburu untuk menuntaskan rasa lapar yang menyerangnya dengan tiba-tiba.

"Sekarang kita bagaimana?" Tanya Max bingung.

Max menggigit jari-jarinya frustasi, otaknya sekarang dalam mode off alias dalam mode sulit berfikir. Ia pusing memikirkan bagaimana caranya mengalahkan Red Devil tanpa melukai ketua mereka, Elaine.

"Gimana kalau lo minta bantuan ke mate lo? Dia kan punya banyak warior."

Caramel menoleh ke arah Max dengan cepat. Max tadi mengatakan mate dan pria itu juga mengatakan mate, kalau tidak salah arti dari mate adalah pasangan? Benarkah?

"Bisa kau jelaskan?" Tuntut Caramel dengan aura yang mengintimidasi.

Max yang merasakan aura Caramel hanya tersenyum mengejek, jadi Caramel ingin mengintimidasinya? Tidak akan bisa dan tidak akan pernah.

Lagi pula aura Caramel tidak sebanding dengan aura milik Queen, pikir Max.

"Lo nggak akan bisa mengintimidasi gue dengan aura lo yang nggak sebanding itu, bahkan aura gue lebih pekat daripada punya lo." Jelas Max.

Ia terlihat memberikan tatapan mengejek ke arah Caramel. Caramel hanya diam karena memang itu benar adanya.

'Ia tak akan bisa mengalahkan aura milik Max, apalagi milik Queen.'

The Dark MateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang