03

104 15 1
                                    

Setelah ucapan Kai yang membuat hati gue merana. Sepanjang jalan kita enggan untuk membuka suara.

Tak terasa kita udah memasuki perumahan elite.

Terlihat dari furniture dan design Interior rumah disini yang pasti rata-rata punya orang kaya.

Astaga, Kai rich banget dong ya?

Apa kabar dengan gue?

Apasi.

"Pi, udah sampai," ucapan Kai membuat gue tersadar akan lamunan gue yang abstrak.

"Hah?"

"Udah sampai, Nara," tekan Kai.

"Oh, okey." Gue turun dari motor Kai dan memandang rumah yang berada di depan gue.

Ralat, ini si bukan rumah melainkan istana.

Pokoknya ini besar banget.

Gue takjub melihat rumah Huening Kai yang jauh di atas rata-rata.

Selama ini gue kemana aja?

Gue baru menyadari ini :(

"Kai, ini jaket lo! Thanks yaa." Gue menyodorkan jaket itu ke sang pemilik, dan Kai mengambilnya.

"Hmm... Udah yuk, masuk!" titah Kai. Dan ia pun menggandeng tangan gue.

Astaga, please someone help my heart!

Kita udah masuk ke dalam rumahnya, dan

WOW

PARAH PARAH

Interior dalam rumah Kai, jauh lebih mewah di bandingkan luarnya.

"DAD, MOM! I'M HOME," teriak Kai.

Dan tak lama seorang pria paruh baya mendatangi kita.

"Son, don't scream! Your mom is sleeping."

"I'm sorry, Dad." Kai menampilkan wajah tidak bersalahnya.

Dasar!

"And who is she? Your girlfriend, huh?"

Apa tadi katanya?

Girlfriend?

Maaf om, saya lebih baik menjomblo daripada bersama anak om.

Atau, sama om juga boleh.

"No, Dad! This is my chairmate, Nara."

"Ra, kenalin ini daddy gue."

"H--halo om, saya Nara." Gue pun memperkenalkan diri gue kepada daddy nya Kai.

"Nice too meet you, Nara. I'm Kai's dad. And don't call me om, just call me daddy, okey?"

"Iyaa, Dad."

Gue manggil 'daddy' ke bokapnya Kai serasa gue sugar baby. Dan sedari tadi gue tidak bisa mengalihkan tatapan gue kepada bokapnya Kai.

Ganteng banget MasyaAllah.

Idaman gue banget.

Ingin aku jadi istri kedua.

Hhhhh

"Dad, jangan ganggu kita," pinta Kai.

"Dasar kamu anak kurang ajar!"

"Daripada temenku ini lirik-lirik mulu ke arah daddy." sindir Kai.

Gue tau ucapan Kai menyindir gue.

Yaiyalah siapa lagi.

"Nara, daddy tinggal dulu ya? Sepertinya ada yang cemburu melihat kita berdua," goda daddy nya Kai.

"DAD!!"

Maksud mereka itu apa?

Aku polos kok!

Setelah bokapnya Kai berlalu, gue histeris, "KAI KENAPA GAK BILANG DADDY LU GANTENG?--"

"TAU GITU GUE MAIN KE RUMAH LO DARI DULU!"

"Yaelah gantengan juga gue, Pi." balas Kai dengan ketus.

Bilang aja lu sirik, maz!

Tbc.

Next?

Maap jika bahasa Inggris qu abstrak :(

Different - Huening KaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang