Jam di dinding kamar Joanna sudah menunjukkan pukul 10, tapi Joanna belum juga beranjak dari kasurnya.
Sementara Elissa sudah berangkat ke kampus sejak jam 8 tadi.
Kedua teman lain Joanna Elena dan Linda pun tak kelihatan.
Sebenarnya Joanna ada kuliah jam 9 tadi tapi entah kenapa hari ini Joanna seperti tidak bersemangat sama sekali.
Yah, sejak mendengar cerita Nico tentang Bram, Joanna merasa sangat kecewa. Tapi dilain pihak, Joanna tidak bisa menghilangkan perasaan sukanya kepada pria blasteran Timur Tengah tersebut."Namanya Bram apa, Joan? Tanya Nico usai menyimak cerita Joanna.
"Aku tidak tahu, waktu itu pak satpam manggilnya pak Bram aja, Co"
"Hmm.. Pelanggan disini ada juga sih yang namanya Bram. Abraham Khan. Dia beserta grupnya tamu VIP"
Mata Joanna langsung membesar.
"Aku yakin dia yang ku maksud"
"Yeee.. Belum juga ketemu.
Gini aja, biasanya mereka datang kamis malam. Nnti aku fotoin, ok" Nico memandang jam tangan Hublot nya kemudian berdiri.
"Berarti 2 hari lagi ya"
"Iya.. Sabar aja deh. Oh iya, aku harus kerja sekarang"
"Ok, ku juga mau pulang. Ditunggu kabarnya ya"Kemarin sore sepulang kuliah, Joanna mampir ke Cafe RR, tempat Nico bekerja part time. Nico temannya sejak SMP, SMA sampai kuliah saat ini. Mereka sebenarnya berlima; Joanna, Bella, Nico, Richie, Farhan.
Tapi yang tinggal satu kota saat ini hanya Nico dan Joanna. Bella juga. Tapi dia masih sibuk bolak-balik mengurus kepindahannya.Walaupun Joanna punya banyak teman cewek, tapi dia lebih suka curhat masalah hati kepada teman cowok. Alasannya lebih nyaman, simple dan tentu saja solusinya 80% lebih tepat sasaran.
🍥🍥🍥
Di koridor kampus, sore hari kamis.. Joanna terlihat jalan cepat-cepat ke tempat parkir. Sesekali Joanna berlari kecil sekan tidak sabar untuk segera sampai.
Sesekali Joanna membalas sapaan teman-temannya yang kebetulan berpapasan. Melihat Joanna yang bergegas seperti itu,
jelas sekali ekspresi keheranan di wajah mereka. Sapaan mereka pun hanya dibalas lambaian tangan oleh Joanna.Di tempat parkir, Nico terlihat duduk di atas motor sportnya sambil main gadget.
"Nico, bha..hh ghai..hh ma..hh..na..hh" Joanna kehabisan napas.
"Hahaha.. Kamu lebay Jo" Nico mendekat sambil mengulurkan teh botol.
Tanpa berkata-kata Joanna menyambut minuman itu, langsung meneguknya habis.
"Segerrr. Terus, mana fotonya?"
"Hahaha.. Sabar neng. Nih, apakah dia?"
"Ya ampuun, benar kan? Aku sudah yakin kalau itu memang dia".
"Jika itu benar dia, maka kamu harus kuat" ujar Nico serius.
Nico melangkah menuju motornya, tanpa mempedulikan kerutan di kening Joanna.
Menstarter motor, kemudian memanggil Joanna."Yuk, jalan-jalan'
"Kemana?"
"Nanti juga kamu akan tahu"****
Maksud Nico untuk kuat itu apa ya? Memangnya ada apa dengan pak Bram ? Ah, nanti saja kalau sudah sampai, aku akan paksa Nico menceritakan nya
Nico membawa Joanna ke sebuah lokasi pembangunan gedung di pinggir pantai. Belum tahu gedung apa yang akan dibangun. Nico menepikan motornya dan berhenti di salah satu kedai yang menghadap ke pantai. Joanna serta merta turun, langsung masuk di dalam kedai diikuti Nico dibelakangnya.
Setelah memesan minuman dan cemilan, kedua sahabat itu duduk di meja yang berada di dekat jendela.
"Nah.. Aku sudah siap. Ceritakan" kata Joanna setelah menarik napas panjang.
"Begini Joan, aku kenal kamu. Aku tahu, rasa suka kamu sama pak Bram itu serius"
Nico berhenti sejenak. Mengambil sebatang rokok Marlboro warna merah, kemudian menyulutnya. Salah satu kebiasaan Nico jika sedang serius. Pelayan datang mengantarkan pesanan mereka.
Joanna diam. Menunggu lanjutan cerita Nico."Jika dia adalah pak Bram yang kamu maksud, kamu harus siap-siap patah hati"
"Jelaskan" pintar Joanna
"Kamu lihat lokasi pembangunan itu?" Nico menunjuk pembangunan gedung di sepanjang pantai.
"Yang membangun itu semua adalah perusahaan keluarga pak Bram"
"Terus.. Hubungannya dengan perasaanku?"
"Sssttt... Itu yang pertama.
"Kedua, pak Bram saat ini jatuh cinta sama Nona Irene, bosku. Dan tidak henti-hentinya mengejar Nona Irene. Karena itu mereka setiap minggu nongkrong di cafe".
"Ketiga... kamu pasti heran. Kenapa Nona Irene tidak mau menerima cinta pak Bram? Apa alasannya?"
"Alasannya, karena pak Bram dan gengnya semuanya playboy. Banyak wanita yang menjadi korban mereka"
"Keempat, pak Bram sombong dan arogan. Walaupun orangtua nya sangat baik serta dermawan".
Joanna terdiam. Menyimak dalam hati.
"Ada lagi?".
"Hanya itu yang paling penting. Udah deh, dia tak terjangkau olehmu. Berusahalah menghapus perasaan mu padanya, trus move on. Cari lain yang pantas, okeee (.
Joanna hanya tersenyum.
"Terimakasih, Nico"
🍃🍃🍃
KAMU SEDANG MEMBACA
Malam Pertama
Romance"Mama telah berjanji sama teman mama (almarhum) Tante Yulli untuk menikahkan kamu dengan anaknya." Gadis berusia 22 tahun itu begitu keras menolak perjodohannya. 🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥🍥 Tapi, bagaimana jika pria yang dijodohkan adalah pria yang menjadi...