TIGA _ Pertemuan kedua

5.1K 19 0
                                    

Hari Kamis

Sore ini jadwal kursus Joanna. Lebih tepatnya les privat. Karena Jo satu-satunya peserta. Tapi teman-teman Joanna suka menyebutnya kursus. Tak apalah.

Selesai kuliah Jo langsung singgah di swalayan untuk melengkapi bumbu serta bahan-bahan yang akan dipakai nanti.

Berhubung setiap minggu Jo belanja di sini, memungkinkan Jo sudah hapal luar kepala tempat semua bahan yng dia perlukan. Setengah berlari Jo menuju rak paling belakang, tempat segala macam botol saus dan bumbu berjejer rapi.

Jo meraih beberapa botol bergambar menarik kemudian meletakkannya kedalam trolly sedang. Tanpa buang waktu Jo melangkah ke rak pajangan berikutnya, meraih bumbu yang diisi dalam botol beling.
Jo bergegas mendorong trolly-nya menuju kasir sambil membaca nota belanjaannya.

Baru lima kali Jo melangkah, tiba-tiba Jo teringat pesanan Elissa yang tempatnya Jo tahu berada di rak samping kanan. Refleks Jo membelokkan trollynya, bertepatan saat itu seseorang dari balik rak itu juga berbelok dengan cepat.
Tabrakan trolly pun terjadi.

"Aduh"

Joanna terkejut setengah mati. Sebuah botol bumbu di trollynya pun pecah. Isinya yang berwarna merah, berhamburan dan sebagian mengotori kemeja biru elektrik yang dipakai pria didepannya.

Di depan Jo berdiri seorang pria bertubuh tinggi, wajahnya khas Timur Tengah dengan rambut cepak hitam legam.

Ya Tuhan.. Dia kan, pria itu..

Joanna langsung memasang senyum termanisnya, sambil meminta maaf.

Dari arah pintu masuk, Pak Satpam dengan seragam hitamnya buru-buru datang mendekat.

"Pak Bram tidak apa-apa?" tanyanya khawatir sambil agak membungkukkan badannya.

Ooh, jadi namanya pak Bram.

"Tidak apa-apa"

Pria itu hanya menjawab seadanya.

Huft.. Untunglah pria didepannya tidak apa-apa. Belanjaannya pun tidak ada yang rusak. Jo merasa lega. Tapi mendadak hatinya mencelos mendengar suara pria itu

"Hei, apa memang hobimu menabrak orang? "

"Yess.. Berarti dia mengingatnya. Oh Tuhan terimakasih."

Jo yang terlanjur senang karena pak Bram masih mengingatnya, sedang tersenyum takut-takut.

"Maaf, pak. Saya tidak sengaja"

"Berhentilah bertindak ceroboh. Ini yang kedua kalinya. Saya tidak akan mentolerir jika terjadi yang ketiga kalinya."

" Maaf pak.. Saya akan berhati-hati. Saya juga akan..."

Belum sempat Jo menyelesaikan kalimatnya, pria itu melenggang pergi dengan santai.

Jo langsung terdiam. Sedikit merasa malu karena ada beberapa pengunjung yang melihat Jo tidak diacuhkan.

Tapi tak apalah.. Yang penting aku bisa dipertemukan lagi dengannya. Lebih senang lagi, ternyata pak Bram masih mengingatku. Hahaha

🍮🍣☕

Malamnya Jo masih teringat dengan kejadian di Swalayan tadi. Bukan. Bukan kejadian yang diingat Jo, tapi pak Bram yang menawan yang ada di ingatan Jo.

Jo jadi suka tersenyum sendiri. Terkadang bergumam, seakan-akan sedang bicara dengan seseorang.

Bukannya Jo tidak sadar dengan kelakuannya yang aneh. Tapi suasana hati Jo memang sedang bahagia saat ini.

"Kamu kenapa Jo? Tingkahmu seperti sedang jatuh cinta.."

"Apa iya, El..?"

🍹🍹🍹🍹

Bersambung... 😉😉

Malam PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang