LIMA _ Aku Suka Pak Bram

4.9K 16 1
                                    


🍭🍭🍭

Senja yang indah. Joanna sedang menikmati me time-nya. Walaupun tidak suka kesendirian, tapi ada saatnya Joanna merindukan suasana yang hening seorang diri.

Salah satu tempat favorit Joanna selain di perpustakaan atau taman kota adalah suasana senja di pinggir pantai.

Baginya, memandang laut lepas dengan barisan nelayan yang terlihat hanya seperti titik di kejauhan adalah sesuatu yang syahdu. Ditambah riuhnya burung-burung yang bercicit ria, serta anak-anak pantai yang berkejaran dan bergulingan di atas pasir lembut sangatlah indah.

Joanna tak henti-hentinya mengagumi keindahan semesta yang disuguhkan di hadapannya. Bibir nya menyunggingkan senyum sambil lamat-lamat menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka" dengan suara kecil.

Indahnya negeriku.

Apalagi jika keindahan ini bisa dinikmati bersama.. Sekelebat sebuah wajah melintas dalam angannya.

Eits, kenapa kepikiran dia lagi.
Kenapa ya, aku bisa sesuka ini sama pak Bram.
Padahal sebelum ini, pantang bagiku untuk serius dalam hal cinta sebelum obsesi cafe aku terlaksana..

Joanna menghela nafas panjang, kemudian menghembuskannya kuat-kuat. Perasaan yang tadi damai serta bahagia, sekarang terasa penuh dan sesak.

Makin sesak saat teringat kejadian kemarin sore
Saat itu Joanna sedang jogging di taman kota ketika dilihatnya Bram juga sedang jogging bersama seorang gadis seksi. Gadis itu terlihat dewasa dan berkelas. Mungkin rekan kerja Bram atau mungkin pula calon korban lelaki playboy itu. Yang pasti bukan Nona Irene, bosnya Nico.

Sialnya lagi, saat berpapasan tanpa sadar Jonna berhenti sambil melemparkan senyum termanisnya untuk Bram.

"Siapa dia, Bram?" tanya gadis seksi itu. Tangannya sibuk menyeka keringat menggunakan handuk kecil.

"Entahlah, mungkin fans saya. Kamu tau kan saya punya banyak penggemar, hahaha"

"Hush.. Ada-ada saja kamu, Bram. Dia mendengarnya"

Tanpa memikirkan perasaan Joanna dan tanpa menoleh mereka langsung berlalu sambil tertawa. Meninggalkan Joanna yang terpaku ditempatnya. Walaupun Joanna sadar bahwa dia terlalu berharap, tetap saja rasa malu, marah, sedih mengusik kalbunya.

Tapi Joanna adalah seorang gadis yang sangat pandai menutupi perasaan hatinya. Dia hanya tersenyum lebar, seakan tidak terjadi apa-apa.
Begitulah Joanna. Dia tidak terlalu mengambil hati hal-hl yang seperti istilahnya, tidak "menyebabkan mati mendadak".

Joanna sangat mudah menghapus perasaan sedihnya. Dia  sangat mudah tersenyum bahkan saat hatinya menangis.

"Masa Bram tidak mengenalku?
Yah, walaupun mungkin aku tidak masuk dalam kriterianya, tapi..."

"Aku juga kenapa jadi bodoh seperti ini ?"
"Bagaimanapun caranya, aku harus menaklukkan Bram. Harus.hehehe.. Semangat, Jo !!"

🍃🍃🍃

Joanna mulai merencanakan aksinya. Pertama, bergaya elegan seperti wanita matang. Walaupun sesekali kecentilannya muncul tanpa disadarinya.

Joanna juga lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengunjungi cafe atau restoran walaupun hanya untuk minum secangkir coffee moccachino. Kemudian berusaha berteman dengan teman dekat Bram..

Malu..?
Joanna menepis jauh-jauh pikiran itu. Aku hanya ingin Bram melihatku sebagai wanita. Selain itu aku juga ingin memberinya pelajaran. Jika mungkin sih. Hehehe

Aku tidak malu, aku bukan menjual diri...

🌳🌳🌳

Seminggu sudah Joanna merubah dirinya, hasilnya lumayan. Joanna sudah berteman dengan Rezky, salah satu anggota club eksekutif muda-nya Bram. Walaupun Rezky suka berteman dengan Joanna karena teringat adiknya yang kuliah di Luar Negeri. Mereka sering ngobrol, chat via WA. Pokoknya lumayan dekat lah. Itu menurut Joanna. Tidak tahu dengan Rezky sendiri.

Memang Joanna terkesan kaku jika belum kenal. Tapi jika sudah kenal dekat, akan terasa sifat hangatnya. Ceria, teman curhat yang baik, sangat peduli, serta pengertian. Kekurangannya hanya satu, agak centil dah lebay. Sehingga terkadang  sifatnya itu berbalik membuat malu diri sendiri.

Sementara Bram..? Hmm menolehpun tidak. Hahaha, bahkan Joanna pun merasa lucu dengan sikap Bram. Biasa saja, Bro, hehehe.

🍥

Sore di cafe Lotus.
Joanna sedang ngobrol ringan dengan Rezky di meja Joanna.

Ceritanya, Joanna pura-pura janjian dengn teman ceweknya yang telat datang. Padahal kenyataannya, dia sudah mencari tahu jadwal Bram hari ini.

"Hei, kamu.." terdengar suara Bram dari belakang Joanna.

"Joanna, Bram memanggil kamu tuh" ujar Rezky yang tempat duduknya menghadap Bram.

"Hah..?"

Joanna sedikit terkejut. Belum sempat bertanya lebih lanjut, tiba-tiba Bram menarik tangannya dan memaksanya ikut.

Setelah berpamitan kepada Rezky, masih dengan wajah heran plus grogi, Joanna mengikuti langkah panjang Bram menuju teras samping cafe, yang menghadap taman. Terdapat dinding kaca antara ruangan di dalam dan di teras yang berada di samping kanan serta belakang bangunan utama cafe.

"Ada apa sih? Tanganku sakit,  tolong lepaskan".

Sambil berjalan, Joanna menarik paksa tangannya. Tak peduli dengan protes Joanna, Bram terus menyeret Joanna sampai di luar.

"Nah.. Sekarang, jelaskan apa maksud kamu"

Tanya Bram dengan nada ketus. Tangan Joanna sudah dilepaskan dengan kasar.

Saat ini mereka sudah berada di teras samping. Joanna duduk di salah satu kursi yang terdapat disitu, sedangkan Bram tetap berdiri. Kedua tangannya dimasukkan kedalam saku celana.

"Aku tidak mengerti. Apa yang harus aku jelaskan?"

"Jangan berlagak bodoh. Semua juga akan mengerti melihat sikapmu yang seperti penguntit"

"Bukan urusanmu. Lagian aku bicara dengan Rezky, krnapa kamu yang terusik...?"

Dalam hati Joanna senang karena akhirnya Bram mau bicara dengannya.

Yang penting aku berhasil menarik perhatiannya, walaupun sebenarnya keinginanku bukan seperti ini.
Ah, masa bodoh hehehe.

"Iya, aku terusik, terganggu. Dengar ya, biar ku perjelas. Aku tidak tertarik dengan anak sekolahan sepertimu. Kamu bukan tipeku. Berhentilah muncul dihadapanku"

Ya ampuun.. Tambah keren nih cowok saat marah. Jadi ingin peluk dia, hahaha.

Tanpa sadar Joanna senyum-senyum sendiri mengingat fantasinya yang liar.
Bram bergegas kembali ke teman-temannya.

Joanna hanya diam memandang kepergian Bram. Namun dalam hatinya dia sangat senang. Joanna lebih bersemangat.

"Tunggu saja, Bram. Aku pastikan, aku akn selalu membayangimu sampai kamu menyukaimu".

TBC

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Malam PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang