Part 2: Peringatan

3.4K 456 38
                                    

Akasuna Sasori terkenal dengan beberapa hal: status playboynya, kegilaannya akan balapan liar dan juga pesta yang meriah.

Sasori yang merupakan tipikal anak borjuis yang gemar menghamburkan uang memang sering mengadakan pesta. Dan meskipun Sasori adalah anak Suna—kampus yang sering dibandingkan dengan Konoha—dia termasuk anak yang asyik dan cenderung tak ambil pusing dengan persaingan antar kampus itu. Hubungannya dengan Neji pun cukup membuat mereka sering bertemu. Harus Sasuke akui, pesta yang diadakan Sasori memang pantas disebut sebagai pesta yang wajib didatangi.

Terutama bagi Sasuke yang memang membutuhkannya untuk melepaskan penat.

Thanks God, tidak akan ada Sakura yang mungkin mengganggunya hari ini.

"Hey, bro" Sasori menyambut Sasuke, Neji dan Kiba dengan didampingi seorang gadis yang menggelayut ditangannya. Gadis berambut cokelat yang langsung tersenyum menggoda kepada Sasuke. "Mana Naruto?"

"Sibuk dengan Matsuri mungkin," jawab Kiba sekenanya. Seingatnya, Naruto memang sedang mendekati Matsuri, anak kedokteran yang dikenalnya satu bulan lalu di kedai ramen favoritnya.

Sasori mengangguk paham. "Oke, kalau begitu nikmati pestanya." Sasori melirik gadis di rangkulannya. "Ayo kita pergi dari sini, Sweetheart."

Sasuke melihat gadis itu menggigit bibirnya sambil mengedipkan sebelah mata ke arahnya, yang mau tidak mau membuatnya mendengus. Terkadang sulit menemukan wanita yang normal dan setia. Sasuke tahu bahwa dalam hubungan kasual yang selama ini dijalaninya, tak ada wanita yang bisa membuatnya tertarik untuk bersikap serius karena faktanya, kebanyakan dari mereka memang melihatnya karena fisik dan dompet tebalnya. Sakura mungkin tulus dan setia kepadanya tapi sayangnya dia tidak normal—dia terlalu menyebalkan dalam banyak hal.

"Aku akan mencari Tenten, kalian bersenang-senanglah," Neji pamit dan langsung menuju tangga ke lantai dua.

Whipped, ejeknya dalam hati.

Neji bisa dikatakan, satu-satunya dari mereka yang bisa berhubungan serius lebih dari satu bulan. Semenjak bertemu dengan Tenten di pesta Sasori dua tahun lalu, Neji memang tak bisa dipisahkan dengan gadis Universitas Suna itu. Hal yang masih sulit diterimanya sampai saat ini mengingat Neji adalah orang anti-komitmen sepertinya. Sasuke tidak habis pikir apa yang membuat Neji mau terikat dengan gadis aneh penggemar benda-benda tajam seperti Tenten?

"Wow. Tenten pasti sangat hebat di ranjang," ucap Kiba, mengucapkan apa yang ada di pikirannya.

Sasuke menyeringai. Baru saja ia ingin membalas, matanya bertemu dengan gadis berambut merah yang sedang terang-terangan menggodanya di seberang ruangan.

"Baiklah, kulihat kau sudah menemukan mangsamu, Sasuke," tukas Kiba sambil memandangi gadis berpakaian minim yang sudah memberikan kode-kode intim kepada Sasuke.

"Aku tahu kau sudah lama tidak melakukannya kawan, kau tidak lupa cara mengenakan pengamanmu kan?"

Ejek Kiba yang langsung mendapat pelototan tajam dari Sasuke.

Sialan.

Setidaknya malam ini ia bisa melampiaskan rasa frustasinya yang selalu gagal karena kehadiran satu orang gadis aneh di sekitarnya.

-0-

Atau begitulah rencananya.

Sasuke sudah berada di tempat tersembunyi di taman belakang. Ia sudah bercumbu dengan gadis bernama Karin dan hampir melucuti pakaian atasnya dan melakukan hal lebih jauh jika saja ia tidak mendengar suara itu lagi.

Sakura.

F*cking.

Haruno.

H. E. R Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang