Unedited
Waktu itu hampir pukul satu malam dan jalanan yang sepi membuat suara penolakan Sakura terdengar lebih jelas meski mulut itu sedang disekap.
Sasuke mendekat, mencoba berjalan lambat-lambat agar tidak membuat orang itu menyadari keberadaannya. Orang yang tidak lain adalah kakak tingkatnya yang keberadaannya dicari sejak tadi. Ternyata dia bahkan lebih brengsek dari yang Sasuke bayangkan. Karena seberapapun bajingan dirinya, Sasuke tidak pernah memaksa apalagi nyaris memperkosa seorang wanita.
Dalam jarak yang lebih dekat, ia bisa melihat bagaimana berantakannya gadis itu. Rambutnya, pakaiannya, wajahnya yang berlinangan air mata. Amarah perlahan memasukinya melihat apa yang telah dilakukan oleh Genma. Apalagi mereka sama-sama tahu bahwa Sakura adalah gadis yang polos dan tipikal gadis yang tidak terbiasa bersentuhan dengan perlakuan seksual apapun.
"…hentikan! Komohon!"
"Tenanglah, Sakura-chan, bukankah selama ini kau memohon Sasuke untuk melakukan ini, bukan? Aku juga bisa menggantikan dia dengan baik."
Bajingan.
Kurang dari satu menit berikutnya, Sasuke sudah menarik Genma dan langsung memberikan dia satu tonjokkan di wajah.
Genma terlihat terkejut dan bersiap mengatakan sesuatu dan berhenti ketika menyadari Sasuke-lah yang baru saja memukulnya. Rasa kesal di wajah Genma hilang dan terganti dengan sebuah seringai tipis.
"Sasuke!" Genma berkata dengan nada santai. "Man, aku tahu kau tidak suka dengan Sakura, bukan? Tenang saja setelah aku memilikinya, dia tidak akan berani mengganggumu..."
Amarah memenuhi dirinya, kali ini ia tidak ragu untuk memberi pukulan yang lebih keras dari sebelumnya bahkan sebelum Genma selesai berbicara.
"Hei! Hei! Sasuke!" Protes Genma sambil memegangi perutnya yang baru mendapat tendangan kasar dari Sasuke. Genma menatapnya dengan tatapan panik dan memohon. "Oke. Baiklah aku akan melepaskannya dan kita anggap semua ini tidak terjadi, oke?"
Mata Sasuke menajam. "Aku tidak tahu kau ternyata jauh lebih bajingan dari yang aku sangka, senpai."
"Hei, bukan aku yang memulainya, Sasuke!" Ucap Genma dengan berapi-api. Dia melirik ke arah Sakura yang berada di posisinya tadi. "Dialah yang memohon-mohon padaku! Kau tahu sendiri bukan betapa putus asanya dia selama ini terhadapmu."
Sasuke mendecih dan tanpa aba-aba melayangkan pukulan sekali lagi, kali ini tepat melukai bagian mulutnya. Mulut yang lebih kotor dari tempat sampah. Dia tidak berhak mengatakan semua kalimat itu tentang Sakura.
Dua tonjokkan di perut, tendangan kasar di kaki dan pukulan terakhir di dagu—semua itu Sasuke lakukan sampai Genma merintih dan meminta ia untuk menghentikannya.
Sasuke memang sangat marah, tapi ia tahu bahwa jika ia terus melakukan ini, ia tidak yakin ia bisa menahan diri untuk berhenti. Ia menghela nafas pendek, memberikan tatapan membunuh sambil berkata dengan penekanan di setiap katanya.
"Sekali lagi kau berkata kotor tentang Sakura dan melakukan hal seperti ini lagi, aku akan pastikan kau akan mendapatkan balasan yang lebih parah daripada ini."
Genma terbatuk-batuk hebat sebelum mengangguk mengerti. Dia berdiri dan langsung beranjak dengan langkah terseok-seok dari jalanan menuju mobil yang diparkir tidak jauh dari sana.
Sasuke masih menatap kepergian Genma dengan tangan terkepal—masih sulit menerima apa yang baru saja terjadi dan membayangkan kejadian jika ia tidak berada disini saat ini.
Ia baru tersadar dari pikirannya ketika mendengar suara terisak dari balik punggungnya.
Sakura.
Sasuke berjalan menuju Sakura yang saat ini terduduk lemas dan sedang menatapnya dengan pandangan penuh emosi—kelegaan, kesakitan, amarah dan ketakutan—yang semuanya terangkum dalam mata jade-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
H. E. R
FanfictionA 18+ Sasusaku Fanfiction Sasuke benar-benar lelah tentang hal yang satu ini: Sakura dan kecenderungan untuk selalu menguntitnya. Atau menurut lelucon teman-temannya, gadis itu sedang menunggu waktu yang tepat untuk menyerangnya. Sakura tetangga sek...