Mimpi tentangmu yang harus terganti

52 1 0
                                    

Bukankah aku pernah dengan begitu bodohnya ingin mengejarmu kesini. Disuatu tempat yang tak pernah ku ketahui sebelumnya. Dengan modal nekat dan coba-coba aku sedikit berjalan ke arahmu. Waktu seakan berjalan begitu lambat. Awalnya aku berpikir Tuhan meridhoi semua usahaku menemui mu, saat layar komputer didepanku mengatakan "aku lulus".
Ini ujian tahap awal kan. Entah mengapa beribu mimpi menjelma seketika, tentang tempat yang katamu indah itu, juga tentang pertemuan yang sudah lama aku impikan.

Yah, dalam beberapa bulan belakangan ini, aku mulai terbiasa dengan keberadaanmu. Kita hanya berteman lewat chat sederhana di dunia facebook, kita hanya saling menyapa di whatshap, dan tak jarang berbincang melalui telpon. Tapi itu cukup untuk membuatku merindukanmu. Dan bukankah obat terbaik dari rindu adalah pertemuan? Ingin rasanya aku berteriak bahagia saat itu, karena sebentar lagi kita akan bisa bertemu. Aku akan diterima bekerja di wilayah kamu bekerja. Aku tidak hanya akan mendengar suaramu, tapi juga akan merasakan hadirmu. Ini sempurna bagiku. Langkah yang aku ambil akan membawaku menemui mu.

Beberapa orang mulai berdatangan memberi selamat karena prestasi ini, mereka melihatku bahagia. Kamu tau, bahagiaku bukan hanya karena itu, tapi karena kamu. Aku ingin pergi ke tempat yang selalu kamu ceritakan, menikmati senja ditepi pantai dengan segelas capucino hangat, dan mungkin juga dengan sedikit petikan gitarmu. Itu romantis sekali. Aku suka.

Namun sesuatu terjadi. Mengacaukan semua mimpi dan harapanku. Nampaknya aku salah, Tuhan tidak meridhoi pertemuan itu. Beberapa hari setelah pengumuman kelulusan yang mengabarkan aku akan kesitu, kamu malah memberi kabar lain. Memilih pindah dengan alasan mengejar cita-cita. Dan aku hanya terdiam, larut dalam tangis sepanjang malam.

Apakah ini jebakan? Sejauh inikah aku harus melangkah? Meninggalkan semua kenyamanan demi pertemuan? Atau ini hanya takdir yang akan membawaku mendapatkan cita, bukan cinta. Ah sudahlah. Bintang malam ini nampaknya tertawa, mengejek dengan tega semua kebodohanku. Dan angin seolah berbisik mencemoh semua usahaku.

Tapi bukankah hidup dipenuhi dengan biaya peluang? Bahwa untuk mendapatkan sesuatu maka kita harus kehilangan sesuatu. Aku tidak mendapatkan cinta kali ini, tapi cita dan mimpi lain sebentar lagi akan ku gapai.

Hmmm... Mungkin terkadang hidup memang selucu ini. Apa yang ingin kita raih, kita gapai, atau kita perjuangkan malah semakin jauh meninggalkan. Dan hal lain sebagai pengganti datang diwaktu yang bersamaan. Sabarlah, Tuhan selalu tau apa yang kita butuhkan, bukan hanya sekedar keinginan yang nilai guna dan manfaatnya ternyata bernilai "nol" untuk kehidupan kita.

Come on, mimpi baru dimulai hari ini. Tapi maaf, bukan lagi mimpi tentangmu. Anggap saja kebodohanku membawaku dalam satu babak baru dihidupku. Aku mungkin takkan melihat senyummu secara nyata, tapi sebentar lagi senyum dan sapa tulus dari mereka yang ku namai "murid" akan bisa mengobati segala tangis malam itu. 😁

Aprilia DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang