Hari ini, malam tahun baru dan seperti biasa, Seulgi berada di rumah sakit. Bahkan setiap hari saja Seulgi selalu menghabiskan waktunya disini. Ya, setiap pergantian tahun juga. Sudah terhitung sekitar 4 tahun lamanya Seulgi menghabiskan waktu di rumah sakit. Lama ya?
Karena sakitnya bukan sakit biasa dan perlu penanganan dari dokter.
Tetapi, di tahun ini ada yang terasa berbeda. Ada seseorang perempuan, gadis kecil yang selalu menemani Seulgi.
Sejak pertemuan pertama mereka di rumah sakit akhirnya mereka menjadi teman. Bae Joo Hyun, nama yang indah bukan?
Wajahnya yang paling indah seperti namanya.
Saat ini aku terbaring diatas kasur yang ruangannya berbau obat-obatan, sejujurnya aku tidak terlalu suka dengan baunya, tapi karena sudah terbiasa. Jadi, ya mau bagaimana lagi ini untuk kepentingan diriku sendiri juga.
Saat aku mulai memejamkan mataku, kudengar ada suara langkah sepatu berlari mendekat ke ruanganku, sebenarnya aku tidak terlalu peduli karena mungkin saja akan ke ruangan sebelah dan akhirnya aku biarkan saja dan tetap memejamkan mataku
Ternyata aku salah, ada seseorang yang membuka pintu ruanganku. Seketika aku membuka mataku untuk melihat siapa yang masuk. Aku tersenyum saat melihat dia berlari kecil ke arahku dan mengalungkan sebuah Stetoskop milik appanya, dokter yang merawatku.
Senyumnya merekah manis, siapapun yang melihatnya pasti akan ikut tersenyum juga. Seperti diriku sekarang ini yang selalu terkagum-kagum dengannya.
"Hai," sapaku yang tak lupa dengan senyumku yang tak pernah luntur saat bertatap muka dengannya.
"Hai, apa kau baik-baik saja?" tanyanya dengan raut wajah yang terlihat khawatir.
"Tentu, karena ada kau disini," ucapku untuk menenangkannya dan kulihat wajahnya merah merona menahan malu disana.
"Aku tidak percaya, coba buka piyamamu." ucapnya frontal yang membuatku membelalakkan mataku.
"U-untuk apa?" Aku menegak ludahku dengan susah payah.
"Untuk memeriksamu kalau kau memang benar baik-baik saja."
"A-aku memang baik-baik saja, kenapa kau tidak percaya?"
Kudengar dia mendengus kesal lalu segera membuka kancing piyamaku, "Tunggu, akan kubuka sendiri, dokter." ucapku buru-buru seraya menepis tangannya yang sudah berada diatas kancing piyamaku.
Dengan perasaan pasrah aku membuka satu per satu kancing yang menutup di piyamaku lalu dia mendekat dengan Eartips yang sudah terpasang pada kedua telinganya, kurasakan Stetoskop itu bergerak memeriksa di bagian dadaku.
Aku gugup sampai hampir kehabisan napas saat dia memeriksaku.
"Wow, hebat!" ucapnya setelah memeriksa dadaku, tentu saja aku heran kenapa dia bisa mengucapkan hebat.
"Ya, dokter?"
"Jantungmu berdebar sangat cepat, Seulgi." kulihat kedua matanya berbinar terkagum saat mengatakannya.
"Dokter, sebenarnya aku tidak yakin kenapa.. Tapiㅡ"
"Apa yang salah?" tanyanya memotong ucapanku.
Aku sedikit ragu untuk menjawab dan mungkin takut. "Aku gugup dan dadaku terasa sakit, dokter."
"Itu terdengar buruk, coba sini aku periksa lagi." ucapnya sambil melirik bawahku.
"Coba lepaskan celanamu." lanjutnya yang membuatku heran.
"Ya?"
"Lepaskan semuanya, atasan, bawahan, semuanya tanpa ada yang tersisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
limitless - SeulRene
Fanfictionseulrene. gxg terinspirasi dari film jepang 'I Give My First Love To You' jangan dijiplak ya gan, susah mikirnya.