Perempuan yang Berzina dengan Suami
Bagian ketiga
#Cerita_Mariposa
***
Fatma dan ibunya saling berpandangan. Chandra melanjutkan, "Sejak kematian kedua orangtua, saya berhenti percaya Tuhan."
Tatapan Chandra menerawang, menembus batas waktu. Potongan-potongan kilasan masa lalu serupa film hitam putih yang diputar di kepala.
Saat di mana ia terpuruk kehilangan kedua orang tua, seluruh aset keluarganya disita sebab hutang melilit pinggang mereka. Banyak yang berkata, ayah ibunya bukan meninggal karena kecelakaan tapi bunuh diri. Namun, ia tak mau percaya begitu saja. Itu terlalu mengerikan untuk menjadi nyata.
Kesedihan kehilangan orang tercinta berubah dendam membara yang tak terlampiaskan. Akhirnya ia harus menyalahkan takdir Tuhan. Ditambah kondisi sang nenek semata wayang yang mendadak stroke. Lengkap sudah alasannya membenci takdir buruk yang menimpa.
"Nak Chandra, sudah saya bilang sebelumnya, bukan? Fatma telah menceritakan semua. Termasuk kamu yang tak pernah sekalipun melaksanakan salat di tempat kerja." Ibu Fatma menarik paksa Chandra dari lamunannya.
Tergagap, Chandra mengangguk. "Tapi sekarang, saya percaya semua yang dilakukan Tuhan punya alasan. Jika saja orangtuaku tidak meninggal saat itu, mungkin aku tidak akan pernah bertemu Fatma dan bisa saja sekarang aku telah berubah jadi berandalan nakal yang terus menghamburkan uang orang tua," tukasnya tegas sembari menyunggingkan senyum pada Ibu Fatma.
Ekor matanya melihat Fatma tengah memperhatikannya. Namun, ia pura-pura tak tahu, tak ingin melihat tatapan Fatma yang menghunuskan rasa iba. 'Aku tak butuh iba, aku butuh cinta. Ya, cinta tulus yang akan mengeluarkan aku dari keragu-raguan akan takdir baik Tuhan,' batinnya berseru.
Fatma menatap lekat wajah Chandra di depannya. Ada rasa haru menyelusup relung kalbu. 'Pria ini begitu kuat sekaligus rapuh. Ia selalu berusaha menghibur orang lain, padahal jiwanya sendiri kering kerontang,' batinnya.
Fatma merasakan debar tak menentu di dada. Ada desiran halus yang membuatnya berharap bisa segera memeluk Chandra. Meyakinkan padanya, bahwa Allah itu baik. Hidup ini baik dan Chandra pantas bahagia. Segera diibuangnya pandangan ke arah jalan. Fatma takut, jika terus menatap Chandra seperti tadi, setan akan ikut campur pada perasaan mereka.
"Nak Chandra, ibu paham betul perasaan kecewa Nak Chandra pada Allah, tapi Allah tidak akan memberi cobaan di luar batas kemampuan hamba-Nya. Ibu yakin, Nak Chandra adalah orang yang kuat karena Allah percayakan ujian yang begitu hebat." Ibu Fatma melirik ke arah gadisnya yang terus menunduk.
"Maka dari itu, Ibu ingin Nak Chandra kembali mendekatkan diri pada Allah. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, karena Allah beserta orang-orang yang sabar." Ibu Fatma berhenti sejenak, menunggu reaksi dari Chandra.
Pemuda itu terus menunduk, kata-kata Ibu Fatma begitu merasuk jiwanya. Dia merasakan sesal dan sesak di dada yang teramat sangat. Betapa ia telah menyia-nyiakan waktu selama ini untuk membenci Tuhan, sedangkan Tuhan begitu mencintainya dengan memberinya cobaan.
Air matanya perlahan luruh. Ibu Fatma bangkit dan menepuk bahu Chandra. "Kembalilah pada Allah, Nak. Kedua orangtuamu di sana, pasti sedang menunggu doa dari anaknya. Belum terlambat untuk bertaubat. Carilah guru mengaji, datang kembali ke sini saat kau telah siap menjadi imam Fatma." Chandra mengangguk sambil terus sesenggukan.
Ibu Fatma beralih menatap anaknya, "Fatma, antar Chandra ke rumah Paman Akbar. Insyaallah, kalau kalian memang berjodoh, semua akan dipermudah."
Setelah Ibu Fatma pamit masuk ke dalam rumah, Fatma mengajak Chandra ke rumah pamannya tak jauh dari kediaman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan yang Berzina dengan Suami
Romancekisah cinta yang rumit antara Fatma, Chandra, dan Widya. kisah seperti ini banyak terjadi di sekitar kita. bukan bermaksud sara, tapi ini lah kenyataannya. akankah Fatma bisa bertahan dengan kenyataan bahwa sang suami telah mendua dan keluar dari ag...