Acara makan malam dadakan ini berjalan terlalu lancar. Seongwu baru saja mendapati bahwa seniornya satu ini ternyata lebih cerewet dari yang ia fikirkan. Dengan mudah ia memikat hati ibu dan ayahnya. Jujur saja Seongwu juga sedikit terpikat dengan sisi lain Daniel.
Tapi sebenarnya ayahnya Seongwu sedikit tak suka melihat kepandaian Daniel memikat hati Seongwu.... Dan hati istrinya sendiri.
"Ini enak banget tante." ucap Daniel semangat setelah menyicipi ayam goreng dan juga tumis kangkung buatan Ibu Seongwu.
"Makan yang banyak, nak." ujar Ibu Seongwu sambil tertawa geli melihat Daniel yang makan sangat lahap. "Untung aja tante masak banyak. Soalnya biasanya kalo masak banyak ini banyak yang kesisa. Papanya Seongwu biasanya lama diluar, Seongwu juga anaknya malas makan. Mana bisa tante habisin semua." keluh Ibu Seongwu.
"Gak heran sih, tante. Seongwu badannya kurus gitu." sahut Daniel sambil tertawa pelan. Ia kembali memasukkan sesendok penuh nasi ke mulutnya yang membuat Seongwu melongo tak percaya, ia bahkan mengabaikan ejekan Daniel tentang tubuhnya yang memang kurus. Nafsu makan Daniel memang tak bisa di ragukan. Pantas saja badannya besar begitu.
"Kalau Abangnya Seongwu ada sih, gak masalah. Soalnya dia emang banyak makan. Badannya tinggi besar, beda sama Seongwu yang kurus." cibir Ibu Seongwu yang membuat Seongwu mencebik tak terima.
"Yang jelas Seongwu masih sehat, jadi gak masalah sih." bela Ayah Seongwu. Seongwu senang sekali karena ayahnya selalu berada pada pihaknya.
"Dih- Papa emang gitu, suka manjain Seongwu" ujar Ibu Seongwu.
Daniel hanya tertawa mendengar perdebatan kedua orang tua Seongwu. Kemudian ia kembali melanjutkan makannya.
"Bang mau nambah?" tawar Seongwu saat melihat piring Daniel yang sudah hampir kosong.
Daniel yang tengah mengunyah makanannya mengangguk semangat, sampai-sampai Ibu Seongwu memekik gemas melihatnya. Dengan senyum lebar di wajahnya Ibu Seongwu mendorong semua lauk yang ada di meja ke hadapan Daniel yang masih makan dengan lahap. Seongwu dengan senang hati mengisi piring Daniel dangan nasi tambahan dan juga lauk.
Tak memperdulikan tatapan tak suka dari Ayah Seongwu yang juga masih makan.
"Habisin semua nak." kata Ibu Seongwu gemas.
"Lah jangan gitu ah tante. Kalo saya abisin beneran gimana?" tanya Daniel sambil tertawa.
"Eehh~ gapapa nak, kamu juga pasti jarang makan masakan rumahan kan. Pasti makannya mie instan mulu. Gak baik tau."
Daniel tersenyum lebar. "Hehe, tau aja tante. Saya emang kangen makan masakan rumahan."
Seongwu menatap Daniel penasaran, "Emang Bang Daniel asal mana?"
Daniel menatap Seongwu sambil mengunyah makanannya. Seongwu bahkan sudah berhenti makan sejak 5 menit yang lalu dan Daniel masih sibuk mengunyah. Seongwu hanya tersenyum geli saja melihatnya.
"Bandung, tapi sekarang keluargaku pindah ke Makassar." jawab Daniel.
"Kenapa pindah?" kali ini Ayah Seongwu yang bertanya. Ia telah berhenti makan karena tiba-tiba hilang nafsu makan melihat istrinya sendiri terpikat pada pemuda yang berusaha menculik Seongwu dari ayah dan ibu Seongwu. Rada lebay emang sih.
Daniel terdiam sebentar sembari mengunyah makanannya. Ia menelan makanannya lalu menjawab. "Gak semuanya sih Pak. Cuma ibu sama nenek saya. Ibu saya pindah soalnya nikah lagi 4 tahun yang lalu. Jadi ibu ikut sama suaminya pindah ke Makassar. Di Bandung udah gak ada yang bisa urus nenek. Jadi ibu bawa nenek ikut ke Makassar juga."
Ucapan Daniel itu membuat Seongwu menerka-nerka. Sebenarnya apa yang terjadi pada keluarganya hingga ibunya menikah lagi? Tapi rasanya tak sopan menanyakan hal itu sekarang. Mereka kan posisinya masih belum terlalu akrab.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1/2] Siap, Senior! [ONGNIEL] ✔
Fanfiction"Daniel itu senior paling galak sekampus. Tapi kok kalo Seongwu dibelain mulu sama dia?" Buku ini dah kelar y seyeng, mampir ke Kapan Nikah buat sisen ke 2;) Warn ❗ : -Homo -Localau ㄱㄷㄴㅇ x ㅇㅅㅇ