Jam masih menunjukkan jam 18.30 malam, tapi Airin sudah selesai dengan dandanannya yang rapi. Dress warna ungu panjang selutut , highhill warna senada, ditambah lagi make-up natural yang mempercantik tampilannya. Rambutnya dibiarkan tergerai sampai pinggang karena dia lebih suka rambutnya tampil apa adanya tanpa gaya apapun. Tak ada aksesoris apapun dibadannya kecuali kalung yang bergelantung dilehernya. Elegan dan mempesona. Tak perlu make-up yang terlalu rumit , karena kulitnya memang putih mulus meski tanpa sentuhan make-up. Di balik pantulan cermin ia mencoba memperbaiki dandannya lagi.
“ Apa aku terlalu berlebihan? Kelihatannya lipstick ku agak ketebalan. Dress ini juga sedikit pendek, jangan-jangan dandananku seperti ibu-ibu yang mau kondangan ?” Airin sibuk dengan pikiran anehnya, maklum saja ini pertama kalinya Airin dandan. Biasanya ia hanya menempelkan beberapa bubuk bedak pada mukanya dan sedikit pelembab bibir jika pergi ke kampus namun jika terburu-buru ia tampil tanpa make up sekalipun. Meskipun begitu wajahnya yng putih tetap segar bagaikan jeruk yang baru dipetik.
“ Wouw.. Cakep bener. Tumben mau dandan ? Mau kemana dek?” Kakak perempuannya begitu terpukau melihat airin yang tampil beda dengan balutan dress dan make-up.
“ Mau keluar sebentar.” Airin sedikit gugup menjawab pertanyaan kakaknya, ia berusaha untuk menutupi rencana dinnernya bersama Dion.
“ Hayoo..ngaku, pasti mau dinner tuh” Deg bagai terkena sebuah hantaman besar dijantungnya, airin terbelalak mendengar tebakan kakaknya yang tepat sasaran.
Astaga bagaimana bisa tebakannya kena sasaran. Aku yang bodoh menutupi hala seperti ini kepada kak Nina yang sudah berpengalaman soal percintaan.
Dengan menahan malu Airin membalas pertanyaan kakaknya dengan senyuman. Pertanda pembenaran atas tebakan Nina.“ Beneran ya? Hahaha… rupanya si putri es sudah mencair ya? Cowok mana sih yang bisa membuat hati adikku yang imut ini kelepek-kelepek? “
“ Ssssssssssssstttt…! Kak Nina.. Jangan keras-keras dong nanti kedengaran mama” Airin berusaha menyumpal mulut kakaknya tapi nina sangat gesit menghindarinya .
“ Cie .. Cie yang udah punya pacar. Suit… suiiit !” Nina malah menambah volume suaranya sengaja untuk menggoda adiknya.
“ Berisik deh kakak, bisanya cuman godain adeknya doang!”
“ Ciee.. Malu nih ye. Hahahaha… “
Sebuah bantal mendarat tepat didepan muka Nina, Nina pun membalas lalu terjadilah perang bantal diantara kakak beradik yang tampak begitu akrab ini. Sudah lama tak melihat gelak tawa mereka berdua, nina yang sibuk dengan butik dan persiapan rencana pertunangannya dan Airin yang disibukkan oleh tugas kuliahnya membuat mereka jarang mempunyai waktu bersama dirumah. Sejak kematian ayah mereka, rumah itu terasa sepi. Dessy ibu mereka memilih untuk membuka bisnis online agar Ia tetap berada dirumah.“ Kalian lagi ngapain? Dari luar kok berisik banget? Kalo tetangga ngerasa terganggu gimana?” Tegur mom Dessy.
“ Ma .. Coba tebak deh, si dedek udah punya pacar loh. Tuh liat, dia udah mau dandan cantik. Ckckk ..!"
“ Oh ya? Bagus dong. Ajak pacar kamu main kesini kenalin ke mama. Mama pengen tahu."
“ Ah mama , lain kali aja . Sekarang aku mau keluar dulu. Mama .. Izinin Airin ya?”
“ Tentu dong sayang. Daripada kamu ngurung diri terus dirumah”
Disela-sela canda tawa itu, tiba-tiba sebuah pesan mengisi kontak masuk handphone milik Airin.
On WhatsApp
Dion♥
OnlineD
ion :
Maaf aku bakal telat 30 menit, aku terjebak dalam rapat -,- .
Tahu gini mending aku kabur deh tadi -_-.Me :
Hmm... ya udah mending aku naik taksi ke restoran. Aku nunggu kamu di sana. Kami selesaiin dulu urusannya.
Dion :
Hah?? Jangan! Jangan! (>_<). Mending kamu nunggu aku aja ya?Me :
Udah gak apa-apa. Gak mungkin diculik juga kan?😄
Ya udah selamat ketemu di restoran. 😊Dion :
Ya udah hati-hati beib. I ♥ U.Me:
Ok 😊***
@Restaurant
Sebuah taksi berhenti tepat didepan sebuah restoran bergaya jepang, selang beberapa detik kemudian seorang gadis berambut hitam lurus panjang sepinggang terlihat turun dari taksi berwarna biru tersebut. Gadis itu memakai dress berwarna ungu dengan highhill warna senada. Senyum yang mengembang dikedua bibir mungilnya membuatnya tampak semakin manis. Meskipun kini dandanannya berbeda dari Airin yang biasanya tapi ia tetap airin yang sama. Hanya saja kali ini dia tampak begitu cantik. Lihat saja bahkan pengunjung lain yang berpapasan dengannya pun dibuat menganga padahal saat itu mereka sedang bersama pasangan masing-masing. Sampai-sampai salah satu cewek harus menjewer telinga pacarnya agar dia sadar kembali.
Ketika mengambil langkah menuju pintu masuk restaurant, ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Sepertinya ada sesuatu yang hilang darinya. Tapi apa? Bingo* tiba-tiba saja ia sadar tasnya masih berada didalam taksi yang ia tumpangi tadi. Secepat mungkin ia beranjak mengejar taksi tersebut sebelum sang sopir mengemudikannya lebih jauh. Untunglah, sang sopir mendengar teriakan airin dan berhenti tepat pada waktunya.“ Maaf pak, tas saya masih berada didalam. Bisakah bapak mengambilkannya?”
“ Oh .. Ini neng”
****
Terlalu pendek ya. Hehehe...
Maklum kesibukan membuat pikirin mentok.
Jangan lupa meninggalkan jejak berupa vote and comment ya.
Salam hangat dari author ♡♥♡♥.
![](https://img.wattpad.com/cover/182091122-288-k92eff1.jpg)
YOU ARE READING
The Red Handkerchief
Teen FictionHayooo... kepo ya? Langsung baca aja deh. Check it out....