CHAPTER 1

37 10 0
                                    

"Alina! Cepat nak, nanti kita bisa terlambat." Ucap Pak Cakra.

"Iya.." Jawab Alina setelah pamit untuk pergi sekolah kepada ibunya, lalu berjalan menghampiri ayahnya di luar dengan wajah yang kurang bersemangat.

Sesampainya diluar Alina melihat ayahnya sudah menunggu didalam mobil dengan menggunakan setelan kemeja, jas hitam, dan dasi yang sudah licin. Melihat hal tersebut, Alina langsung naik ke dalam mobil dan duduk di kursi depan bersama ayahnya.

Ketika mobil tersebut melaju, Pak Cakra berkali-kali menengok anaknya yang sedang cemberut.

"Sudah dong, jangan cemberut terus, senyumlah sedikit. Bermuram hati tidak akan bisa membuatmu bahagia." Bujuk Pak Cakra kepada Alina.

Alina mengangguk dan berusaha tersenyum sebagai jawaban.

"Nah, begitu kan lebih baik." Ucap Pak Cakra.

"Apakah ayah tidak lelah bekerja?" Celetuk Alina kepada ayahnya.

Mendengar pertanyaan tersebut, Pak Cakra langsung menoleh kepada Alina. Tanpa perlu diberitahu, Pak Cakra langsung mengerti bahwa anaknya tersebut sedang menyinggung-nyinggung masalah liburan.

"Kamu itu seperti anak-anak, Alina. Kamu kan tahu, ayah itu sibuk bekerja demi keluarga kita. Lagipula akhir-akhir ini kondisi perusahaan sedang kurang baik, perusahaan tempat ayah bekerja sedang melakukan pengurangan pegawai. Jadi ayah harus lebih giat bekerja agar ayah tidak dikeluarkan. Tolonglah bersabar sedikit, nanti pasti ayah akan ajak kamu berlibur." Jelas Pak Cakra.

Keluarga Alina memang bukan merupakan keluarga yang cukup kaya. Mereka tinggal di sebuah rumah yang tidak terlalu mewah di suatu komplek. Mobil yang sedang digunakan tersebut adalah hasil kerja keras Pak Cakra bekerja, Pak Cakra membeli mobil tersebut untuk mempermudah perjalanan ke tempat ia bekerja.

Alina mengangguk pelan sebagai jawaban.

***

Alina turun dari mobil di pertigaan jalan menuju sekolahnya, biasanya Pak Cakra mengantar dia sampai ke depan sekolahnya. Tapi kali ini tidak, Pak Cakra bilang dia sudah hampir terlambat. Ini semua juga gara-gara kemalasan Alina yang terlambat bangun pagi karena tidak bersemangat. Akhirnya Alina terpaksa harus berjalan sekitar sejauh 300 meter dari pertigaan tersebut.

Setelah mencium punggung tangan ayahnya, Alina langsung berjalan menuju sekolahnya. Seharusnya Alina merasa heran sebelumnya, jalan yang biasa dia lewati sangat berbeda. Biasanya jalan tersebut ramai sekali oleh anak-anak yang berangkat sekolah.

Hati Alina pun bertanya-tanya, kenapa jalan ini jadi sepi? kemana anak-anak sekolah pergi? apakah hari ini masih libur? atau aku terlalu pagi untuk berangkat sekolah? Atau...... Alina segera melihat jam tangan di tangannya dan betapa terkejutnya dia setelah melihat jam tangannya menunjukkan pukul 07.05.

"HAAAAAAAAAAH!!!! Aku terlambat!!!!!!" Teriak Alina.

Menyadari bahwa dirinya terlambat, dia segera berlari untuk mempercepat langkah menuju sekolahnya.

Sambil berlari, Alina terus menggerutu menyalahkan dirinya sendiri.

"Aduuhh, ceroboh sekali aku ini. Masa iya hari pertama sekolah aku sudah mendapat hukuman, apalagi hari ini kan upacara. Mau ditaruh dimana mukaku jika aku harus dihukum berdiri di tengah lapang dihadapan para peserta upacara." Gerutu Alina

Begitu Alina hendak sampai di depan sekolah, dari kejauhan dia melihat dua siswa laki laki menggunakan jas OSIS sedang berdiri di depan pintu gerbang.

Salah seorang dari laki-laki tersebut menoleh ke arah Alina dan melambaikan tangan sambil tersenyum. Senyumannya sangat manis sekali , seolah-olah dapat membius para wanita yang melihatnya. Ditambah dengan lesung pipi di wajahnya, tubuhnya yang tinggi tegap, dan gaya rambutnya yang sangat stylish semakin membuat penampilannya sangat menarik perhatian perempuan yang melihatnya. Kau tahu itu siapa? Ya, itu adalah Rama.

Alina yang sedari tadi memperhatikan Rama yang melambaikan tangan kepadanya membalasnya kembali dengan lambaian tangan sambil tersenyum kegirangan. Bayangkan bagaimana perasaan Alina saat itu, semua masalah ataupun rasa kesalnya seolah lenyap seketika setelah melihat pacarnya tersebut menyambut kedatangannya di sekolah dengan sangat manis.

Tidak, mungkin itu bukan sambutan. Tapi itu seperti ucapan selamat tinggal kepada Alina. Karena setelah itu, kedua laki-laki itu segera menutup gerbang sekolahnya rapat-rapat.

Alina yang dari tadi berdiri di sebrang sekolah sambil tersenyum-senyum kegirangan itu langsung tercengang dan segera dia menghampiri pintu gerbang yang sudah tertutup.

"Hei hei hei! Kenapa gerbangnya ditutup?" Protes Alina.

"Kamu terlambat! Ini kan sudah pukul tujuh lewat sepuluh menit, saatnya pintu gerbang ditutup, sebentar lagi upacara akan dimulai." Jawab laki-laki bernama Renal yang berdiri di depan Rama.

"Rama! Tolong aku dong..!" Rayu Alina kepada Rama.

"Kamu terlambat Alina... Upacara akan segera dimulai, ayo Renal kita ke lapang! ." Ucap Rama.

"Ayo!" Jawab Renal.

"Apa? Rama!! Kok kamu tega sih sama aku? Rama!! Tolong buka gerbangnya!!" Teriak Alina memohon.

Kedua laki-laki tersebut akhirnya kembali menghampiri Alina.

"Uuuuh kasian." Ejek Renal

"GRRRRRRRRR!!!!!!" Alina menggeram, pipinya yang cabi membuatnya terlihat sangat lucu walaupun sedang marah.

"Eh Eh Eh, maaf-maaf ya, itu si Alina lagi marah apa lagi kumur-kumur?" Celetuk Renal.

"Hahaha." Rama dan Renal tertawa.

Renal dan Rama akhirnya membukakan pintu gerbang sekolah dan mengizinkan Alina masuk.

"Hehehe... Alina maaf ya.. Tadi aku cuma mau jailin kamu doang ko, pintu gerbang memang ditutup pukul tujuh lewat sepuluh. Kamu belum terlalu terlambat untuk upacara. Ayo segera masuk ke barisan kelasmu, nanti biar aku yang simpan tasnya." Ucap Rama sambil tersenyum jahil. Laki-laki jni memang senang menjahili Alina.

"Yaudah, makasih ya." Ucap Alina sambil hendak lari ke lapang.

Saat Alina hendak berlari, tiba-tiba Rama memanggilnya kembali.

"Alina! Tapi kamu tetap terlambat, kamu harus mendapat hukuman!". Ucap Rama.

" Hukuman apa?." Tanya Alina

"Kamu nanti harus pulang bersamaku." Jawab Rama sambil tersenyum.

Alina mengangguk dan membalas senyuman Rama, lalu segera berlari menuju lapangan upacara.

***

Terimakasih bagi yang membaca🙏
Segini dulu lanjutannya ya...🙏
Lebih panjang dari bagian kemarin
Tolong kasih saran dan vote ya agar saya dapat semangat untuk melanjutkan ceritanya😇🙏

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang