1. Sabda Pandita Ratu

2.8K 254 83
                                    

"Tadaaaaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tadaaaaaaa... Selamat siang jiwa-jiwa kesepian. Jiwa yang hilang harapan, menderita tanpa dekapan, disiksa oleh kenangan."

Sebuah suara melengking, membuyarkan konsentrasi dua cowok yang sedang main Mobile Legend bareng. Pendatang tak tahu diri yang ditunggu dari tadi itu menjambret semua ponsel yang ada, tersenyum sok manis sambil memaksa agar atensi datang kepadanya.

"Kudaaa! Tet, balikin hapenya. Woy, Kontet! Lagi mabar!" seru Satria menaikkan tangan.

"Coba tebak, apa yang beda dari gue?" Masih tanpa peduli, pendatang yang biasa dipanggil Kontet itu mengedip-ngedipkan mata dan berjalan bolak-balik layaknya model di catwalk. Tak lama cewek itu berhenti, blocking dengan menaruh kedua tangan di pinggang dan berakting seolah berbicara di depan mik.

"Sabda Pandita Ratu, Dokter, Sumatera Utaraaaaaaa," serunya lantang menggelegar sambil menaikkan kedua tangan. Dia menirukan perkenalan seorang finalis Puteri Indonesia asal Medan.

Plak!

Bantal sofa tertampar ke muka kecil itu sebagai respons atas overdosis pede Sabda. Memangnya ada model yang tingginya minimalis? Sabda terlalu mungil untuk menjadi seorang peragawati.

Seolah mengerti kebiasaan Sabda yang suka datang seenak jidat, bersuara melengking dua oktaf atau merusuh untuk dapat perhatian, Satria melengos. Kalau tidak dijawab, cewek itu makin semena-mena. "Idung lo, lobangnya jadi tiga. Buruan hape gue, seyeng!"

"Jakun lo udah mulai tumbuh, Tet?" Orbit, tetangga yang paling hapal kelakuan Sabda dari zaman cewek itu menggerung ke mamanya supaya punya sempak Spiderman sama seperti punya dia, juga ikut menjawab.

Dua tangan Sabda menamparkan benda pipih elektronik ke muka mereka lalu menarik tangannya cepat sebelum ponsel diambil kembali sang pemilik. Gemas menyisip tiba-tiba dan menggerakkan tangannya begitu saja. Masa sih mereka nggak menyadari perbedaan di diri Sabda?

"Mata lo pada perlu dirukiah, ya! Gimana? Liat dulu dong! Apa yang beda dari gue?" tanyanya.

Tadi saat pulang sekolah, Sabda berinisiatif memotong poninya. Dia tak peduli Orbit dan Satria yang menunggu. Setelah mengganti baju, berbekal gunting dan sisir, Sabda meratakan poni sendiri di kamar mandi. Lagi pula cuma sebentar saja, cuma tiga puluh menit kok, dia yakin disuruh menunggu seabad juga dua orang hulubalangnya itu bakal setia.

Dengan gaya dibuat-buat, Sabda masih membolakbalikan badan sambil menunggu tebakan dari Satria dan Orbit. Letak poni kan di depan, masa nggak terlihat? Tetapi bukan jawaban yang datang, serbuan dari Satria memiting leher dan Orbit yang berinisiatif merebut ponsel yang disita. Setelah berhasil, mereka meninggalkan Sabda yang terlentang, megap-megap seorang diri di sofa.

Lagian, Sabda sok oke. Kayak punya nyawa lebih sampai berani ganggu cowok yang lagi mabar.

"Laknat lo berdua!" Sabda tidak terima saat Satria dan Orbit kembali mengabaikannya dan melanjutkan Mobile Legend mereka. "Tragis emang hidup gue, kalah sama ML."

SABDA [Moving]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang