Six

1.5K 212 16
                                    

Paginya, Rasya sudah menyiapkannya diri untuk datang ke kampus Dafi. Dengan sebuket bunga matahari di pangkuannya, Rasya mengenakan sepatu kets hitamnya. Di sebelah Rasya, Bunda tampak memperhatikan putranya itu dengan khawatir.

"Kak, yakin?" Lagi-lagi, Bunda bertanya. "Kalau emang nggak bisa, Kakak nggak usah datang."

Rasya tersenyum dan menggeleng pelan. Setelah selesai mengikat tali sepatunya, Rasya bangkit. Kedua manik hangatnya menatap Bunda dengan lembut.

Harus Rasya akui, rasanya sangat sulit untuk datang.

"Kak, kamu jangan gini terus. Adek pasti nggak suka kalau Kakak seolah nggak bisa lepas kepergian Adek." Bunda berujar. "Bunda juga nggak bisa, Kak. Bunda sayang sama Adek. Bunda nggak mau Adek pergi. Bunda tahu gimana perasaan Kakak. Tapi, sebisa mungkin Bunda ngelepas Adek. Kasian Adek, Kak."

Rasya menunduk dalam. Ditatapnya bunga matahari yang ada di genggamannya. Senyum sendunya terbit.

"Ini terakhir kalinya aku pergi ke kampus Dafi, Bun. Setelahnya, aku bakal ninggalin kebiasaan itu." Rasya menggigit bibir bawahnya sejenak. "Aku juga mau naruh buket bunga ini ke makam Dafi. Kemarin, Dafi minta buat dikasih bunganya 'kan, setelah acara ucap janji? Aku udah janji ke Dafi, Bun. Dan aku ... mau nepatin janji itu."

Bunda memeluk Rasya singkat. "Hati-hati, ya, Kak."

Perlahan, Rasya meraih tubuh Bunda, memeluknya lebih erat lagi. "Nama Dafi bakal disebutin sebagai mahasiswa berprestasi lagi. Aku mau dengar nama dia disebut sekali lagi, buat terakhir kalinya, sebagai mahasiswa berprestasi."

Bunda melepaskan pelukannya dan mengecup kening Rasya singkat. Diusapnya surai kecokelatan milik putranya itu. Lalu, Bunda memperhatikan manik madunya.

"Bun, Adek pernah bilang kalau Adek nggak bisa ngebuat Bunda sama Ayah bangga. Tapi, Adek salah 'kan, Bun? Bunda sama Ayah bangga 'kan, sama Adek?"

Bunda tersenyum dan mengangguk.

"Bunda selalu bangga punya anak sekuat dan sehebat Adek, Kak."

•Without You•

A/n

Cukup aku aja yang nyesek, kalian jangan :(

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang