Three

1.8K 227 12
                                    

"Kak Rasya!"

Suara itu memanggil Rasya yang sedang termenung di meja belajarnya. Ia lantas menoleh ke arah pintu. Tepat saat itu pula, Rasya mendapati Dafi berdiri di sana, sedang memegang ponselnya. Langkah adiknya itu lebar, menghampiri Rasya yang masih duduk di bangku meja belajar.

"Liat, deh. Gue abis pesan bunga. Buat acara ucap janji besok. Nanti, kalau gue ucap janji, lo bawain bunga ini, ya."

Mendengar itu, Rasya tertawa, hingga tawanya menggema ke seluruh ruangan. Ditatapnya Dafi yang sedang mengerucutkan bibirnya. Sontak saja, Rasya berdeham pelan.

"Ngasih bunga buat diri sendiri. Kasian banget lo, Daf," ejek Rasya. Ia mengambil ponsel Dafi yang ada di genggaman cowok itu. "Woah. Bunga matahari."

Rasya menyernyit sejenak. "Kenapa bunga matahari?"

Dafi merebut kembali ponselnya, lalu duduk di atas ranjang. "Bunga matahari itu melambangkan diri gue sendiri. Karena gue itu kayak matahari. Iya 'kan, Kak? Matahari buat Bunda. Matahari buat Ayah juga."

Rasya tersenyum lembut. Ia bangkit dan ikut duduk di sebelah Dafi. "Iya, Daf. Lo matahari."

Lalu, air muka Dafi tampak sedih. Ia menunduk dalam. "Sayangnya, gue matahari yang redup, ya, Kak?" Dafi bergumam pelan. Tapi, Rasya masih dapat mendengarnya dengan jelas. "Sinar gue ... seolah mau mati."

"Apaan, sih?" Tatapan Rasya menajam. "Mau gimana pun juga, Daf, lo bakal selalu jadi matahari. Sinar lo nggak akan pernah redup. Sampai kapan pun. Jangan pernah ngomong kayak gitu."

Tak lama, suara isakan Dafi terdengar. "Kak ... maafin Adek, ya."

Rasya makin heran.

"Maaf karena Adek pergi gitu aja."

Kemudian, Rasya merasakan pandangannya mengabur. Dan ketika ia berusaha untuk kembali menormalkan pandangannya, Dafi sudah tidak ada di sisinya. Posisi Rasya berbaring, dibalut selimut tebal.

Menyadari bahwa hal barusan hanyalah mimpi, Rasya lantas meringkuk. Memeluk guling biru yang ada di sisinya, lalu ia mulai menangis kembali.

Lagi-lagi, kehampaan itu menyiksa dadanya dengan kuat.

•Without You•

A/n

Kapan, sih, kamu bisa nerima kepergian Dafi, Sya? Kapaaan?

Guys, aku lebay atau apa sih? Kok aku ikutan nyesek :( wkwkwkwk

Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang