8. KARENA TERPAKSA

1M 84K 74.7K
                                    

8. KARENA TERPAKSA

See and keep silent.” — Septian Aidan Nugroho

“SEPTIANNNN! IHHH SEPTIAN IIHH! Dicariin juga dari tadi eh malah diem di perpustakaan. Lo beneran diem di sini karena gak mau ketemu gue calon pacar lo?” tanya Jihan dengan suara membahana saat masuk ruangan baca itu.

“Temen-temen lo bilang kalau lo diem di sini karena males ketemu gue! AAA kok lo gabilang sih kalau diem di sini ke gue?” tanya Jihan makin cerewet.

Septian yang masih membaca buku tak terganggu sama sekali. Cowok itu lalu mengangkat wajah dengan tenang.

“Buat apa? Emangnya lo siapa gue?” balas cowok itu sambil memasukkan buku ke dalam rak besar. Begitulah Septian. Singkat, padat, jelas dan menusuk.

“Kok gue ngerasa ngenes banget ya dijawab kaya gitu? Sakit ah hati gue,” jawab Jihan. Tapi perempuan itu malah tertawa-tawa setelahnya. Dasar aneh, pikir Septian.

“Boleh tau gak lagi baca apa?” tanya Jihan.

“Lagi baca buku biar lo bisa terbang trus hilang dari gue,” jawab Septian asal sambil memasukkan kembali buku yang telah ia ambil tadi tanpa menoleh pada Jihan.

“AHH JAHAT BANGET SIH! GASUKA!” kata Jihan. “Septian kapan ada waktu? Ayo jalan yuk! Ke mall, ke cafe, ke warung, ke pasar atau ke Wakanda sampe sungai Amazon juga Jihan jabanin Bangg!”

Septian menatap Jihan. “Boleh tuh sungai Amazon. Ntar gue jorokin lo ke sana,” jawab Septian santai.

“IIIIIHHH KOK GITU SIH JAWABNYAA?? AWAS LOH! GUE ITU LAHIR SEBULAN LEBIH TUA DARI LO! Lo lahir tanggal 2 Februari kan? Gue 15 Januari! Tuaan gue kan? Awas lo kualat sama gue!” kata Jihan mengekori Septian yang sudah berjalan menjauhi perpustakaan.

“Lahir duluan aja bangga,” balas Septian. Cowok itu tidak mau repot-repot menunggu Jihan yang berusaha mendekatinya. Cowok itu sibuk berjalan dengan kedua tangan di saku celananya.

"SEPTIAN AYOOO DONG JALAN NANTI PULANG SEKOLAHNYA! NONTON YUK? ATAU GUE NYANYI LO YANG GITARIN? KAN KATA BAMS LO SUKA MAIN GITAR SAMA GALAK. YUK, YUK, YUUU??” bujuk Jihan.

“Lo tau dari mana ulangtahun gue?” tanya Septian mulai serius pada Jihan. Cowok itu menatap lekat Jihan. Mengabaikan ajakan Jihan tadi.

“Ohh dikasi tau Jordan. Kenapa emang? Gak boleh tau ya?” tanya Jihan. “Kalau gak boleh tau yaudah maaf. Soalnya kan gue kepo. Gue pengin tau lo lahirnya kapan, apa yang lo suka, lo seneng nongkrong di mana. Gue kedengerannya kaya psikopat ya?”

Septian diam. Kapan cewek ini akan mengerti kalau Septian tidak suka diperhatikan sampai sedetail itu?

“Lo bener-bener cari tau itu semua? Yang tentang gue?”

“Iyaaa... kenapa Septian? Gak boleh yaa?” tanya Jihan.

“Bukannya gak boleh. Lo sedikit kelewatan. Bukannya gue suka sama lo. Yang ada gue ilfill karena lo jadi cewek annoying banget,” jawab Septian tanpa merasa bersalah.

“Maaf Septian bukan gitu maksud gue cuman—”

“Apa sih yang lo liat dari gue? Apa karena gue ini anak Ravispa?” Septian menjeda. “Apa karena nama keluarga gue? Apa karena temen-temen gue yang terkenal di sekolah? Apa karena gue pinter atau karena gue berduit? Kalau lo ngincer gue karena itu. Berarti lo sama aja kaya cewek-cewek yang gue kenal. Lebih baik lo pergi. Gue gak butuh orang kaya gitu,” kata Septian. Untuk kali pertamanya Jihan diam. Mematung, tidak menyangka Septian akan berkata seperti itu padanya.

Belum sempat Septian pergi. Jihan menghadangnya. Memegang kedua lengan atas cowok itu kuat-kuat karena emosi menderu.

“LO ITU COWOK PALING JELEK YANG PERNAH GUE KENAL! LO PIKIR LO GANTENG? LO ITU JELEK. UDAH JELEK SOMBONG LAGI!” kata-kata Jihan membuat Septian tercengang. Cuman Jihan satu-satunya cewek yang berani mengatakannya jelek. Di depan muka Septian.

SEPTIHANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang