Selamat membaca cerita SEPTIHAN: Septian Aidan Nugroho & Jihan Halana
BAGIAN Ravispa II Spin Off Novel Galaksi | A Story Teen Fiction by PoppiPertiwi❤️❤️
[PART MASIH LENGKAP] [DAPAT DIBACA TERPISAH OLEH Galaksi & Galaksikejora]
[NOVEL SEPTIHAN SUDAH...
Haii guys inget vomment dan ramein yuuk😻 Kalian sudah siap baca?
— Jam Berapa kalian baca part ini?
Harusnya aku update kemarin cuman ada urusan internal jadi sorry yaa baru bisa update hari ini semoga kalian suka part ini <3
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
— Sebelumnya mau bilang follow dulu yuk KaryaKarsa: PoppiPertiwi untuk dapetin notif lanjutan extra part 4.9 ini nantinya
Siapa kemarin yang udah baca part lanjutan 4.8 Septihan di KaryaKarsa?
Kasih kita spaman 🔥 biar exicted baca part ini
Isi paragraf di tiap linenya siappp?
4.9 EXTRA PART SEPTIHAN: DITERIMA
Mungkin Jihan memang belum memaafkannya namun Septian tahu kalau Jihan masih peduli dengannya. Buktinya perempuan itu masih mau duduk di sebelahnya.
"Kamu ngantuk?" tanya Septian.
Jihan menoleh. "Enggak kata siapa?"
"Keliatannya soalnya dari tadi diem aja," Septian memang merasa sepi sejak tadi karena Jihan tak mengobrol apapun.
"Apa yang mau diomongin coba," Jihan menerawang.
Dari nada suaranya Septian tahu kalau Jihan masih belum bisa memaafkannya.
Septian berdiri membuat Jihan memperhatikannya namun tak bertanya lebih. Ketika datang ke tempatnya lagi. Cowok itu memberikannya minuman berasa. Membuat Jihan menatap gelas berkaki panjang itu.
"Minum biar gak ngantuk," kata Septian.
"Kamu aja," jawab Jihan.
"Ayo biar ntar aku bisa ambil sendiri," Septian membuat Jihan akhirnya mengambil minumannya.
"Kamu kok jadi perhatian gini," ucap Jihan meminum yang diberikan Septian tadi.
"Kamu gak suka?" tanya Septian bertanya tepat di samping telinganya.
"Iya suka cuman kalau di keadaan kaya gini aku jadi rada gimana gitu," ucap Jihan.
"Aku salah. Maaf," Septian menatap Jihan cukup intens.
"Kamu udah ucapin itu dari kemarin. Kalau dipikir-pikir juga kamu kan gak ada pilihan waktu itu. Tapi aku gak mau memaklumi perbuatan kamu," Jihan membuat Septian menatapnya dengan sorot teduh.
"Aku beruntung karena kamu yang jadi pacar aku," ujar Septian.
Saat menoleh Jihan benar-benar dibuat takjub dengan tatapan Septian padanya. Seolah laki-laki itu sedang jatuh cinta untuk pertama kalinya ketika melihat Jihan dari jarak sedekat ini.
Septian memandangnya sejuk. Hanya ada perasaan cinta saat itu di antara keduanya.