Twelve

5.4K 595 101
                                    

Sembilan bulan.

Sekitar sepuluh hari lagi, buah hati Taeil dan Doyoung akan menemui mereka. Dalam mempersiapkan kelahiran, Taeil pergi ke toko buku untuk membeli setengah lusin buku tentang parental guiding untuknya.

Setiap hari, di ruang kerjanya Taeil ditemani oleh buku-buku itu. Sampai Garfield, Olaf, dan Maui datang berkunjung membawakan perlengkapan bayi, diacuhkan oleh sang Kapten.

"Dulu kakak saya melahirkan secara normal, namun yaaㅡ sang suami harus tega melihat istrinya berteriak kesakitan saat mengejan." Garfield bercerita.

"Kalau melalui operasi, prosesnya tidak akan sesakit normal. Namun sakit di bagian jahitan akan lebih lama sembuhnya." Maui menambahi.

"Aku ingin melahirkan secara normal." Jawab Doyoung dengan senyumannya.

"Pilihan yang berani, Tuan Kim." Sahut Garfield.

"Kemarin sore kami kebingungan memilih kado untuk si bayi karena tidak tau nantinya perempuan atau laki-laki. Jadi, Maui memilih barang bernuansa biru." Jelas Olaf.

"Kalian tidak perlu repot. Tapi terimakasih banyak."

Taeil tersenyum sinis pada ketiga agennya.

"Pencitraan lagi, eh? Agar gaji kalian kunaikkan?" Ujar Taeil dengan wajah datar.

"Ah, Kapten kita selalu begini." Sahut Garfield dengan wajah yang dibuat terlihat se-kecewa mungkin.

"Kami tulus memberikan ini, Kapten." Kata Maui.

"Mayo juga ikut iuran, tapi karena dia sedang bertugas di China, jadi hanya kami bertiga yang datang."

Taeil menutup bukunya, lalu bergerak memeluk agennya satu persatu.

"Terimakasih." Ucapnya sambil menepuk bahu mereka.

"Kami juga ikut bahagia menunggu kedatangan teman kecil dari Kapten."

"Aku akan mengambilkan minuman untuk kalian." Ucap Doyoung menginterupsi acara haru antara agen dan Kapten.

"Tidak perlu repot, Tuan Kim."

"Jangan sungkan. Aku tau kalian haus."

Doyoung meringis saat mencoba untuk bangkit dari sofa. Perutnya terasa mulas.

"Akh, Hyungie!" Jerit Doyoung sambil memegangi pinggulnya.

Taeil dan ketiga agen panik.

"Sebelah mana yang sakit?" Tanya Taeil sambil mengusap punggung Doyoung.

"S-sakit.. akh!" Doyoung merasakan air mengalir membasahi kedua kakinya.

Garfield dan kedua agen yang lain tanggap. Mereka mengambil kunci mobil dan tas perlengkapan yang memang sudah disiapkan jauh-jauh hari sebelumnya.

Olaf membantu Taeil membopong tubuh Doyoung masuk ke dalam mobil.

Garfield yang berada di kursi kemudi ikut berkeringat dan nervous. Ia melajukan mobilnya cepat dan hati-hati.

Sesampainya di rumah sakit, Doyoung segera dibaringkan pada ranjang pasien, lalu masuk ke ruang bersalin.

Doyoung menggenggam tangan suaminya erat, menahan mulas, kebas, dan nyeri yang menyerang perutnya.

"Kau kuat, sayang. Kau pasti bisa." Ucap Taeil menenangkan. Ia terus mengusap dahi sang istri yang sudah banjir keringat.

"Kita mulai prosesnya, Tuan." Ucap dokter yang sudah siap dengan pakaian hijau khas dokter. Ia meletakkan kedua kaki Doyoung pada penyangga yang terletak di kanan kiri ranjang pasien.

Selenophile [Ilyoung] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang