Kilasan Cerita Jin Bts

44 1 0
                                    

Terpaan angin membuatnya sadar bahwa ia memang butuh tidur. Dari semalam, karena mempersiapkan tugas-tugas untuk hari ini, terlebih untuk "tuannya", ia memang tidak sempat untuk tidur sama sekali. Bahkan, ketika dipanggil untuk makan malam pun ia tidak turun menyapa anjing kecilnya di bawah tangga dan membantu ibunya mengambil piring.

"Lelah, lelah. Kenapa hidup begitu melelahkan?", ucapnya pada diri sendiri.

"Aku terlalu--", dia berhenti bergumam membayangkan tuannya akan marah bila mendengar ia mengeluh.

"--naif", lanjutnya lalu mengulum permen bentuk kaki membuat lidahnya berwarna kemerah-merahan.

Bunyi getaran ponsel membuatnya meraba saku seragam, dan mengambil ponsel itu dari saku tersebut.

Dari TuanMenjengkelkan,
Aku tunggu kau di parkiran pulang sekolah

***

Tuduhan pencurian, dimarahi guru biologi karena lupa mengerjakan tugas, diejek pencuri uang, disuruh bersihkan toilet. Apalagi yang bisa membuat hal - hal buruk itu jauh lebih buruk lagi?

Ada, satu. Tuannya.

"Kenapa kau berjalan lambat sekali?", ucapnya.

"Maaf Tuan, aku memang lambat seperti kura - kura, kau saja yang baru menyadarinya", ucap gadis itu menghapus peluh keringat yang menetes di pelipisnya.

Huft, kenapa matahari panas sekali hingga membakar ubun - ubunku?

"Tidak, kau saja yang berlebihan. Ini tidak terlalu panas", ucap tuannya sambil bersandar di mobilnya, menatap lekat gadis itu.

"Ah, aku lupa, Tuan Seokjin yang terhormat kan bisa membaca pikiran", katanya menekan kata "Tuan".

Reaksi yang tidak pernah ia sangka akan keluar dari makhluk ini adalah ketika dia tersenyum tulus padanya dan memberikannya topi untuk menghalau sinar matahari ke kepalanya secara langsung.

"Ayo pulang, hukumannya hampir berakhir, Lena", ucap Jin padanya. Gadis itu hanya tertunduk malu akan senyuman Jin yang masih terbayang tadi.

"Apa sudah boleh aku memanggilmu seperti biasa?", tanya gadis itu, Lena pada Jin. Tidak ada jawaban, hanya semilir angin yang menemani mereka. Namun, sekilas Lena melihat Jin mengangguk.

"Termasuk mengganti namamu di kontakku seperti semula?", tanya Lena penasaran.

"Sudah boleh, sayang", ucap Jin membuat pipi Lena memanas.

"Ada lagi yang ingin kau tanyakan?", tanya Jin lembut kepada Lena.

"Bangs*t! Aku ingin sekali menyumpahimu dari kemarin bangs*t!", ucap Lena memukul Jin.

Hari itu, permainan Truth or Dare antara mereka berakhir saat Lena memanggil Jin kembali dengan nama bangs*t.

BTS SongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang