2 * * *

68 10 0
                                    

Aku memang sangat mencintai Bryan, sehingga aku begitu terpukul dengan kepergian nya yang begitu cepat, andai saja aku boleh meminta, aku ingin agar Tuhan dapat memberikan kehidupan lagi pada Bryan. Aku tak bisa menahan kepedihan ini.



Aku tertidur, dan aku bermimpi bertemu dengan Bryan, wajah nya begitu cerah, ia tersenyum padaku, tapi saat aku mendekati nya, ia malah pergi menjauh. Aku tak bisa menggapai tangan nya. Semakin aku mendekati nya, semakin jauh ia melangkah.



Aku terbangun dari tidur ku, aku mencari keberadaan Bryan, ternyata semua hanya mimpi, aku hanya bermimpi, Tuhan3 Titik,begitu berat cobaan yang kau berikan padaku, tolong kuatkan aku Tuhan3 Titik,aku tak sanggup seperti ini.



Ini adalah hari kedua setelah kepergian Bryan, aku mulai masuk sekolah, walau aku tak bersemangat, tapi aku tak ingin terlalu larut dalam kesedihan. Bila berada di rumah, aku hanya bisa melamun dan menangis. Aku berharap dengan pergi ke sekolah, aku bisa sedikit melupakan kesedihan ini.



Aku tak bisa berkonsentrasi dalam pelajaran, angan ku melayang jauh entah kemana. Saat itu aku tak sadar bahwa kepala sekolah masuk ke kelas dan memperkenalkan siswa baru. Lagi pula aku tak perduli, aku hanya ingin bersama Bryan.



Bel pulang sekolah telah berbunyi, tiba-tiba murid baru itu menghampiri ku. Ia ingin bicara empat mata dengan ku. Aku mengacuhkan nya dan berlalu dari hadapan nya. Ternyata ia mengikuti ku hingga sampai ke rumah.



Ia memohon padaku, ada hal penting yang ingin di bicarakan dengan ku, aku tetap tak menghirau kan nya, dan aku masuk ke dalam rumah. Aku tak menyangka, ternyata ia masih saja menunggu ku di gerbang rumah ku, kebetulan kamar ku ada di lantai 2, jadi dengan jelas aku bisa melihat nya.



Sudah dua jam berlalu, tapi ia tetap berdiri di sana. Aku sebenarnya kasihan pada nya, hanya saja mood ku sedang tak baik, bisa saja aku malah memarahi nya nanti.



Aku kemudian turun menemui nya, dengan nada yang sedikit emosi, aku menanyakan keperluan nya. " Sorry banget3 Titik,mood gue lagi kurang bagus3 Titik,tolong lo cepet ngomong apa yang mau lo omongin, singkat, padat dan jelas, gue kasih waktu 5 menit, ucap ku pada cowo itu.



"Gini Riz3 Titik,pertama kenalin dulu3 Titik,nama gue Rico, gue tau pasti lo gak nyimak waktu gue perkenalin diri tadi di depan kelas, soalnya gue lihat lo ngelamun. " Ada hal yang penting yang mau gue sampein ke lo,tapi kalo cuma 5 menit, rasa nya gak cukup.



"Udah3 Titikburuan3 Titik,jangan sampe gue berubah pikiran, bentak ku pada Rico. " Oke, Oke3 Titik,sabar, jangan emosi. Kalo gue ngomong ke lo, elo pasti gak percaya, gue ini Bryan Riz3 Titik,kata Rico pada ku.



"Hah3 Titik, lo jangan gila deh, udah..,gue mau masuk, gue males ngeladenin orang gila kaya lo, aku pun kemudian masuk ke dalam. " Riz3 Titik,tunggu Riz3 Titik,Rizkha3 Titik,gue gak bohong Riz3 Titik,gue tau lo pasti gak percaya, suara Rico berteriak meyakinkan ku.



Aku sudah tak perduli, ada-ada saja cowo yang menurut ku kurang waras, heran nya dia ngaku-ngaku sebagai Bryan, Rico itu otak nya udah gak waras, guman ku dalam hati. Dia pasti golongan cowo yang suka modus dan memanfaatkan kondisi Ku yang baru saja kehilangan Bryan.



Aku tak habis pikir, kok bisa Rico ngaku-ngaku sebagai Bryan. Ku intip dari kaca jendela kamar ku, ternyata Rico masih berada di sana. Cowo ini bener-bener gila, dia masih aja ada di depan gerbang rumah ku. Aku tak perduli pada nya, terserah, dia mau menginap di sanapun tak apa-apa.



Jam 10 malam aku kembali melihat keluar, ternyata Rico sudah tak ada lagi disana, aku cukup merasa lega, aku gak mau kalo sampai ada apa-apa dengan Rico, apalagi di depan rumah ku. Semoga saja dia cepet sadar dan gak asal ngaku-ngaku sebagai Bryan.



Pagi nya saat berada di sekolah, ia terus memandangiku. Jujur3 Titik,aku jadi sangat risih di buat nya. Rico menurutku sangat menyebalkan.



*bersambung*

Jangan lupa comen ya guise

7 hari mencari cinta. Tamat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang