Rebirth How A Loser Became A Prince Charming ( Bab 1 - 400 ) ✔️

Bab 253 dan Bab 254

Bab 253: Chaos

Kata-kata tidak bisa mengungkapkan keluhan kepala komite. Penyelenggara memiliki ikatan yang tak terhitung jumlahnya dengan berbagai pihak. Sebagai direktur jenderal yang bertanggung jawab atas keseimbangan di antara mereka, ia sebenarnya adalah boneka para master di belakang layar.

Dia bisa melihat badai di lingkaran hiburan setelah festival, serta noda pada resume-nya.

Akan lebih baik untuk berhenti dari lingkaran dan mencari peluang di tempat lain.

Sementara mereka berdebat, asisten keempat yang bertanggung jawab atas studio foto mengetuk pintu.

Itu terlalu berisik di dalam ruang rapat sehingga tidak ada yang memperhatikan suara. Hanya seorang asisten yang bertugas menyajikan teh yang mendengarnya.

Dia berjalan di sekitar ruangan yang berantakan dan membuka pintu. Asisten keempat berlari masuk dan dikejutkan oleh kekacauan.

Rekannya memperingatkannya, "Mereka akan membunuh kita. Jika ini bukan keadaan darurat, Anda sebaiknya menghadapinya sendiri."

Asisten keempat meledak, berteriak dengan aksen Hunan, "F * ck! Setidaknya mereka berperilaku seperti orang Kristen. Orang-orang di kamar saya berkelahi!"

Suara nyaringnya membuat kerumunan yang bersemangat tenang. Asisten ingin melarikan diri dari kamar.

Direktur menutupi wajahnya tanpa daya. Li Tian selalu membuatku kesulitan.

Li Tian bisa membaca pikirannya. "Itu bukan salahku, bos. Itu karena aturan main. Para wartawan di kamarku bertarung dengan kita! Beberapa orang terluka!"

Direktur menyadari keseriusan situasi dan mencoba mengikuti Li Tian keluar. Kerumunan bergegas maju dengan marah.

"Hei, berhenti! Atasi masalah kita dulu!"

"Kamu tidak setia, Lao Yang!"

Lao Yang tersenyum pahit dan bergegas keluar, stafnya menutupi punggungnya.

Pintunya tertutup. Para produser semua bintang memandang untuk saling memandang dengan putus asa.

Sebenarnya, mereka semua tahu Lao Yang hanyalah kambing hitam yang tidak bisa melakukan apa pun untuk membantu mereka.

Direktur berjalan menyusuri koridor panjang dengan gugup, bertanya pada Li Tian tentang situasinya.

Dia berdiri di luar studio dengan ragu-ragu. Masalah ini sebenarnya ada di bawahnya, tetapi ikan kecil di studio lebih mudah ditangani dibandingkan dengan ikan paus di ruang rapat.

Tanpa memperhatikan kekacauan itu, dia naik ke panggung dan mengambil mikrofon. "Halo! Satu, dua, tiga!"

Suaranya bergema di sekitar studio. "Selamat datang, semuanya! Aku Yang Guang, salah satu direktur. Kami telah mengeluarkan pemberitahuan kepada semua media tentang kualifikasi masuk. Apakah ada masalah? Mengapa kamu begitu gelisah? Berhentilah bertengkar satu sama lain!"

Para reporter di bawah panggung saling bertukar pandang. Reporter dari Kantor Berita Xin Hua [1] angkat bicara, "Halo! Kami ingin tahu apa arti 'biaya masuk media'? Anda menagih kami 700 yuan setiap hari. Sebagai media, kami hanya dibayar sebagai asisten. Tidak panitia pernah menagih kami sebelumnya! Apakah Anda turun dan keluar? Anda pada dasarnya menjual tiket masuk kepada kami! Mari kita perjelas situasinya. Kami adalah media,

Direktur menuangkan baskom berisi air es ke kepalanya.

"Tidak ada biaya, tidak ada pintu masuk. Itu aturan kami. Sebelum pergi, aku sarankan kamu menelepon direkturmu dan biarkan mereka berdiskusi."